Selasa, 23 Juli 2013

Stock Split



Stock Split

Dosen : Ir. Zainal Arifin H. Masri, MM
Makalah  Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pasar Uang & Pasar Modal

KELOMPOK I
Di susun oleh :
Nama                                                      NPM
Nurahman                                          201014500618
Harry Pramono                                  201014500621
Ariyandi                                              201014500623
Nasrullah                                            201014500625

Fakultas            : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Program Studi :  Pendidikan Ekonomi
Universitas Indra Prasta PGRI
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat ( TB Simatupang )
Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530           Tlp. ( 021 ) 7818718




BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

            Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun  dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan  perusahaan, dimana masyarakat diikutsertakan langsung didalamnya.  Masyarakat yang diikutsertakan secara langsung adalah masyarakat yang menanamkan dananya kedalam suatu perusahaan, dengan cara membeli saham dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Informasi merupakan kebutuhan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.  Informasi dapat  mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga apapun keputusan yang diambil  oleh investor jika berdasarkan pada informasi yang ada akan dapat  mengurangi ketidakpastian yang terjadi dan keputusan yang diambil  tersebut diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

            Informasi yang dipublikasikan di pasar modal diantaranya adalah  pemecahan saham (stock split). Informasi ini dapat memiliki nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin dalam mengetahui pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham. Pergerakan harga saham di pasar modal dapat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang beredar di bursa efek atau pasar modal, seperti kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham yang ditawarkan pada publik dan berbagai isu lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan di masa depan.

  1. Rumusan Masalah
Dengan Latar Belakang diatas maka kami rumuskan masalah ini menjadi :
  1. Apakah Stock Split itu ?
  2. Apa sajakah Jenis-jenis Stock Split ?
  3. Apa saja Tujuan Stock Split ?
  4. Apa Manfaat Stock Split ?

  1. Tujuan Penulisan
  1. Untuk memenuhi beberapa syarat dalam proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi.
  2. Memberikan gambaran kepada pembaca, khususnya Mahasiswa dan Mahasiswi tentang Stock Split, Jenis-jenis, Tujuan , dan Manfaatnya.
  3. Melatih mahasiswa dan mahasiswi menulis makalah untuk beberapa mata kuliah yang selanjutnya.












BAB II
PEMBAHASAN


  1. Apakah Stock Split itu ? 
Menurut Hartono (2000:561) “pemecahan saham (stock split) adalah memecah lembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.” Secara umum,  stock split merupakan kebijakan perusahaan dalam memengaruhi jumlah saham yang beredar serta nilai nominal per lembar sahamnya. Perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar yang sebanding dengan perubahan nilai nominal per lembar saham tidak mengakibatkan adanya perubahan struktur modal perusahaan pada saat keputusan pemecahan saham.
Namun, Kieso dkk (2008:327) yang diterjemahkan oleh Emil Salim memandang bahwa “manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin hubungan masyarakat yang lebih baik diperlukan kepemilikan yang lebih luas, oleh karena itu manajer perusahaan ingin memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga berada dalam kemampuan mayoritas calon investor.”
Dalam rangka mengurangi nilai pasar saham perusahaan, tindakan stock split merupakan cara yang dipakai oleh banyak perusahaan. Stock split dapat mengakibatkan likuiditas saham perusahaan yang semakin baik.  “Meningkatnya likuiditas saham setelah stock split dapat muncul akibat semakin besarnya kepemilikan saham dan jumlah transaksi” (Yuliastari, 2008). Hal tersebut didasarkan pada alasan saham dengan nilai nominal yang lebih kecil lebih mudah dijangkau oleh investor kecil. Ketika melakukan pengumuman stock split, dari sudut pandang akuntansi tidak memiliki ayat jurnal dalam pencatatannya akan tetapi dibuat suatu catatan memorandum untuk menggambarkan perubahan nilai nominal per lembar saham dan jumlah saham yang beredar. Jadi stock split merupakan corporate action yang menarik untuk dianalisis. “Walaupun pengumuman pemecahan saham tidak memengaruhi arus kas perusahaan, akan tetapi reaksi yang kemudian muncul dari pasar adalah reaksi positif” (Huang dkk, 2007)

1.      Trading Range Theory
Trading range theory menyatakan harga saham yang terlalu tinggi (over priced) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan” (Mulyanto, 2006). Gejala yang ditimbulkan dari harga pasar saham yang yang terlalu tinggi akan menyebabkan likuiditas saham tersebut untuk diperdagangkan menjadi rendah, sehingga satu corporate action yang dapat dilakukan manajemen adalah dengan melakukan stock split. Ikenberry dkk (1996) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah”. Dengan mengarahkan harga saham pada rentang tertentu, diharapkan semakin banyak pelaku dalam pasar yang akan terlibat dalam perdagangan dan akan meningkatkan likuiditas saham di bursa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dari trading range theory bahwa keputusan stock split dilatarbelakangi adanya tingkat kemahalan harga saham yang tinggi serta memiliki tujuan untuk membuat saham lebih aktif diperdagangkan / likuiditas meningkat. Harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan  kurang  aktifnya  saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga makin banyak investor bertransaksi (Marwata, 2001). Dengan  kata  lain,  harga  saham  yang  terlalu  tinggi  mendorong  perusahaan melakukan stock split. Namun  Copeland,1979  dalam  Rohana, (2003) melaporkan pendapat yang berlawanan dengan pendapat di atas. Ia menemukan bahwa likuiditas saham akan menurun setelah stock split karena meningkatnya biaya transaksi perlembar saham . Dengan nilai transaksi lebih kecil investor harus membayar biaya transaksi yang sama.

2.      Signaling Theory
             Signaling theory menyatakan stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya” (Rohana, 2003). Manajemen adalah pihak yang mengetahui informasi perusahaan secara akurat dan prospek perusahaan di masa akan datang, sehingga berusaha memaksimalkan penyampaian informasi kepada publik agar tidak terjadi asimetri informasi. Oleh karena itu, signaling theory memandang pengumuman stock split sebagai sinyal baik yang ingin disampaikan kepada publik. Adanya sinyal baik yang ingin disampaikan perusahaan melalui stock split menurut Copeland (1979) didasarkan pada alasan bahwa “stock split memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus yang mampu melakukannya, apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik, maka perusahaan tidak akan melakukan stock split. Pasar akan merespon sinyal secara positif jika pemberi sinyal kredibel. Oleh karena itu perusahaan harus menunjukkan kredibilitasnya.
            Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan manajemen bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Manajemen mempunyai  informasi  lebih  tentang  prospek  perusahaan  dibanding  dengan investor.  Stock split  merupakan  upaya  manajemen  untuk  menarik perhatian investor. Stock split memerlukan biaya dan hanya perusahaan berprospek baguslah yang sanggup melakukannya. Sebaliknya jika perusahaan yang tidak mempunyai prospek yang baik mencoba memberikan sinyal tidak valid lewat  stock  split,  akan  tidak  mampu menanggung biaya tersebut, sehingga bukannya stock split akan meningkatkan harga sekuritasnya tetapi akan menurunkannya jika pasar cukup canggih untuk mengetahuinya (Jogiyanto, 1998). Pasar akan merespon sinyal yang positif jika pemberi sinyal kredible. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya pasar.
           Dalam model signaling yang dikembangkan oleh Copeland (1979), stock split memerlukan biaya yang cukup tinggi,  namun merupakan  sinyal  yang  efektif  untuk  menyampaikan  prospek  masa  depan perusahaan.  Stock split menjadi  mahal  karena  meningkatkan  biaya administrasi penerbitan saham dan biaya transaksi investor.

  1. Apa sajakah Jenis-jenis Stock Split ?
Split (pemecahan) saham dilakukan dengan beberapa alasan, tergantung pada tujuan split apakah untuk memperbanyak jumlah saham (split-up) atau memperkecil jumlah saham beredar yang biasa disebut dengan split-down (Samsul, 2006:190).
a.           Split-Up (Pemecahan Naik)
  Tindakan split-up akan meningkatan jumlah saham yang beredar dengan menurunkan nominal per lembar saham di pasar sehingga terjangkau oleh investor. Split 1:2 berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan diganti dengan 2 saham baru tetapi nilai nominal saham baru itu lebih kecil, yaitu ½ dari nominal sebelum pemecahan saham.

b.          Split-Down (Pemecahan Turun)
  Split-down atau reverse split adalah tindakan menurunkan jumlah saham beredar. Tujuan split-down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split-down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham beredar dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi akan tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Split-down 5:1 berarti 5 saham lama diganti dengan 1 saham baru.
Bagi perusahaan yang melakukan stock split tindakan split-up hanya akan menaikkan jumlah saham perusahaan yang beredar dan menurunkan nilai nominal saham, akan tetapi tidak terdapat perubahan dalam jumlah modal maupun ekuitas, begitu pula sebaliknya terhadap tindakan split-down.

  1. Apa saja Tujuan Stock Split ?
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:107), suatu perusahaan melakukan stock split bertujuan untuk:
a.                   Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli / memiliki saham tersebut.
b.           Mempertahankan tingkat likuiditas saham.
c.           Menarik investor yang berpotensi besar guna lebih banyak memiliki saham tersebut.
d.           Menarik investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau.
e.           Menambah jumlah saham yang beredar.
f.            Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham dengan harga saham yang rendah.
g.           Menerapkan diversifikasi investasi.
Secara umum stock split bertujuan mengendalikan harga saham. Dengan demikian saham lebih mudah dimiliki oleh investor kecil serta adanya peningkatan likuiditas saham perusahaan di pasar modal.

  1. Apa Manfaat Stock Split ?
Beberapa pelaku pasar khususnya emiten berpendapat bahwa aktivitas
split dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock split akan menjadi lebih rendah sehingga menambah daya tarik bagi investor. Mc Gough  dalam Indriantoro  (1999)  mengemukakan bahwa manfaat yang pada umumnya diperoleh dari stock split yaitu :
a.           Menurunnya harga saham yang kemudian akan membantu meningkatkan daya tarik investor.
b.           Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.
c.           Mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham dibawah 1 lot/500 lembar) menjadi investor round lot  (investor yang membeli saham minimal 1 lot/500 lembar).
Stock split dianggap memberikan sinyal positif bagi pasar. Pengumuman
stock split mengindikasikan bahwa perusahaan menyampaikan prospek yang baik yang akan meningkatkan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya yang  besar  sehingga  tidak  semua  perusahaan  dapat  melakukannya.  Hanya perusahaan berprospek baiklah yang mampu melakukannya. Karena itu sinyal ini dianggap valid. Meskipun stock split tidak memiliki nilai ekonomis, sinyal  positif yang  mengiringi  pengumuman stock split membuat  pasar  memberikan  reaksi positif terhadap pengumuman tersebut.
Selain  bagi  perusahaan,  stock split juga  dipercaya  beberapa  pihak
membawa keuntungan bagi investor, baik itu investor lama maupun investor baru.
Keuntungan
stock split bagi investor adalah (http://swisscash-net.blogspot.com):
a.               Bagi investor lama:
  Secara tidak langsung investor lama yang jumlah sahamnya belum banyak akan  berkesempatan  untuk  memperoleh  bonus  tambahan  karena  untuk memperoleh bonus tambahan diperlukan minimal 1000 saham.
b.               Bagi investor baru:
  Jika sebelumnya calon investor belum mampu membeli saham emiten, dengan adanya stock split yang mengakibatkan saham menjadi lebih murah maka calon investor jadi mampu membelinya.



BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
1.      Pemecahan saham (stock split) adalah memecah lembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
2.      Ada 2 jenis Stock Split, Split-Up (Pemecahan Naik) dan Split-Down (Pemecahan Turun)
3.      Manfaat yang pada umumnya diperoleh dari stock split yaitu :
a.          Menurunnya harga saham yang kemudian akan membantu  meningkatkan daya tarik investor.
b.      Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.
c.          Mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham dibawah 1 lot/500 lembar) menjadi investor round lot  (investor yang membeli saham minimal 1 lot/500 lembar).







Daftar Pustaka :
-       Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE

-       Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Warfield, Terry D. 2008. Akuntansi Intermediate. Terjemahan oleh Salim, Emil. Jakarta: Erlangga.

-       Yuliastari, Tanti. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005. Tesis diterbitkan . Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/, diakses tanggal 8 September 2012).

-       Mulyanto, Widodo Hari. 2006. Analisis Kinerja Saham Di Seputar Pengumuman Pemecahan Saham. Tesis diterbitkan. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/, diakses tanggal 8 September 2012).
-       Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin. 2003. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi stock split dan dampak yang ditimbulkannya. Simposium Nasional Akuntansi VI,  hal 601-613. (http://blog.umy.ac.id/, diakses tanggal 8 April 2012).
-       Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

-       Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

-       Fahmi, Irham., dan Hadi, Yovi Lavianti. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bandung: Alfabeta.

-       Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.