Stock Split
Dosen : Ir. Zainal Arifin H. Masri, MM
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pasar Uang
& Pasar Modal
KELOMPOK I
Di susun oleh :
Nama NPM
Nurahman 201014500618
Harry Pramono 201014500621
Ariyandi 201014500623
Nasrullah 201014500625
Fakultas : Ilmu
Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Universitas Indra
Prasta PGRI
Jl.
Nangka No.58C Tanjung Barat ( TB Simatupang )
Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530 Tlp. ( 021 ) 7818718
Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530 Tlp. ( 021 ) 7818718
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan
tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi untuk membiayai secara
langsung kegiatan perusahaan, dimana
masyarakat diikutsertakan langsung didalamnya. Masyarakat yang diikutsertakan secara langsung
adalah masyarakat yang menanamkan dananya kedalam suatu perusahaan, dengan cara
membeli saham dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Informasi
merupakan kebutuhan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan
investasi. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi,
sehingga apapun keputusan yang diambil oleh
investor jika berdasarkan pada informasi yang ada akan dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi dan
keputusan yang diambil tersebut
diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Informasi
yang dipublikasikan di pasar modal diantaranya adalah pemecahan saham (stock split). Informasi ini
dapat memiliki nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor
melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin dalam
mengetahui pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham. Pergerakan
harga saham di pasar modal dapat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan
penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang beredar di bursa
efek atau pasar modal, seperti kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan
akan mempengaruhi harga saham yang ditawarkan pada publik dan berbagai isu
lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan di
masa depan.
- Rumusan Masalah
Dengan Latar Belakang diatas maka kami rumuskan masalah ini
menjadi :
- Apakah Stock Split itu ?
- Apa sajakah Jenis-jenis Stock Split ?
- Apa saja Tujuan Stock Split ?
- Apa Manfaat Stock Split ?
- Tujuan Penulisan
- Untuk memenuhi beberapa syarat dalam proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi.
- Memberikan gambaran kepada pembaca, khususnya Mahasiswa dan Mahasiswi tentang Stock Split, Jenis-jenis, Tujuan , dan Manfaatnya.
- Melatih
mahasiswa dan mahasiswi menulis makalah untuk beberapa mata kuliah yang
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Apakah Stock Split itu ?
Menurut
Hartono (2000:561) “pemecahan saham (stock
split) adalah memecah lembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham setelah stock
split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.” Secara umum, stock split merupakan kebijakan
perusahaan dalam memengaruhi jumlah saham yang beredar serta nilai nominal per
lembar sahamnya. Perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar yang
sebanding dengan perubahan nilai nominal per lembar saham tidak mengakibatkan
adanya perubahan struktur modal perusahaan pada saat keputusan pemecahan saham.
Namun,
Kieso dkk (2008:327) yang diterjemahkan oleh Emil Salim memandang bahwa
“manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin hubungan
masyarakat yang lebih baik diperlukan kepemilikan yang lebih luas, oleh karena
itu manajer perusahaan ingin memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga
berada dalam kemampuan mayoritas calon investor.”
Dalam
rangka mengurangi nilai pasar saham perusahaan, tindakan stock split merupakan
cara yang dipakai oleh banyak perusahaan. Stock split dapat
mengakibatkan likuiditas saham perusahaan yang semakin baik. “Meningkatnya likuiditas saham setelah stock
split dapat muncul akibat semakin besarnya kepemilikan saham dan jumlah
transaksi” (Yuliastari, 2008). Hal tersebut didasarkan pada alasan saham dengan
nilai nominal yang lebih kecil lebih mudah dijangkau oleh investor kecil.
Ketika melakukan pengumuman stock split, dari sudut pandang akuntansi
tidak memiliki ayat jurnal dalam pencatatannya akan tetapi dibuat suatu catatan
memorandum untuk menggambarkan perubahan nilai nominal per lembar saham dan
jumlah saham yang beredar. Jadi stock split merupakan corporate action yang menarik untuk dianalisis.
“Walaupun pengumuman pemecahan saham tidak memengaruhi arus kas perusahaan,
akan tetapi reaksi yang kemudian muncul dari pasar adalah reaksi positif”
(Huang dkk, 2007)
1.
Trading Range Theory
Trading range theory
menyatakan harga saham yang terlalu tinggi (over priced) menyebabkan
kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan” (Mulyanto, 2006). Gejala yang
ditimbulkan dari harga pasar saham yang yang terlalu tinggi akan menyebabkan
likuiditas saham tersebut untuk diperdagangkan menjadi rendah, sehingga satu corporate action yang dapat dilakukan
manajemen adalah dengan melakukan stock split. Ikenberry dkk (1996)
dalam penelitiannya berpendapat bahwa “stock
split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang
yang lebih rendah”. Dengan mengarahkan harga saham pada rentang tertentu,
diharapkan semakin banyak pelaku dalam pasar yang akan terlibat dalam
perdagangan dan akan meningkatkan likuiditas saham di bursa. Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan dari trading
range theory bahwa keputusan stock
split dilatarbelakangi adanya tingkat kemahalan harga saham yang tinggi
serta memiliki tujuan untuk membuat saham lebih aktif diperdagangkan /
likuiditas meningkat. Harga saham yang terlalu tinggi (overprice)
menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya stock
split, harga saham menjadi tidak
terlalu tinggi sehingga makin banyak investor bertransaksi (Marwata, 2001). Dengan
kata lain, harga
saham yang terlalu
tinggi mendorong perusahaan melakukan stock split.
Namun
Copeland,1979 dalam Rohana, (2003) melaporkan pendapat yang berlawanan dengan pendapat di atas. Ia menemukan
bahwa likuiditas saham akan menurun
setelah stock split karena
meningkatnya biaya transaksi perlembar saham . Dengan nilai transaksi lebih kecil investor harus membayar biaya transaksi
yang sama.
2.
Signaling Theory
Signaling theory menyatakan
stock split memberikan sinyal yang
positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang
baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya” (Rohana, 2003).
Manajemen adalah pihak yang mengetahui informasi perusahaan secara akurat dan
prospek perusahaan di masa akan datang, sehingga berusaha memaksimalkan
penyampaian informasi kepada publik agar tidak terjadi asimetri informasi. Oleh
karena itu, signaling theory
memandang pengumuman stock split
sebagai sinyal baik yang ingin disampaikan kepada publik. Adanya sinyal baik
yang ingin disampaikan perusahaan melalui stock split menurut Copeland
(1979) didasarkan pada alasan bahwa “stock split memerlukan biaya, oleh
karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus yang mampu
melakukannya, apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik, maka
perusahaan tidak akan melakukan stock split”. Pasar akan merespon sinyal secara positif jika pemberi sinyal
kredibel. Oleh karena itu perusahaan harus menunjukkan kredibilitasnya.
Pengumuman stock split
dianggap sebagai sinyal yang diberikan manajemen
bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. Manajemen mempunyai
informasi lebih tentang
prospek perusahaan dibanding
dengan investor. Stock split
merupakan upaya manajemen
untuk menarik perhatian investor. Stock split memerlukan biaya dan hanya perusahaan berprospek baguslah yang sanggup melakukannya.
Sebaliknya jika perusahaan yang tidak
mempunyai prospek yang baik mencoba memberikan sinyal tidak valid lewat
stock split, akan
tidak mampu menanggung biaya
tersebut, sehingga bukannya stock
split akan meningkatkan harga sekuritasnya tetapi akan menurunkannya
jika pasar cukup canggih untuk mengetahuinya (Jogiyanto, 1998). Pasar akan merespon sinyal yang positif jika
pemberi sinyal kredible. Sinyal yang diberikan
oleh perusahaan yang kinerja masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya pasar.
Dalam model signaling yang
dikembangkan oleh Copeland (1979), stock
split memerlukan biaya yang cukup
tinggi, namun merupakan
sinyal yang efektif
untuk menyampaikan prospek
masa depan perusahaan. Stock split menjadi
mahal karena meningkatkan
biaya administrasi penerbitan
saham dan biaya transaksi investor.
- Apa sajakah Jenis-jenis Stock Split ?
Split (pemecahan) saham dilakukan dengan beberapa
alasan, tergantung pada tujuan split apakah untuk memperbanyak jumlah saham (split-up) atau memperkecil jumlah saham
beredar yang biasa disebut dengan split-down
(Samsul, 2006:190).
a.
Split-Up (Pemecahan Naik)
Tindakan split-up
akan meningkatan jumlah saham yang beredar dengan menurunkan nominal per lembar
saham di pasar sehingga terjangkau oleh investor. Split 1:2 berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan
diganti dengan 2 saham baru tetapi nilai nominal saham baru itu lebih kecil,
yaitu ½ dari nominal sebelum pemecahan saham.
b.
Split-Down (Pemecahan Turun)
Split-down atau reverse split adalah tindakan menurunkan
jumlah saham beredar. Tujuan split-down
adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split-down
dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham beredar dan diganti dengan satu
saham baru yang nominalnya lebih tinggi akan tetapi tidak mengubah total modal
disetor dan total ekuitas. Split-down
5:1 berarti 5 saham lama diganti dengan 1 saham baru.
Bagi perusahaan yang melakukan stock split tindakan
split-up hanya akan menaikkan jumlah
saham perusahaan yang beredar dan menurunkan nilai nominal saham, akan tetapi
tidak terdapat perubahan dalam jumlah modal maupun ekuitas, begitu pula
sebaliknya terhadap tindakan split-down.
- Apa saja Tujuan Stock Split ?
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:107),
suatu perusahaan melakukan stock split bertujuan untuk:
a.
Menghindari harga saham yang terlalu
tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli / memiliki saham tersebut.
b.
Mempertahankan tingkat likuiditas saham.
c.
Menarik
investor yang berpotensi besar guna lebih banyak memiliki saham tersebut.
d.
Menarik
investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal maka
kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau.
e.
Menambah
jumlah saham yang beredar.
f.
Memperkecil
risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham
dengan harga saham yang rendah.
g.
Menerapkan
diversifikasi investasi.
Secara umum stock
split bertujuan mengendalikan harga saham. Dengan demikian saham lebih
mudah dimiliki oleh investor kecil serta adanya peningkatan likuiditas saham
perusahaan di pasar modal.
- Apa Manfaat Stock Split ?
Beberapa pelaku pasar khususnya emiten berpendapat bahwa
aktivitas
split dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock split akan menjadi lebih rendah sehingga menambah daya tarik bagi investor. Mc Gough dalam Indriantoro (1999) mengemukakan bahwa manfaat yang pada umumnya diperoleh dari stock split yaitu :
split dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock split akan menjadi lebih rendah sehingga menambah daya tarik bagi investor. Mc Gough dalam Indriantoro (1999) mengemukakan bahwa manfaat yang pada umumnya diperoleh dari stock split yaitu :
a.
Menurunnya
harga saham yang kemudian akan membantu meningkatkan daya tarik investor.
b.
Membuat
saham lebih likuid untuk diperdagangkan.
c.
Mengubah para investor odd lot (investor yang
membeli saham dibawah 1 lot/500 lembar) menjadi
investor round lot (investor yang
membeli saham minimal 1 lot/500 lembar).
Stock split dianggap memberikan sinyal
positif bagi pasar. Pengumuman
stock split mengindikasikan bahwa perusahaan menyampaikan prospek yang baik yang akan meningkatkan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya yang besar sehingga tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan berprospek baiklah yang mampu melakukannya. Karena itu sinyal ini dianggap valid. Meskipun stock split tidak memiliki nilai ekonomis, sinyal positif yang mengiringi pengumuman stock split membuat pasar memberikan reaksi positif terhadap pengumuman tersebut.
stock split mengindikasikan bahwa perusahaan menyampaikan prospek yang baik yang akan meningkatkan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya yang besar sehingga tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan berprospek baiklah yang mampu melakukannya. Karena itu sinyal ini dianggap valid. Meskipun stock split tidak memiliki nilai ekonomis, sinyal positif yang mengiringi pengumuman stock split membuat pasar memberikan reaksi positif terhadap pengumuman tersebut.
Selain bagi
perusahaan, stock
split juga
dipercaya beberapa pihak
membawa keuntungan bagi investor, baik itu investor lama maupun investor baru.
Keuntungan stock split bagi investor adalah (http://swisscash-net.blogspot.com):
membawa keuntungan bagi investor, baik itu investor lama maupun investor baru.
Keuntungan stock split bagi investor adalah (http://swisscash-net.blogspot.com):
a.
Bagi
investor lama:
Secara tidak langsung investor lama yang
jumlah sahamnya belum banyak akan
berkesempatan untuk memperoleh
bonus tambahan karena
untuk memperoleh bonus tambahan diperlukan minimal 1000 saham.
b.
Bagi
investor baru:
Jika sebelumnya
calon investor belum mampu membeli saham emiten, dengan adanya stock split yang mengakibatkan saham menjadi lebih murah maka calon investor jadi mampu membelinya.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
1.
Pemecahan saham (stock split) adalah memecah lembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar
saham setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
2.
Ada
2 jenis Stock
Split, Split-Up (Pemecahan
Naik) dan Split-Down (Pemecahan
Turun)
3.
Manfaat yang pada umumnya
diperoleh dari stock split yaitu :
a.
Menurunnya
harga saham yang kemudian akan membantu meningkatkan
daya tarik investor.
b.
Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.
c.
Mengubah
para investor odd lot (investor yang
membeli saham dibawah 1 lot/500 lembar) menjadi investor round lot (investor yang membeli saham minimal 1
lot/500 lembar).
Daftar Pustaka :
- Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta:
BPFE
-
Kieso,
Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Warfield, Terry D. 2008. Akuntansi Intermediate. Terjemahan oleh
Salim, Emil. Jakarta: Erlangga.
- Yuliastari, Tanti. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Bid-Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Jakarta Tahun
2001-2005. Tesis diterbitkan . Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro.
(http://eprints.undip.ac.id/, diakses tanggal 8 September 2012).
-
Mulyanto, Widodo Hari. 2006. Analisis Kinerja Saham Di Seputar Pengumuman Pemecahan Saham. Tesis
diterbitkan. Semarang:
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/,
diakses tanggal 8 September 2012).
- Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin. 2003. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
stock split dan dampak yang ditimbulkannya. Simposium Nasional Akuntansi VI,
hal 601-613. (http://blog.umy.ac.id/, diakses tanggal 8 April 2012).
-
Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE.
-
Samsul,
Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen
Portofolio. Jakarta: Erlangga.
-
Fahmi, Irham., dan Hadi, Yovi Lavianti. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bandung: Alfabeta.
- Indriantoro, Nur., dan Supomo,
Bambang. 1999. Metodologi Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.