Jumat, 27 Januari 2012

Pesan Dari Zaman Batu yang Masih Menjadi Misteri


Lukisan atau simbol-simbol yang terdapat di dinding-dinding gua sepertinya adalah asal-usul bahasa tertulis. Pertama kali ditemukan di Perancis dan kemudian ditemukan di berbagai belahan dunia. Kira-kira pesan apa yang bisa kita tangkap dari lukisan atau simbol-simbol ini.


Seorang pengunjung melihat pada dinding-dinding Aula Besar Bulls, gua Lascaux II, Dordogne, Perancis, yang memiliki lukisan-lukisan prasejarah yang indah, sampai sekarang. Hanya baru-baru ini saja para peneliti sudah mulai melihat, setengah lingkaran aneh squiggles, garis dan zigzag yang mengelilingi mereka. Ini mungkin sebuah kunci untuk memahami bentuk-bentuk awal komunikasi manusia.


Lukisan batu ini di Chobe Taman Nasional, Botswana, menggambarkan sebuah eland, gajah dan kijang atau gemsbok. Namun, simbol-simbol yang mengelilingi mereka yang mungkin memegang kunci untuk memahami komunikasi manusia awal.

Garis zigzag tidak muncul sampai 20.000 tahun yang lalu dan 13.000 tahun yang lalu telah menghilang. Bentuk mengular berbentuk sama ada dari 30.000 tahun yang lalu, tetapi juga menghilang dari sekitar 13.000 tahun yang lalu. Simbol serupa telah ditemukan di Australia, Afrika Tengah, Eropa, dan Selatan dan Amerika Utara.


Tangan ini dicat di dinding gua di Rio Pinturas, Argentina. Bentuk tangan yang diciptakan dengan menekan seluruh atau sebagian dari tangan terhadap permukaan, menggunakan cat atau tanah liat.

Meskipun terlihat jelas, simbol ini sangat mengherankan dan langka, ditemukan hanya kurang dari 7 persen dari situs Perancis. Pertama kali ditemukan di Chauvet, dan tampaknya telah menyebar ke berbagai daerah hingga 13.000 tahun yang lalu sampai akhirnya tidak digunakan lagi. Simbol ini juga terdapat di Australia dan Burma.


Simbol Tangan mendominasi mural di sebuah gua asli Australia, menunjukkan seberapa jauh penyebaran simbol tersebut. Terdapat juga simbol spiral di bagian atas atap. Simbol spiral ditemukan di hanya dua situs Perancis, yang mengejutkan para peneliti karena ternyata motif umum dalam budaya ini.

Meskipun langka di Perancis, fitur simbol spiral terdapat pula dalam seni batuan di seluruh dunia, termasuk China, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan.


Lukisan-lukisan ini ditemukan di gua Lascaux II. Simbol berbentuk titik seperti yang jelas terlihat tapi begitu juga yang berbentuk segi empat (di sebelah kiri jangka titik). Simbol berbentuk segi empat ditemukan di 20 persen situs dan telah dihubungkan dengan situs di Afrika Selatan, India dan Selatan dan Amerika Utara.


Simbol-simbol ini ditemukan di gua-gua di Rio Pinturas, Argentina. Lingkaran terkonsentrasi di kiri bawah dianggap sebagai contoh-contoh awal dari synecdoche (menggunakan bagian dari sesuatu untuk mewakili keseluruhan), dan cara yang mewakili ide-ide simbolis daripada realistis. Lingkaran serupa di tempat lain telah digunakan untuk mewakili mata di lukisan kuda dan banteng.


Titik dan garis adalah beberapa simbol yang paling sering ditemukan. Titik-titik dalam berbagai ukuran muncul di 42 persen dari situs Perancis, termasuk yang satu ini di Chauvet. Garis-garis ditemukan di lebih dari 70 persen situs dan muncul dari 30.000 tahun yang lalu sampai 10.000 tahun yang lalu.


Bagaimana dengan di indonesia?

Ternyata tidak kalah banyak juga lukisan atau simbol-simbol yang ditemukan di Indonesia. Penemuan lukisan gua di Sulawesi Selatan untuk pertama kalianya dilakukan oleh C.H.M. Heeren-Palm pada tahun 1950 di Leang PattaE.

Di gua ini juga ditemukan cap-cap tangan dengan latar belakang cat merah. Barangkali ini merupakan cap tangan kiri perempuan. Ada pun cap-cap tangan tangan ini dibuat dengan cara merentangkan jari-jari tangan itu di dinding gua kemudian ditaburi dengan cat merah.

Di gua tersebut juga ditemukan lukisan seekor babi rusa yang sedang melompat dengan panah di bagian jantungnya. Barangkali lukisan semacam ini dimaksudkan sebagai suatu harapan agar mereka berhasil berburu di dalam hutan. Babi rusa tadi digambarkan dengan garis-garis horizontal bewarna merah
Lukisan Anoa pada dinding Gua Sumpangbita, Pangkep, Sulawesi Selatan.




Di Maluku, penemu lukisan dinding gua adalah J. Roder pada tahun 1937, walaupun mungkin masyarakat sekitar sudah mengenal sebelum Roder menemukannya. Roder menemuan lukisan gua sebanyak 100 buah di Pulau Seram, pada dinding karang di atas Sungai Tala. Lukisan yang ditemukan berupa gambar-gambar rusa, burung, manusia, perahu, lambang matahari, dan mata.


Selain ditemukan di Pulau Seram, di Maluku lukisan cadas juga ditemukan di Kepulauan Kei, pada tebing batu karang dengan ketinggian 5-10 meter dari atas permukaan laut. Lukisan-lukisan yang ditemukan di Kepulauan Kei pada umumnya hanya berupa garis lurus saja, tetapi ada yang diberi warna pada bagian dalamnya, khususnya untuk gambar manusia.

Kecuali manusia dengan berbagai adegan (menari, berperang, memegang perisai, dan jongkok dengan kedua tangan terangkat), ada pula pola topeng, burung, perahu, matahari, dan bentuk geometrik.

Gaya lukisan yang ditemukan mirip dengan lukisan yang ditemukan di Pulau Seram, Papua Barat, dan Timor, bahkan lukisan di Australia bagian selatan.

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Ia melewati sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tersebut dengan warna merah

Terdapat di gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di sekitar kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu.

Seni cadas yang paling menarik adalah Gua Tamrin dan Gua Ham karena begitu banyak gambar di dalamnya. Gua Tamrin terletak di dekat sungai Marang, memiliki sejumlah lukisan penari bertopeng yang menutupi seluruh bagian kepalanya. Lukisan tersebut mirip dengan tarian adat yang masih berlangsung pada beberapa suku di Papua.

Sementara itu, di Gua Ham ditemukan pola cap seperti penari, tapir, rusa dan tumbuh-tumbuhan. Chazine berpendapat bahwa pola cap tangan yang di jumpai di dalam gua tersebut merupakan yang paling banyak di dunia.

Lukisan dan simbol-simbol yang terdapat di gua-gua tersebut adalah peninggalan sejarah yang sangat berharga. Sampai-sampai lukisan yang terdapat di gua Lascaux, dibuatkan replikanya sehingga yang asli tetap terjaga.

Read more: http://argakencana.blogspot.com/2011/06/pesan-dari-zaman-batu-yang-masih.html#ixzz1kfPXoWog

Sabtu, 21 Januari 2012

AZAS-AZAS KURIKULUM


AZAS-AZAS KURIKULUM

Dosen:
Askardiya Mirza G
                                                                       Makalah     
 disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
 Kurikulum Pendidikan
Disusun oleh :
Kelompok IV kelas YF
1.      Dina Elva                                NPM   201014501036
2.      Riska Yustikarini                    NPM   201014500647
      3.      Neni Maryana                       NPM   201014500632
4.      Nasrullah                                 NPM   201014500625
5.      Siti Sundari                             NPM   201014500559
6.      Verny Megawati                     NPM   201014500560
7.      Rd Ummul Syahidah              NPM   201014500588
8.      Yeny Irianti                             NPM   201014500589
9.      Nella Chostantia                     NPM   201014500574
10.  Kusmana                                 NPM   201014500604
11.  Nurahman                               NPM   201014500618

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indra Prasta PGRI
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat ( TB Simatupang ) Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530           Tlp. ( 021 ) 7818718



 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kasih-sayang dan petunjukNya kami berhasil  menyelesaikan makalah dengan  judul  Azas-azas Kurikulum. Penulisan makalah ini sesungguhnya adalah sebagian dari syarat untuk mendapatkan nilai semester pada mata kuliah Kurikulum Pendidikan. Oleh sebab itu kami berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan karya yang terbaik menurut kemampuan kami demi untuk meraih nilai yang terbaik pula. Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok dan  mengambil rujukan dari beberapa sumber pustaka yang relevan sebagai bahan referensi, dan juga hasil pencarian di situs internet.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengasuh ibu Askardiya Mirza G yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Pada kesempatan ini pula kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi untuk memperbaiki dan meningkatkan agar penulisan-penulisan makalah kami yang akan datang  bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir kata kami hanya bisa berdo'a semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aaamin.

Jakarta, Januari 2012
                                                                                                             Tertanda



          Penyusun


Daftar Isi                                                                                                                Halaman

Kata Pengantar                                                                                                                 
Daftar Isi                                                                                                                          
BAB I  PENDAHULUAN                                                                                             
  1. Latar Belakang                                                                                                      
  2. Pembatasan Masalah                                                                                      
  3. Perumusan Masalah                                                                                        
  4. Tujuan                                                                                                            
  5. Sistematika Penulisan Makalah                                                                          

BAB II  PEMBAHASAN                                                                                             
  1. Apakah yang Dimaksud Dengan Azas-Azas Kurikulum       ?                           
B.     Azas-Azas Apa Sajakah yang Menjadi Landasan Dalam Kurikulum ?                
C.     Faktor-Faktor  Apa Saja yang Mempengaruhi Pegembangan Kurikulum ?    
BAB III PENUTUP                                                                                                         
  1. Kesimpulan                                                                                                           
  2. Saran                                                                                                                     

Daftar Pustaka                                                                                                                  




 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kepribadian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam mennyelenggarakan pendidikan formal, sebuah lembaga pendidikan membutuhkan kurikulum. Kurikulum ini yang akan di jadikan pedoman dalam pembelajaran agar berjalan secara terstruktur, efektif dan efisien. Dalam membuat kurikulum, seorang guru harus memperhatikan asas–asas kurikulum.

B.     Pembatasan Masalah
Agar pembahasannya tidak melebar kemana-mana makalah ini hanya kami batasi menbahas tentang azas-azas kurikulum dan factor-faktor yang mempengaruhi pengembangannya.

C.    Perumusan Masalah
Kemudian kami rumuskan pembahasann ini menjadi :
1.      Apakah yang dimaksud dengan azas-azas kurikulum ?
2.      Azas-azas apa sajakah yang menjadi landasan dalam kurikulum ?
3.      Faktor-faktor  apa saja yang mempengaruhi pegembangan kurikulum ?

D.    Tujuan
1.      Tujuan Teoritis
Secara teoritis, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami teori-teori dan azas-azas kurikulum serta factor-faktor pengembangannya sehingga bagi penulis dan pembaca dapat menambah wawasan keilmuan dan dapat mengimplementasikannya.


2.      Tujuan Emperis
Secara empiris penulisan makalah ini bertujuan untuk melatih diri untuk membiasakan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan  ide   atau gagasan yang  kami milik.i.

E.     Sistematika Penulisan Makalah
Adapun  kerangka penulisan makalah ini  adalah sebagai berikut :
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I  Pendahuluan
  1. Latar Belakang
  2. Pembatasan Masalah
  3. Perumusan Masalah
  4. Tujuan
  5. Sistematika Penulisan
BAB II  PEMBAHASAN
  1. Apakah yang dimaksud dengan azas-azas kurikulum ?
  2. Azas-azas apa sajakah yang menjadi landasan dalam kurikulum ?
  3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum ?
BAB III  PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran 
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Apakah yang Dimaksud Dengan Azas-Azas Kurikulum ?
    1. Pengertian atau definisi Azas
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, azas artinya dasar. Yang dimaksud dasar disini adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat.
    1. Pengertian atau definisi Kurikulum
Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti Curere yang mempunyai makna jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari permulaan (start) sampai akhir (finish). Dalam bahasa Arab kurikulum mempunyai arti Manhaj yaitu jalan yang terang/ jalan terang yang dilalui oleh manusia pada kehidupannya. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan sebagai rencana dan rancangan sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam jenjang tingkat pendidikan.
Menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1956) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut. " The Curriculum is the sum total of school's efforts to influence learning, whether in the clasroom, on the playground, or out of school." Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler.
Jadi, pengertian azas-azas kurikulum adalah dasar-dasar rencana dan rancangan sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam jenjang tingkat pendidikan. Pengertian lainnya adalah  dasar-dasar segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah.


B.     Azas-Azas Apa Sajakah yang Menjadi Landasan Dalam Kurikulum ?

  1.  Azas Filosofis
Pengembang kurikulum perlu menentukan filosofi tertentu untuk menyelaraskan berbagai macam kepentingan sesuai harapan masyarakat. Masyarakat nenuntut standar kualitas yang tinggi dalam pendidikan. Standar ini kompetensi yang seimbang dalam kecerdasan atau logika, moral dan ahlak mulia atau etika, seni dan keindahan atau estetika serta kekuatan dan kesehatan jasmani atau kinestetika.
Brameld dalam longstreet dan shame mengelompokkan empat paham, yaitu perennalialism, essentialism, progressivism, dan reconstructivism.
    1. Perennalialism
Perennalialism lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran, dan keindahan   warisan budaya serta dampak sosial tertentu. Apabila sebuah kurikulum lebih condong pada paham ini, maka isi kurikulum lebih ditekankan pada bagaimana melestarikan kebudayaan yang telah ada agar tidak ditinggalkan oleh generasi sekarang dan yang akan datang. Akan tetapi perlu diperhatikan agar tidak terjebak pada budaya yang dapat menyebabkan mandeknya kreativitas anak didik, maka diharapkan ketika memasukkan unsur-unsur kebudayaan hendaklah yang bersifat abadi dan dapat dilaksanakan sepanjang masa, misalnya tentang akhlak yang dimiliki nabi dan ulama’-ulama’ pada waktu dulu yang dapat diwariskan pada anak didik.
    1. Essentialism
Essentialism menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan, serta ketrampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Karena anak didik dipersiapkan agar bisa hidup di masyarakat dan sekaligus menjadi anggota masyarakat, maka kurikulum hendaklah dapat mempersiapkan anak didik agar dapat berguna di masyarakatnya. Pengenalan budaya, pemberian pengetahuan, dan ketrampilan diharapkan mampu membekali anak didik ketika hidup di masyarakat.
    1. Progressivism
Progressivism menekankan pada memahami perbedaan individual, berpusat pada siswa, variasi pengalaman belajar, dan proses. Apabila menengok ke belakang, paham ini pernah diterapkan pada kurikulum berbasis Kompetensi, yaitu tentang perbedaan tingkat kecerdasan, perbedaan kreatifitas, perbedaan cacat fisik, kebutuhan peserta didik, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dan pengelompokan peserta didik.
    1. Reconstructivism
Reconstructivism merupakan elaborasi lanjut dari paham progressivism. Pada reconstructivism peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Apabila menerapakan paham ini dalam kurikulum, maka setiap saat dan setiap waktu kurikulum harus dirancang dan dibuat agar bisa mengikuti perkembangan zaman sekaligus menjadikan anak didik sebagai penentu peradaban yang akan datang, jadi kurikulum sekarang adalah bukan untuk masa sekarang tapi untuk masa yang akan datang.
  1.  Azas Psikologis
Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangan, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Untuk membuat kurikulum secara umum, perlu memperhatikan psikologi anak didik. Maka dalam menyusun kurikulum perlu diperhatikan, apakah dengan kurikulum yang ada sudah sesuai dengan perkembangan anak didik, latar belakang sosial budayanya atau faktor-faktor yang lain.


  1. Azas Sosiologis
Karena anak hidup dalam masyarakat, maka anak pun harus dipersiapkan untuk terjun di masyarakat dengan dibekali kemampuan dan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat. Anak perlu dibekali dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan keadaan dan pandangan masyarakat. Pada umumnya masyarakat menilai anggota masyarakat yang lain yaitu dari nilai-nilai yang ada dan berkembang dimasyarakat. Apabila anak tidak mempunyai bekal untuk hidup di masyarakat, maka yang terjadi adalah anak akan berprilaku menyimpang dan bertentangan dengan anggota masyarakat yang lain. Oleh karena itu dalam membuat kurikulum asas sosiologis tidak boleh ditinggalkan.
  1. Azas Organisatoris
Pola-pola Pengorganisasian kurikulum yang sangat penting meliputi Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum, dan Integrated Curriculum:
a.       Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subject) yang terpisah-pisah satu sama lain, ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain dan antara satu kelas dengan kelas yang lain.
Apabila diperhatikan, kurikulum di Indonesia menganut pada asas organisatoris Separated Subject Curriculum, ini dapat dilihat dari banyaknya mata pelajaran yang ada di kurikulum dengan nama yang berbeda-beda, kemudian antara satu kelas dengan kelas yang lain juga berbeda. Mata pelajaran kelas satu tidak mungkin sama dengan mata pelajaran di kelas yang lain.


b.      Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungannya bersangkut paut (correlated) walaupun batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertahankan.
Kurikulum ini juga diperlakukan di Indonesia, ini dapat dilihat bahwa antara kelas yang lebih rendah dengan kelas yang lebih tinggi terdapat hubungan antara satu materi dengan materi yang lain. Misalnya untuk materi sejarah anatara kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 materinya secara berurutan dan masih melanjutkan.
c.       Integrated Curriculum
Kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Kurikulum semacam ini dapat dilihat dalam materi Pendidikan Agam Islam di SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, karena dalam materi Pendidikan Agam Islam memuat beberapa materi yaitu al-Qur’an, akidah, akhlak, syariat, dan sejarah. Berbeda dengan yang ada di MI, MTs, MA, dan Perguruan tinggi Islam yang membuat materi tersebut menjadi sebuah mata pelajaran tertentu yang berdiri sendiri.

C.    Faktor-Faktor  Apa Saja yang Mempengaruhi Pegembangan Kurikulum ?

  1. Pergururan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah :
  1. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

  1. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( seperti UNINDRA, IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana.
  1. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.
  1. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :
  1. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
  2. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
  3. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
  4. Menghargai nlai-nilai kelompok lain
  5. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada
4.      Politik
Wiles Bondi (dalam Sudrajat, 2008) dalam bukunya `Curriculum Development: A Guide to Practice’ turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan pengembangan kurikulum.
Hal ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik, kerana setiap kali tampuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum pendidikan berubah.

5.      Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia
Pengembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai kurikulum yang statis. Oleh karena itu kurikulum harus diubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Kenyataan tersebut jelas menunjukkan bahwa perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang pesat pada kehidupan manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu pengembangan kurikulum haruslah sejajar dengan pembangunan negara dan dunia. Kandungan kurikulum pendidikan perlu menitikberatkan pada mata pelajaran sains dan kemahiran teknik atau vokasional kerana tenaga kerja yang mahir diperlukan dalam zaman yang berteknologi dan canggih ini.
6.      Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Azas-azas kurikulum itu meliputi azas filosofis, azas psikologis, azas sosiologis, dan azas organisatoris.
  1. Azas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat atau cita-cita yang dianut negara.
  2. Azas psikologis menyangkut psikologi anak dan psikologi belajar.
  3. Azas sosiologis menyangkut kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat.
  4. Azas organisatoris melingkupi bagaimana bahan ajar yang akan disajikan dalam proses pembelajaran.
Faktor pengembangan kurikulum meliputi antara lain perguruan tinggi, masyarakat, sistem nilai, politik, pembangunan negara dan  perkembangan dunia, serta iptek.
B.     Saran
Kurikulum itu harus fleksibel, artinya dapat diubah, bila keadaan memerlukan. Kalau kita akui bahwa anak-anak di suatu kelas setiap tahun berbeda, dan keadaan masyarakat pun senantiasa berubah, mau tidakmau  kurikulum itu harus fleksibel, agar kita jangan ketinggalan zaman. Ini tidak berarti, bahwa setiap sekolah bebas sepenuhnya melakukan sekehendak hatinya. Dalam tujuan dan garis-garis besarnya, harus ada persamaan dalam kurikulum, akan tetapi dalam pelaksanaan dan bahannya harus diberi kebebasan untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan anak dan masyarakat.


Daftar Pustaka :

    1. Nasution, S. 1995.  Asas – Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
    2. Oemar, Hmalik. 2007. dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. bandung : remaja Rosydakarya.
    3. Purwaka, toni. http://tonipurwakarta.blogspot.com/2009/01/azas-azas-kurikulum.html
    4. Komalawati, desy. http://desykomalawati.blogspot.com/p/kurikulum-riwayatmu-kini.html
    5. Charyu, an.  http://ancharyu.wordpress.com/2010/02/25/asas-pengembangan-kurikulum/
    6. Truzz, andi. http://andytruzz.blogspot.com/2010/05/asas-asas-pengembangan-kurikulum-andy.html