Minggu, 30 Agustus 2015

AJAIBNYA SEDEKAH

Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 267
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari HASIL USAHAMU YANG BAIK-BAIK dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan JANGANLAH KAMU MEMILIH YANG BURUK-BURUK lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.


Allah adalah MAHA MENEPATI JANJI, dan apa yang tertulis di Alqur'an adalah apa yang langsung diserukan Allah kepada umatnya. Adalah sebuah kerugian besar jika kita tidak yakin akan perkataan langsung Allah tersebut. Coba anda baca dan renungkan apa yang langsung diserukan Allah tentang sedekah di bagian bawah ini:
Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 245
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), MAKA ALLAH MELIPAT GANDAKAN PEMBAYARAN KEPADANYA DENGAN LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Dalam ayat ini Allah dengan jelas mengatakan akan melipat gandakan, DENGAN LIPAT GANDA YANG BANYAK bagi siapa saja yang gemar sedekah. Di akhir kalimat ditekankan bahwa hanya Allah-lah yang bisa melapangkan atau menyempitkan rejeki makhluk ciptaanNya.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 261
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Dalam ayat ini Allah secara jelas menyebut perhitungan matematis saat kita mengeluarkan hartanya untuk sedekah. Jika menurut perhitungan matematis itu berarti sedekah kita akan dibalas hingga 700 kali lipat! Di akhir ayat Allah menekankan akan membalas sedekah itu bagi siapa yang Dia kehendaki.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 274
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Dalam ayat ini Allah menjanjikan bagi siapa saja yang mau bersedekah, Allah akan memeliharanya dari segala bentuk kekhawatiran dan segala bentuk kesedihan. Anda saat ini sedang punya masalah? Makanya ayo segera bersedekah.


Alquran Surah An Nisaa Ayat 114
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
Berdasarkan Firman Allah melalui Surah An Nisa di atas maka metode IPPS ini kami berikan dengan harapan dapat membuka hati saya hati anda dan hati setiap orang yang membuka dan membaca web ini untuk mau dengan ikhlas bersedekah kepada orang dan mau menebarkan semangat sedekah pada orang lain. Allah menjanjikan pahala yang besar bagi siapa yang mau mengajak sedekah orang lain. Makanya, silahkan share-kan web ini pada siapa saja, bisa di Facebook, Twiter, atau blog anda.

Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, makaAllah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Seorang Ustadz tenama Yusuf mansur bahkan memberikan gambaran menganai hitungan hitungan sedekah dengan nama Matematika Sedekah, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah.

Beliau memberikan ilustrasinya sebagai berikut:

10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.

Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:

10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.

Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:

10 - 2 = 28

10 - 3 = 37

10 - 4 = 46

10 - 5 = 55

10 - 6 = 64

10 - 7 = 73

10 - 8 = 82

10 - 9 = 91

10 - 10 = 100

Nah, sungguh menarik bukan? Lihatlah hasil akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita.Ingatlah, balasan 10 x lipat dari Allah itu adalah balasan minimal.Dan, kita pakai balasan dari Allah yang minimal saja sebagai acuan berhitung, yaitu 10 x lipat, tidak usah berhitung yang 700 x lipat. nanti Calkulator anda Error.

Tapi hebabnya Calculator Allah mampu mengitung semua amal yang makluknya. Oleh karena itu, kita perlu merasa rugi besarjika kita hanya mengeluarkan sedekah dengan jumlah minimal. Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT.


 Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah "mata hati" kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah.


Bukankah Allah berfirman, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku". Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan dengan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.




"MARI SALING GERAK MENGGERAKKAN DALAM HAL KEBAIKAN"

Kamis, 13 Agustus 2015

INVANSI PEMIKIRAN

SEORANG  wanita berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.Sang guru berkata, “Saya punya permainan… Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah Kapur!”, jikasaya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!”


Murid-muridnya pun mengerti dan mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.


Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”.


Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, tentu saja murid-murid kerepotan dan kelabakan, dan sangat sulit untuk merubahnya. Namun lambat laun, mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi sulit. Selang beberapa saat, permainan berhenti.


Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. “Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang thil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara, untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya.


Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya.


“Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik nilai. Pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialistis dan permisive kini menjadi suatu gaya hidup pilihan, tawuran menjadi trend pemuda… dan lain lain.”


“Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Ibu Guru kepada murid-muridnya. “Paham buu…”


“Baik permainan kedua…” begitu Bu Guru melanjutkan. “Bu Guru punya Qur’an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri di luar karpet. “Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet?”





Nah, nah, nah. Murid-muridnya berpikir keras. Ada yang punya alternatif dengan tongkat, dan lain-lain. Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya, dan ia ambil Qur’annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.


“Anak-anak, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya… Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak kalian dengan terang-terangan… Karena tentu kalian akan menolaknya mentah mentah. Premanpun tak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar.”


“Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”


“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup kalian, model pakaian kalian, dan lain-lain, sehingga meskipun kalian muslim, tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka… Dan itulah yang mereka inginkan.”


“Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (invasi pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kalian… Paham anak-anak?” “Paham buu!”


“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Islam, Bu?” tanya seorang murid. “Sesungguhnya dahulu mereka terang-terangan menyerang, semisal Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.”


“Begitulah Islam, Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya ambruk. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar.” Kalau saja ummat Islam di Ambon tidak diserang, mungkin umat Islam akan lengah terhadap sesuatu yang sebenarnya selalu mengincar mereka. Paham anak-anak?” “Paham Buu..”


“Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang…” Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya. [PERANG PEMIKIRAN]

KERJA YANG DAPAT MENGHAPUS DOSA

RASULULLAH Saw bersabda, “Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan.” (HR. Tabrani)


Dari hadits tersebut, jelaslah betapa tingginya kedudukan bekerja dalam Islam. Islam mengajarkan bahwa dalam hidup ini sudah seharusnya kita bekerja keras. Allah sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras dalam hidupnya. Sehingga hanya dengan bekerja yang sungguh-sungguh dosa dapat dihapuskan oleh Allah Swt.


Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah.” (HR. Ahmad)


Selanjutnya, “Barang siapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya, maka di waktu sore itu pulalah terampuni dosanya.”





Subhanallah… jelas sudahlah bahwa pekerjaan yang selama ini kita lakoni akan menghapuskan dosa-dosa kita yang menumpuk seperti gunung. Tentunya bekerja yang ikhlas dan diniatkan untuk beribadah akan lebih terasa manfaatnya dibandingkan dengan bekerja yang asal-asalan.


Allah selalu menepati janji-Nya. Maka siapa saja yang ingin diampuni dosa-dosanya, bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan pekerjaan hamba-Nya. Allah akan selalu melihat pekerjaan seorang hamba walau sekecil apapun. Dan Allah akan membalas semua yang dilakukan manusia di muka bumi ini.


Maka mulailah bekerja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Karena bisa jadi pahala shalat kita belum bisa menghapus dosa-dosa kita karena dosa kita yang terlalu besar. Maka hapuslah dosa-dosa kita dengan bekerja yang sungguh-sungguh sesuai dengan Hadits Rasulullah Saw. []


Sumber : Tangan-tangan yang dicium Rasulullah/Syahyuti/Pustaka Hira.

WASPADA TERHADAP DOSA YANG TAK BERHENTI BERBUAH

JIKA kita menginginkan amal kebaikan terus berbuah pahala walaupun kita telah wafat, hindarilah melakukan hal yang sebaliknya: dosa yang terus menerus berbuah walaupun kita telah meninggal dunia. Misalnya dengan mencemooh orang, berfatwa tanpa dasar ilmu, dan menyebarkan tradisi-tadisi yang dilarang oleh agama. Rasulullah SAW bersabda:


“Barangsiapa membuat dalam tradisi yang baik maka ia memperoleh pahala dan pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang membuat dalam islam tradisi yang jelek maka ia mendapat dosa dan dosa orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dosanya sedikitpun,” (HR. Muslim).





Taukah saudaraku? Setiap pembunuhan di muka bumi akan ditanggung oleh putra Nabi Adam as yang pertama, karena dialah orang pertama membunuh manusia. Ibnu Ma’sud ra meriwayatkan, sabda Nabi SAW:


“Tidaklah satu jiwa dibunuh dengan zhalim melainkan anak Nabi Adam yang pertama menanggung dosa darahnya. Karena, dialah orang yang pertama melakukan pembunuhan,” (HR. Bukhari).


Maka dari itu, berniatlah untuk tidak mewariskan dosa sepeninggal kita pada orang lain. Berusahalah agar ketika kita meninggal, dosa-dosa kita pun ikut terkubur. Asy-Syathibi ra berkata, “Alangkah bagusnya orang yang meninggal dan dosa-dosanya juga ikut terkubur bersamanya.”


Sumber: Manajemen Umur/karya: Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim/penerbit:Pustaka at-Tazkia

Inilah Pentingnya Pengetahuan dalam Berwirausaha

BERWIRAUSAHA ternyata tidak semudah yang Anda bayangkan. Dalam berwirausaha bukan hanya keuntungan yang akan Anda dapatkan. Tapi, Anda juga bisa saja mengalami kerugian. Bagi Anda yang ingin berwirausaha, Anda harus memiliki ilmu yang khusus terlebih dahulu. Dengan modal dasar pengetahuan, maka Anda dapat mengetahui bagaimana cara berwirausaha yang baik dan benar.

Seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan khusus terkait dengan bisnis yang akan dijalankan. Tanpa mengetahui seluk-beluk produk atau dinamika market tertentu, seorang wirausaha menempatkan dirinya pada kegagalan. Kurangnya pengetahuan akan membuat keputusan yang buruk dan belajar dari kesalahan yang mahal bukanlah hal yang mudah bagi seorang wirausaha.

Ketika seorang wirausaha men-set bisnis, hanya ada satu peluang yang sempit satu atau paling banyak dua tahun dimana seorang wirausaha harus sukses sebelum dirinya kehabisan sumber atau energi. Terlepas dari pengetahuan khusus, seorang wirausaha juga harus memahami dasar area dan perdagangan bisnisnya dengan cepat, mulai dari akun dan administrasi sampai marketing dan produksi.




Bekal kewirausahaan berupa pengetahuan perlu dimiliki. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah :

a) Bekal pengetahuan bidang mengenai usaha yang dimasuki atau dirintis dan lingkungan usaha yang ada di sekitarnya.

b) Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

c) Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.

d) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Dengan adanya pengetahuan tersebut, maka seorang wirausaha dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif yang tercermin dalam:

• Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up).

• Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative).

• Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity).

• Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing).

• Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

Untuk menjadi wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil. Karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil. [rika/islampos/indraharsono12/zudi-pranata

TAKUT KEPADA ALLOH

Setiap orang pasti pernah merasakan takut, mulai dari takut digigit ular, takut kehilangan jabatan, hingga takut kepada Tuhan. 

Dalam psikologi agama, sebagian manusia mencari dan membutuhkan Tuhan, antara lain karena adanya rasa takut dalam diri terhadap kekuatan gaib. 

Manusia takut kepada kekuatan dahsyat yang ada di alam raya ini, seperti gunung meletus, angin puting beliung, banjir bandang, tsunami, dan sebagainya, sehingga membuatnya mencari pelindung, pemberi rasa aman dan keselamatan hidupnya.

Secara psikologis, takut adalah kondisi psikis (kejiwaan) yang diliputi rasa khawatir, kegalauan, ketakutan, was-was, atau kurang nyaman terhadap sesuatu yang tidak disukainya  itu jika terjadi pada dirinya. Takut  bisa saja menjadi energi positif, jika dimaknai secara postif, demikian pula sebaliknya.

Kata takut dalam al-Qur’an, antara lain, dinyatakan dengan khauf dankhasyyah. Kata khauf lebih umum daripada kata khasyyah. Khasyyahmenunjukkan rasa takut yang lebih spesifik, dan disertai pengetahuan (ma’rifah).
Khasyyah disematkan kepada ulama (ilmuwan, saintis yang takut kepada Allah). Hal ini seperti diisyaratkan oleh firman-Nya: “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS. Fathir [35]: 28)

Takut dalam arti khasyyah hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu seperti Nabi SAW sesuai dengan sabdanya: “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling takut kepada Allah di antara kalian”.
Sedangkan takut dalam arti khauf cenderung dimaknai menghindar dan lari dari yang ditakuti. Akan tetapi, khasyyah  merupakan takut yang cenderung berpegang teguh kepada ilmu atau pengetahuan akan yang ditakuti dan kepada kebesaran-Nya.

Dalam kajian akhlak tasawuf, takutnya Mukmin harus dimaknai secara positif, yaitu rasa takut yang menyebabkannya melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya. 

Jika rasa takutnya meningkat, Mukmin tidak merasa cukup dengan hanya melaksanakan kewajiban, melainkan juga melengkapinya dengan amalan sunnah, dan menjauhi hal-hal yang berbau syubhat (grey area, abu-abu, samar-samar status hukumnya).

Setidak-tidaknya ada enam hal yang harus ditakuti Mukmin, yaitu, pertama, takut siksa Allah yang ditimpakan kepadanya karena dosa-dosa yang pernah diperbuatnya. 

Kedua, takut tidak dapat menunaikan kewajiban kepada Allah SWT dan kepada sesama. Ketiga,  takut tidak diterima amal ibadah yang dilakukannya, sehingga amalnya menjadi sia-sia belaka.

Keempat,  takut dihadapkan kepada aneka fitnah (akibat perilakunya) dan kemurkaan Allah yang akan menimpanya di dunia. Kelima,  takut su’ul khatimah (akhir kehidupan atau kematian yang buruk). Keenam, takut azab kubur, pengadilan dan azab Allah di akhirat kelak.

Oleh karena itu, menurut Ibn al-Qayyim al-Jauziyah, takut kepada Allah SWT itu hukumnya wajib. Karena takut kepada Allah itu dapat mengantarkan hamba untuk selalu beribadah kepada-Nya dengan penuh ketundukan dan kekhusyukan. 

Siapa yang tidak takut kepada-Nya, berarti ia seorang pendosa, pelaku maksiat. Karena tidak takut kepada Allah, koruptor semakin merajalela, semakin serakah, dan tidak lagi memiliki rasa malu.

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman. (QS. Ali Imran [3]: 175)

Muslim yang memaknai takut secara positif pasti akan bervisi masa depan, menyiapkan generasi yang tangguh, kuat, dan unggul. 

Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (QS. an-Nisa’ [4]: 9)

Di atas semua itu, memaknai takut secara positif dapat mengantarkan hamba meraih dan merengkuh rasa cinta paling tinggi, yaitu ridha, sehingga pada gilirannya dapat meraih surga-Nya. 

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. al-Bayyinah [98]: 8)

Takut kepada Allah SWT menjadikan hamba semakin dekat dan intim dengan-Nya, sehingga ia tidak lagi takut kehilangan jabatan,  takut kepada atasan, atau takut tidak memiliki masa depan. Wallahu a’lam bish-shawab

Mengenali Ciri Khas Emosi Anak

LAYAKNYA orang dewasa, anak pun memiliki perasaan yang berbeda-beda. Adakalanya ia merasa senang, sedih juga emosi. Ketika berada dalam perasaan emosi, ia akan mengeluarkan ekpresi yang berbeda dari orang dewasa. Lalu, seperti apa ya ciri khas emosi anak?


Berikut ada beberapa ciri khas emosi pada anak.


1. Emosi yang kuat


Anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius. Anak pra remaja bahkan bereaksi dengan emosi yang kuat terhadap hal-hal yang tampaknya bagi orang dewasa merupakan soal sepele.


2. Emosi seringkali tampak



 Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi mereka meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukuman. Mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi. Kemudian mereka mengekang ledakan emosi mereka dan bereaksi dengan cara yang lebih dapat diterima.


3. Emosi bersifat sementara


Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis, atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang merupakan akibat dari 3 faktor, yaitu :


a. Membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang.b. Kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi karena ketidakmatangan intelektual dan pengalaman yang terbatas.c. Rentang perhatian yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan. Dengan meningkatnya usia anak, maka emosi mereka menjadi lebih menetap.





4. Reaksi mencerminkan individualitas


SEMUA bayi yang baru lahir pola reaksinya sama. Secara bertahap, dengan adanya pengaruh faktor belajar dan lingkungan, perilaku yang menyertai berbagai macam emosi semakin diindividualisasikan. Seorang anak akan berlari keluar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya mungkin akan menangis dan anak lainnya mungkin akan bersembunyi dibelakang kursi atau dibalik punggung seseorang.


5. Emosi berubah kekuatannya



Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat berkurang kekuatannya, sedangkan emosi lainnya yang tadinya lemah berubah menjadi kuat. Variasi ini sebagian lagi oleh perkembangan intelektual, dan sebagian lainnya oleh perubahan minat.


6. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku


Anak-anak mungkin tidak memperhatikan reaksi emosi mereka secara langsung, tetapi mereka memperlihatkan secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup seperti menggigit kuku dan menghisap jempol. [rika/islampos/lumoshine/atikasusanti]

Ini Dia Arti Istilah Bahasa Arab yang Biasanya Digunakan di Sekitar Kita

INTERNET membuka semua akses ilmu pengetahuan yang bisa dikatakan lengkap. Termasuk juga soal bahasa Arab. Karena para pemakainya juga merupakan aktivis dakwah, maka lumrah sekarang kita dapati istilah-istilah bahasa Arab yang sangat akrab di sekeliling kita. Nah apa saja artinya?




1. Akh (saudara pria 1 orang)

2. Akhi (saudaraku pria 1 orang)

3. Ukht (saudari perempuan 1 org)

4. Ukhti (saudariku perempuan 1 org)

5. Ikhwan/ikhwah (saudara pria banyak)

6. Akhawat (bukan akhwat, saudari perempuan banyak)

7. Ana (saya, dalam bahasa Betawi digunakan ane)

8. Anta (Anda, untuk laki-laki. Dalam bahasa Betawi digunakan ente)

9. Anti (Anda, untuk perempuan)

10. Antum (Kalian, untuk laki-laki banyak. Tapi kata ini sering juga digunakan untuk Anda (1 laki-laki), dalam rangka penghormatan). Misalnya ketika berbicara kepada yang lebih tua atau dihormati, digunakan kata Antum meskipun orangnya satu.

11. Jazaakallah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, untuk saudara laki-laki 1 orang).

12. Jazakumullah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, untuk laki-laki banyak, bisa juga digunakan untuk campur laki-laki dan perempuan banyak)

13. Jazaakillah (perempuan 1 orang)

14. Wa iyyaka (semoga engkau juga dibalas dengan kebaikan, jawaban bagi yang mengucapkan jazaakallah, untuk laki-laki)

15. Wa iyyaki (sama dengan: no 14, tapi untuk perempuan)


16. Syukran (terima kasih, bisa untuk laki-laki atau perempuan)

17. Afwan (sama-sama, jawaban untuk org yg mengucapkan syukran) Tapi, afwan secara asal artinya: maaf. Karenanya biasa digunakan di awal pembicaraan. Misal : afwan, ana telat. (Maaf, saya terlambat). Padahal, kalimat ini jarang digunakan oleh orang Arab.

18. Ittaqillaah haitsumma kunta (bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada)

19. Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsumma kunna (semoga Allah mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada)

20. Allahummaghfir lana wal muslimin (ya Allah ampunilah kami dan kaum muslimin)

21. Syafakallah (semoga Allah menyembuhkanmu : laki-laki, Syafakillah : perempuan) Syafahallah lebih dari satu orang.

22. Fii amaanillah (Semoga dalam lindungan Allah)

23. Ilalliqa’ (Sampai ketemu lagi, diucapkan oleh orang yang mau pamit)

24. Ma’as salaamah (semoga dalam keselamatan, dijawab oleh yang dipamitin)

25. Baarakallah fiikum (semoga Allah memberkahi pada kalian) Barakallah fikum/Allahu yubarik fikum, semoga Allah memberikan kalian berkah.

26. Baarakallahu laka (sama dengan no 25, khusus buat laki-laki)

27. Baarakallahu laki (sama dengan no 26, khusus perempuan)

28. Ahsanta (Engkau bagus, untuk laki-laki 1 orang. Biasanya digunakan buat memberikan pujian ketika seseorang melakukan keberhasilan)

29. Ahsanti (sama dengan no 28 untuk perempuan 1 orang)

30. Na’am (Ya, buat laki-laki atau perempuan), La (Tidak, buat laki-laki atau perempuan



31. Shahih (Benar)

32. Yakfi (Cukup. Dalam bahasa Inggris sama dengan kata enough).

33. Tafadhdhal (silakan, untuk laki-laki 1 orang, tapi bisa juga untuk umum).

34. Tafadhdhalii (silakan, untuk perempuan 1 orang)

35. Mumtaaz (Keren, bagus banget, untuk pujian)

36. Laa Adri (Tidak tahu)

37. Shadaqta (engkau benar, untuk laki-laki. untuk perempuan : shadaqti)

38. Allahul musta’an (hanya Allah-lah tempat kita memohon pertolongan)

39. Wa anta kadzalik : (begitu juga kamu)

40. Ayyu Khidmah ( ada yang bisa dibantu?)

41. Hafizhanallah (semoga Allah menjaga kita)

42. Zadanallah ilman wa hirsha (semoga Allah menambah kita ilmu dan semangat)

43. Allahu yahdik (semoga Allah memberimu petunjuk/hidayah)

44. Hadaanallah (semoga Allah memberikan kita petunjuk/hidayah). [berbagai sumber]

JIKA INGIN MENGUBAH DUNIA

SEORANG lelaki yang baru menikah tinggal menumpang di rumah mertuanya. Beberapa saat tinggal bersama, akhirnya ia demikian kesal dengan ibu mertuanya yang menurutnya sangat brengsek, cerewet, bawel, bossy, dan angkuh sekali.


Setelah dua tahun, baginya cukup sudah penderitaan itu. Ia memutuskan untuk mengakhiri dengan berencana membunuh ibu mertuanya. Setelah memutar otak, ia pergi mendatangi seorang Pak tua yang paling sakti di daerahnya.


Usai bercerita dengan penuh kegeraman, Pak Tua pun tersenyum dan mengangguk-angguk. Diberinya sebotol cairan yang menurut petunjuk Pak tua adalah racun yang sangat mematikan. Syaratnya harus diberikan sedikit demi sedikit selama 2 bulan, dan dalam memberikan ia diharuskan bersikap manis, berkata lebih sopan, serta selalu tersenyum.


Hal ini untuk membuat si mertua supaya tidak mencurigainya. Dengan penuh kesabaran, hari demi hari ia mulai meracuni si mertua, tentunya dengan sikap manis, tutur kata yang lebih santun serta senyum yang tidak lepas dari mulutnya.


Perlahan namun pasti ia mulai melihat perubahan pada mertuanya. Ada satu hal yang membuatnya bingung, setelah satu bulan ia meracuni mertuanya, kelakuan mertua ini justru berubah menjadi demikian baik padanya.


Sikapnya berubah 180 derajat dari sebelumnya, ia mulai menyapa lebih dahulu setiap kali ketemu. Pikirnya, ini pasti akibat awal dari racun itu, yakni adanya perubahan sikap sebelum akhirnya meninggal.


Mendekati hari ke-40 sikap mertua semakin baik dan hubungan dengannya semakin manis, ia mulai membuatkan minum teh di pagi hari, menyediakan pisang goreng dan seterusnya. Sebuah perilaku mertua yang dulu tidak pernah ia bayangkan akan terjadi.





Puncaknya pada hari ke-50 mertua memasakkan makanan yang paling ia sukai, bahkan di pagi harinya ia terkejut saat mendapati bajunya sudah dicuci bahkan diseterika oleh si mertua. Tak ayal lagi, hati kecilnya mulai memberontak. Muncullah rasa bersalah yang makin hari makin menguat.


Pada hari ke-55, sudah tak terbendung lagi penyesalan itu, karena melihat perubahan si ibu mertua yang menjadi sedemikian sayang padanya. Akhirnya pergilah ia ke pak tua itu lagi, dengan terbata-bata penuh penyesalan dan rasa berdosa ia memohon-mohon untuk dibuatkan penangkal racun yang pernah diberikan padanya.


Dengan senyum bijaksana pak tua itu berkata “Cairan yang kuberikan padamu dulu itu bukanlah racun, namun air biasa yang kuberi warna saja. Sikap mertuamu yang berubah menjadi sayang padamu, disebabkan karena sikap dirimu yang terlebih dahulu berubah menjadi lebih ramah, lebih santun dan selalu tersenyum padanya.”


Sikap buruk/penolakan orang lain, hanyalah sebagai akibat/reaksi atas sikap buruk kita padanya. Kalau mau mengubah orang lain, kitalah yang berubah dahulu.


Sahabat…


Saat kamu ingin merubah dunia alangkah baiknya jika lebih dahulu membaca kutipan hikmah dibawah ini.


“Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini.”


Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita hati yang lembut yang sabar menanti setiap proses dalam kehidupan ini. 

7 Hal Pembuka dan Pelancar Rezeki

REZEKI dalam Islam merupakan hal yang ghaib,seperti jodoh dan kematian. Maka ada cara-cara untuk menjemput dan menggapainya. Di bawah ini adalah tujuh cara di antaranya membuka pintu rezeki secara islami, dan tidak melanggar aturan-aturan Allah.


Tujuh hal tersebut adalah sebagai berikut :




1. Bersyukur.

Ini adalah kunci pertama dan utama membuka rezeki, karena Allah berjanji dalam Al-Qur’an akan menambahkan nikmat kepada hambanya yang pandai bersyukur. Bersyukur disini adalah bersyukur dari apa saja yang Allah berikan kepada kita, baik itu terlihat baik oleh kita maupun tidak. Karena bisa jadi, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah SWT. Oleh sebab itu maka kita harus selalu mensyukuri apapun yang Allah karuniakan kepada kita. Begitu banyaknya nikmat Allah yang kita tak pandai dalam mensyukurinya. Mulailah bersyukur untuk membuka pintu rezeki.



2. Shalat dhuha


Shalat ini adalah shalat pembuka rizki, dilakukan pada siang hari, pada saat matahari sepenggalan naik. Jumlah raka’atnya dari dua sampai dua belas raka’at. Dalam do’a shalat ini terkandung permintaan tentang rezeki yang sangat luas, baik rezeki yang dari langit, dari bumi, dari laut, dari sedikit meminta agar dibanyakkan, dari sulit meminta untuk dimudahkan. Jika dilakukan sesering mungkin, insyaAllah shalat ini akan membuka pintu rezeki, bahkan dari arah yang tidak kita sangka-sangka.




3. Birrul waliddain (patuh kepada kedua orang tua).


Hal yang satu ini tidak harus diragukan lagi, karena ridha Allah tergantung ridha dari orang tua. Patuh kepada keduanya merupakan jalan yang tidak bisa disangsikan lagi untuk membuka pintu rezeki. Maka, patuhlah kepada kedua orang tua niscaya ridha Allah akan bersamamu.




4. Menikah.


Ini juga salah satu cara untuk membuka pintu rezeki, karena dalam menikah ada keberkahan ,ada setengah kesempurnaan agama setiap manusia. Jika setengahnya lagi dilakukan dengan taqwa kepada Allah, tidak mustahil dan sudah barang tentu hal ini akan membuka pintu rezeki yang seluas-luasnya. Ketika dalam pernikahan diberikan keturunan, seorang perempuan akan menjadi seorang ibu, yang do’anya terkabulkan tidak terbantahkan. Do’anya ajaib, dan do’anya akan menembus langit tanpa ada yang menghalangi. Dan jika seorang suami dan istrinya berdo’a, apalagi di pertengahan malam, maka Allah pun berfirman, “Dia malu tidak mengabulkan doa pasangan suami istri tersebut,atas dasar inilah menikah mampu membuka pintu rezeki,maka yang belum menikah, menikahlah.”




5. Membaca istigfar.


Melazimkan istigfar dalam jumlah yang banyak dan terus menerus, selain akan menghapuskan dosa-dosa kecil, juga akan membuka pintu rezeki. Karena dosa jugalah yang menghambat dan mempersempit rezeki. Dengan berdosa seseorang akan jauh dari keberkahan Allah, sehingga rezeki akan sulit datang. Namun dengan istigfar, perlahan-lahan dosa akan terhapuskan dan insyaAllah dapat membuka dan memperlancar rezeki. Maka perbanyaklah membaca istigfar.




6. Membaca shalawat.


Keistimewaan membaca shalawat salah satunya adalah dapat membuka pintu rezeki, karena kemuliaan baginda Nabi Muhammad SAW. Maka dengan membacanya, akan membawa keberkahan dalam hidup. Perintah membaca shalawat ini tertuang dalam Al-Quran dan Hadis, sehingga tidak disangsikan lagi khasiat dari membaca shalawat ini.




7. Sedekah.



Sedekah merupakan kunci yang paling ampuh untuk membuka pintu rezeki. Ada istilah yang mengatakan, jika ingin dapat rezeki dadakan, maka sedekahnya harus dadakan. Jika ingin dapat senyuman, harus sedekah senyuman, jika ingin dapat uang banyak sedekahnya harus memakai uang dan juga banyak. Allah akan melipatgandakan pahala sedekah ini, dari sepuluh menjadi beratus-ratus kali lipat, dan ini sudah banyak terbukti.



 Itulah tujuh cara untuk membuka dan memperlancar pintu rezeki. Selamat mempraktikkan, semua tergantung dan kembali kepada diri kita masing-masing. Jika kita bisa memperaktikkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, insyaAllah dengan izin Allah SWT, rezeki kita akan dibukakan, dilancarkan dan dimudahkan. Allahu  A’lam.