Jumat, 21 Oktober 2016

Tanda-tanda Munculnya Dajjal dan Danau Tiberias

Danau Tiberias adalah danau air tawar yang terletak di antara bagian bawah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah dan Dataran timur kota Galilea Palestina. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166 km2. Bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 M. Danau ini secara geografis terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis Israel. Danau yang terletak pada posisi 213 di bawah permukaan laut ini terhitung sebagai danau air tawar terendah di dunia, dan danau kedua terendah secaa umum setelah danau Laut Mati yang berasa asin. Danau Tiberias merupakan sumber pasokan utama kebutuhan air bersih Penduduk Palestina dan penjajah Israel. Selain itu Danau ini merupakan lokasi penting bagi pemeluk Semua agama samawi.





Orang-orang Yahudi mernbangun permukiman mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat posisinya yang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki, Wilayah ini pun menjadi kawasan wisata elit bagi militer dan pemerintah Israel. Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat dan bersenang-senang, sehingga terkenal sebagai tempat berselingkuh para prajurit dan pejabat militer Israel, demikian juga dengan sebagian politisi dan tokoh-tokoh mereka. Demikian sepintas tentang danau Tiberias saat ini.





Adapun keterkaitannya dengan kemunculan Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu menjadi musibah bagi kita semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin dekat, sedangkan kedatangannya itu akan membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di mana saja mereka berada; sebagian besar manusia terkena fitnah tersebut. Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki surga dan neraka. Dalam keterangan tentang Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah yang terbanyak mendatanginya sehingga para laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka, mengikat mereka dengan kuat, karena takut wanita-wanita itu keluar menemui Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hal yang paling saya takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal.”





Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok Dajjal ini, berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Fatimah bind Qais radhiyallahu ‘anha. Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa dia berkata, “Saya mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru: Shalat Jama’ah! Shalat jama’ah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka saya pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saya berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.
Beliau tertawa kemudian berkata,’Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa saya kumpulkan?’
Para Shahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.





Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keIslamannya dan menceritakan kepada saya kejadian yang sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada saya bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?’


Makhluk itu berkata, Aku adalah Jassasah (Pengintai).’

Mereka bertanya, Apa itu Jassasah?’

Makhluk tu menjawab, ‘Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada digedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian.’

Tamim berkata, ‘Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?’

Dia menjawab, kalian mampu menemukanku, beritahu saya siapa kalian ini!’

Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, ‘Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu  dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?’

Dia menjawab, Aku adalah jassasah (Pengintai).’

Kami pun berkata, Apakah jassasah itu?’

Dia berkata, ‘Pergilah temui laki-laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian!’

Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan menyangka dia adalah setan.

Laki-laki besar itu berkata, ‘Beritahukan kepada saya tentang kebun kurma Baisan!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, ‘Tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?’ Kami berkata, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Ketahuilah karma-karma itu hampir tidak lagi berbuah.


Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tenting apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.


Beritahu saga tentang sumber air Zagar!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?’ Kami menjawab, ‘Ya, airnya banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.’


Dia berkata, ‘Beritakan kepada saya tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?’ Mereka menjawab, ‘Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib,’ Dia berkata, Apakah orang-orang Arab memerangi mereka?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Dia berkata, Apa yang dilakukannya kepada mereka?’ Maka kami pun memberitahurnya bahwa telah tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya. Dia berkata, ‘Itu sudah terjadi?’ Kami menjawab, ‘Ya,’ Dia berkata, jika demikian maka yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir saya menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.”‘



Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, ‘Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?’ Para hadirin menjawab, ‘Benar,’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, ‘Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur!’ Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “Maka saya pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”



Dengan demikian tidak asing lagi bagi kita semua bahwa turunnya permukaan air Danau Tiberias merupakan salah satu pertanda semakin dekatnya kemunculan Dajjal. Zionis Israel saat ini dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air Danau berkurang secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian bahkan masa depan mereka di bumi penjajahan. Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis membuat garis merah dan garis hitam untuk mengontrol debit air Danau. Sungguh mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16 M. Terakhir Menteri Pertanian Zionis menyatakan secara terbuka melalui kantor berita mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan. Berita ini tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi kita umat Islam, karena penurunan permukaan air danau Tiberias adalah salah satu tanda dekatnya waktu kemunculan Dajjal.
Tiberias 04
Saya teringat bahwa Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat, ketika mendengar berita turunnya permukaan air danau Tiberias, beliau menangis dan berkata, “Inilah zaman kemunculan Dajjal.”
Untuk melengkapi tulisan ini, bersama ini kami lampirkan foto-foto yang menguatkan informasi tentang sudah dekatnya masa kemunculan Dajjal. Kesimpulan ini berdasarkan hadirs yang memberitakan akan menyusutnya debit air danau Tiberias empat belas abad yang lalu dan sekaligus juga memberitakan perihal kemunculan al-Masih ad-Dajjal.
Silahkan bandingkan antara pasangan-pasangan gambar yang kami tampilkan, yang mana salah satunya menunjukkan kondisi Danau dengan debit air masih tinggi dan berikutnya kondisi air Danau saat ini.
Tiberias 02

Sumber: Dikutip dari Majalah Qiblati, Edisi 04 Tahun VIII. Dipublikasikan ulang oleh akhirzaman.info

Sabtu, 24 September 2016

Perang Salib Ulama Betawi Melawan Belanda-Portugis




REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Alwi Shahab

Thomas Stamford Raffles yang berkuasa pada masa pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816) pernah memuji kegigihan dakwah para ulama Betawi. Raffles selama lima tahun di Nusantara lebih banyak tinggal di Batavia, ibu kota Hindia Belanda. Dia tinggal di Rijswijk (kini Jl Segara), di gedung yang sekarang menjadi Bina Graha (sebelah Istana Negara).

Dulu, gedung ini pernah dinamai Raffles House. Dalam salah satu pidatonya pada peringatan ulang tahun Bataviasch Genootschap --lembaga kesenian yang para anggotanya beragama Kristen-- Raffles meminta mereka belajar pada keberhasilan para ulama dalam menyebarkan Islam.

Terutama cara-cara pendekatan mereka dalam mengajarkan Alquran yang kala itu menjadi bacaan dan pelajaran di kampung-kampung Betawi. Tampaknya, seperti juga Portugis dan Belanda, penguasa Inggris ini khawatir terhadap perkembangan Islam, hingga ia meminta organisasi Nasrani ini mencari jalan keluar mengimbangi dakwah para mubaligh.

"Jika kesuksesan para mubaligh itu dibiarkan, mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang berbahaya bagi kelangsungan penjajahan," kata Letnan Jenderal Gubernur Inggris itu.


Perang Salib Diteruskan Belanda di Betawi
Seperti layaknya meneruskan perang salib, sekalipun tidak sekeras Portugis, Belanda juga menunjukkan kebencian terhadap Islam, termasuk terhadap para mubaligh dan kiai --figur yang dihormati di masa penjajahan. Menurut Risalah Rabithah Alawiyah, pada 1925 pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan yang membatasi ruang gerak kegiatan dakwah dan pendidikan.

Di antaranya, tidak semua orang dapat memberikan pelajaran agama atau mengaji. Kebijakan ini --sekalipun oleh para ulama Betawi tidak diindahkan-- lantaran sejak lahirnya Jamiat Kheir pada 1905 banyak lembaga pendidikan Islam bermunculan.

Sejak zaman VOC, kedatangan Belanda di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam Hak Actroi VOC terdapat suatu pasal berbunyi, "Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh berperang. Dan, harus memperhatikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah."

Karena tekanan yang demikian keras dari penjajah, HAMKA yang selama bertahun-tahun tinggal di perkampungan Betawi mengemukakan kekagumannya terhadap keteguhan orang Betawi memeluk Islam. Menurut HAMKA, antara penjajah dan anak negeri bagaikan minyak dan air -- meskipun keduanya dimasukkan ke dalam satu botol tapi tidak akan bisa menyatu.
Menurut HAMKA, kalau para perantau yang datang ke Betawi banyak meneruskan pendidikannya ke Belanda atau negara Eropa lainnya, orang Betawi belajar agama di Arab Saudi. Kemudian di antara mereka banyak yang berkedudukan cukup baik. Di antara mereka terdapat Syaikh Junaid Al-Betawi, kelahiran Pekojan, Jakarta Barat. Pekojan, pada abad ke-19 dan 20, banyak menghasilkan ulama terkemuka.



Bermukim di Saudi
Pada 1925, ketika Raja Ali takluk kepada dinasti Saudi, Raja Saud meminta supaya orang-orang besar, para tokoh ulama Betawi, dibebaskan. Pada 1939 jamaah haji Indonesia tidak bisa kembali ke Tanah Air, karena zona laut pada awal perang dunia ke-II itu dinyatakan sebagai daerah peperangan.

Raja Saud memberikan izin kepada para jamaah Indonesia untuk bermukim di negaranya. Pekojan, di Jakarta Barat, tidak pelak lagi merupakan pusat intelektual Islam. Syaikh Junaid Al-Betawi, misalnya, dilahirkan di kampung Arab ini. Ridwan Saidi, yang ikut memberikan ceramah, menyatakan, Syekh Nawasi dan Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah murid Syaikh Junaid Al-Betawi.

Pekojan juga melahirkan banyak ulama. Antara lain, mualim Roji'un, dan Kyai Syamun. Termasuk guru Mansyur dari Kampung Lima yang pada masa revolusi fisik masjidnya ditembaki NICA, karena memasang bendera merah putih. Bahkan guru Mansyur berseru kepada penduduk, "Betawi, rempug."

Lahir di Pekojan pada 1882, Habib Usman Bin Yahya merupakan penulis sangat produktif. Tidak kurang dari 47 kitab karangannya, sebagian besar disimpan di Arsip Nasional. Dia kemudian pindah ke Jatipetamburan, Tanah Abang. Sebelum memiliki percetakan, karangan-karangannya dengan tulisan tangan ditempelkan di Masjid Jatipetamburan. Jamaah harus mengantre untuk membacanya.

Ulama ini makin produktif menulis setelah memiliki percetakan. Tapi, karangannya harus lebih dulu diserahkan kepada pemerintah kolonial sebelum dicetak. Sebelum wafat, Habib Usman berpesan agar di makamnya tidak dibuat kubah. Dia juga menolak diadakan haul untuk memperingati kematiannya.

Di antara murid Habib Usman adalah Habib Ali Alhabsji (1870-1966), ulama kelahiran Kwitang, Jakarta Pusat. Ayahnya, Habib Abdurahman, adalah sepupu pelukis kenamaan Raden Saleh Syarif Bustaman. Ada beberapa ulama Betawi terkenal yang menjadi murid Habib Ali, seperti KH Abdullah Syafei, KH Tohir Rohili, dan KH Syafei Al-Hazami. Dia, pada tahun 1911, mendirikan madrasah Unwanul Falah di Kwitang (di samping Masjid Al-Riyad).

Pada masa revolusi fisik banyak ulama Betawi yang ikut mengomandoi rakyat agar mempertahankan kemerdekaan --sebagai bagian dari jihad fi sabilillah. Seperti KH Nur Ali dari Bekasi, Guru Mansyur (Jembatan Lima), KH Rahmatullah Sidik (Kebayoran), dan Muhammad Ali Alhamnidi (Matraman). Ada ratusan buku karangan ulama Betawi yang ditulis dalam Arab Melayu.




SUMBER : http://www.republika.co.id/berita/selarung/nostalgia-abah-alwi/16/09/23/odwxax282-perang-salib-ulama-betawi-melawan-belandaportugis-part2#

Minggu, 28 Agustus 2016

CIA, Nazi... 7 Teori Konspirasi 'Aneh' yang Terbukti Benar

Para pembela teori persekongkolan atau teori konspirasi meyakini, ada rahasia yang melibatkan para konspirator di balik serangkaian peristiwa atau kejadian penting dalam sejarah. 

Sejumlah klaim aneh pun dikemukakan. Menuding kekuatan besar dunia, organisasi rahasia, bahkan makhluk luar angkasa sebagai dalang sebuah peristiwa. Salah satunya bahkan menyebut gempa yang mengguncang Haiti bahkan Tsunami Aceh 2004 bukan murni bencana alam, namun dampak  uji coba senjata 'pemicu gempa'. Benar atau tidak? Entahlah. 

Namun, tak semua teori konspirasi ngawur belaka. Belakangan, beberapa terbukti benar. Berikut 7 di antaranya, seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (21/10/2015).

Program Pengendali Pikiran CIA


Ini kedengarannya seperti cerita dalam film fiksi sains: pemerintah melakukan eksperimen pengendali pikiran untuk diterapkan pada rakyatnya sendiri. Teori konspirasi merajalela saat pengacara pelaku pembunuhan terhadap senator Robert F. Kennedy mengklaim ia di bawah kendali program MKUltra CIA. 

Namun, tak semua percaya. Hingga pada 1977, di bawah UU Kebebasan (Informasi  Freedom of Information Act), sebanyak 20 ribu dokumen yang sebelumnya tersimpan rapat terkait proyek rahasia MKUltra dikuak. Yang kemudian diusut tuntas dalam dengar pendapat di Senat AS. 

Dokumen-dokumen tersebut mengungkap sejumlah fakta mengejutkan. Seperti bagaimana CIA menarik pecandu heroin dalam program tersebut, dengan menawarkan lebih banyak barang haram itu. 

Juga terungkap setidaknya seseorang kehilangan nyawanya, yang diyakini sengaja dibunuh untuk menjaga kerahasiaan program MKUltra.



CIA juga menggunakan hipnotis, terapi kejut listrik, dan LSD (Lysergic Acid Diethalamide), pada subjek mereka, sebagai bagian dari program. 

Badan intelijen tersebut juga mendirikan rumah bordil palsu dan diam-diam memberikan obat-obatan psikoaktif pada minuman para pelanggan. 

Pada tahun 1995, Presiden AS kala itu, Bill Clinton meminta maaf atas eksperimen yang didukung pemerintah yang bertujuan untuk, "memahami efek paparan radiasi pada tubuh manusia", yang dilakukan tanpa izin di sejumlah rumah sakit, universitas, dan  pangkalan militer di seluruh negeri. 

"Meski sebagian besar percobaan sesuai standar etis, beberapa lainnya tak memenuhinya -- tak hanya berdasarkan standar yang diterapkan saat ini namun juga batasan yang berlaku saat pengujian dilakukan," kata Clinton. "Melanggar aturan negara juga kemanusiaan." 

Belum jelas seberapa lama program rahasia itu dilaksanakan CIA. Namun, direkturnya, Richard Helms memerintahkan semua dokumen MKUltra dihancurkan setelah skandal Watergate pada tahun 1973.



Teror Penculikan Korut


Kisah ini sudah lama beredar, tentang agen-agen khusus dari Korea Utara yang bergentayangan, menculik sejumlah warga Jepang dari wilayah-wilayah pesisir. 

Antara tahun 1977 dan 1983, ratusan orang hilang. Namun, pemerintah Jepang secara resmi hanya mengakui 17 penculikan. Di sisi lain, pihak Pyongyang berkali-kali membantah telah terjadi penculikan. Penghilangan paksa tersebut kemudian menjadi teori konspirasi yang populer. 

Pada 2002, pemimpin Korut mendiang Kong Jong-il akhirnya mengakui mereka telah menculik 13 warga Jepang. Lima korban di antaranya direpatriasi atau dikembalikan ke Negeri Sakura. 

Ketegangan terkait itu tersebut masih meninggi antara dua negara. Jepang menolak memberikan akses pada Korut untuk memasuki pelabuhan dan perdagangan. 

Salah satu korban penculikan adalah Megumi Yokota.  Gadis 13 tahun itu diculik agen Korea Utara saat pulang sekolah di Prefektur Niigita. Ia tidak pernah kembali ke rumahnya sejak 15 November 1977.



Pada tahun 1997 seorang pembelot membocorkan rahasia bahwa gadis yang lahir 5 Oktober 1964 itu berada di Pyongyang.  Pada 2004, Korut mengembalikan apa yang mereka sebut sebagai abu jenazah Megumi yang katanya bunuh diri pada 1994. 

Pasangan Yokota memang tak pernah lagi bertemu dengan putrinya. Namun, pada 2014 lalu, mereka bersua dengan cucu mereka, Kim Eun-gyong --putri Megumi di ibukota Mongolia, Ulan Batur.


AS Rekrut Ilmuwan Nazi

Saat Perang Dunia II berakhir dan Perang Dingin di depan mata,  Amerika Serikat dan Rusia berlomba-lomba mengais peninggalan Nazi di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Berharap itu bisa bermanfaat dalam pertempuran. 

Pada 1946, Presiden AS saat itu Harry Truman setuju untuk membawa ilmuwan Jerman ke Negeri Paman Sam, untuk membantu mereka dalam Perang Dingin -- namun mereka yang pernah jadi anggota atau pendukung aktif Nazi dikecualikan dalam program tersebut. 

Pihak Joint Intelligence Objectives Agency (JIOA) di bawah Departemen Perang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk menemukan, menginvestigasi, dan melaporkan ilmuwan Jerman yang berpotensi untuk direkrut. 

Namun, yang dilakukan mereka kemudian justru merekayasa kisah hidup sejumlah ilmuwan, menghapus semua referensi mereka terkait Nazi. 

Lebih dari 1.600 orang Jerman dan keluarganya didatangkan ke AS selama program yang dijalankan pada 1949-1990. 

Setelah menelaah laporan 130 ilmuwan, ditemukan unsur kesengajaan 'untuk mengubah klasifikasi ancaman terhadap keamanan'. 

Salah satu ilmuwan Nazi, Werner von Braun, dikenal memainkan peran penting dalam pengembangan roket V-2 yang menghancurkan Inggris dan Prancis selama Perang Dunia II.



Von Braun dibawa ke AS setelah perang berakhir. Ia bekerja sebagai salah satu direktur di Marshall Space Flight Centre NASA. 

Ia juga mengetuai arsitek peluncuran Saturn V --  roket yang digunakan oleh NASA untuk Program Apollo dan Skylab. Membantu Amerika menuju Bulan. 

Sebelumnya, kala Nazi mencengkeramkan kuasanya di Jerman, sejumlah ilmuwan keturunan Yahudi lari. 

Sebanyak 88 di antaranya tiba di Amerika Serikat. Membawa serta rahasia Nazi. Salah satunya, matematikawan Richard Courant yang terbang ke New York dan mendirikan pusat matematika terapan, Courant Institute of Mathematical Sciences -- yang diambil dari namanya.

Kehilangan para ilmuwan itu adalah luka yang dibuat sendiri oleh Nazi. Membuat mereka kalah dalam perlombaan pengembangan senjata atom. Para pengungsi Jerman memainkan peran kunci, untuk memastikan Amerika Serikat keluar sebagai pemenang.



Kebohongan AS di Vietnam


Laporan 2 konfrontasi antara pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Utara di Teluk Tonkin membuat Presiden Lyndon B Johnson geram dan memutuskan untuk memperluas Perang Vietnam. 

Laporan tersebut menyebut, sejumlah torpedo pihak Utara ditembakkan ke kapal induk USS Maddox pada 2 dan 4 Agustus 1964.

Insiden pertama benar adanya. Pada 2 Agustus 1964, Vietnam Utara menyerang  USS Maddox (DD-731) saat kapal tersebut berada di perairan internasional. 

Namun, insiden 4 Agustus 1964 dilingkupi misteri.  Kala itu berhembus spekulasi bahwa peristiwa tersebut direkayasa pihak Pemerintah AS untuk mengobarkan perang.



Apapun, seperti dikutip dari situs History.com, Presiden Lyndon B. Johnson terlanjur memerintahkan serangan balasan dari udara. Secara besar-besaran. Dan pada akhir 1965, 180 ribu pasukan dikirim dari AS ke Vietnam.  Menyusul sekitar 2 juta serdadu kemudian.

Namun, siapa sangka, Perang Vietnam menjadi malapetaka bagi AS yang akhirnya kalah telak. 

Belakangan, sejarawan Badan Keamanan Nasional AS (National Security Agency), kepadaThe New York Times pada 2005 mengungkapkan bahwa NSA sengaja mendistorsi laporan intelijen soal insiden 4 Agustus. Sengaja diplintir. 



Kesaksian Palsu Nayirah

Gadis 15 tahun itu bersaksi di depan sidang Congressional Human Rights Caucus pada 10 Agustus 1990. 

Dengan berurai air mana, Nayirah -- nama gadis itu -- mengaku menyaksikan dengan mata kepala sendiri, tindakan keji pasukan Irak mengeluarkan paksa bayi-bayi dari inkubator di rumah sakit Kuwait. Jiwa-jiwa kecil tak berdosa itu akhirnya tiada. 

Kala itu ia mengaku menjadi relawan di RS al-Addan. "Saya menyaksikan bagaimana serdadu Irak menyerbu rumah sakit sambil membawa senjata. Mereka mengeluarkan bayi-bayi dari inkubator, mengambil inkubatornya, dan membiarkan anak-anak itu tewas di atas lantai yang dingin. Sangat mengerikan," kata dia, menangis. 

Pengakuannya direkam video dan ditayangkan lebih dari 700 saluran televisi di Amerika, membuat hati warga AS perih dan akhirnya mendukung keterlibatan pemerintahnya dalam Perang Teluk.




Kesaksian Nayirah juga digunakan presiden AS dan senator sebagai bukti perlunya meningkatkan keterlibatan Amerika dalam perang. Namun, banyak orang yang tak percaya. 

Dua tahun kemudian, pada 1992, pengakuan Nayirah terbukti bohong besar. 

Belakangan terungkap, Nayirah adalah anggota keluarga kerajaan Kuwait. Berlatar belakang kaum darah biru. Nama belakangnya, al-Sabah. 

Ia adalah putri Dubes Kuwait untuk AS. Pengakuan Nayirah dirancang sebagai bagian dari kampanye 'Free Kuwait' .

Agar kesaksian palsunya meyakinkan, Nayirah mendapat pelatihan dari wakil direktur perusahaan public relations (PR) Hill & Knowlton. 

Namun, ayah Nayirah membela mati-matian putrinya. "Jika saya atau kami ingin berbohong, ingin membesar-besarkan, saya tak akan menggunakan putriku sendiri. Dengan mudahnya saya bisa membayar orang untuk melakukannya," kata dia.


AS Rencanakan Aksi Teroris


Pada tahun 1960-an, ide gila terlintas dalam benak petinggi militer AS: merekayasa serangan teroris di kota di Amerika, menenggelamkan kapal penuh pengungsi dari Kuba, atau pembajakan pesawat AS.

Alasannya, mereka ingin agar warga AS mendukung perang terhadap Kuba. 

Plot 'Operation Northwoods' tersebut disampaikan pada Menteri Pertahanan AS era Pemerintahan Presiden John F. Kennedy. Untungnya, ide tersebut ditolak mentah-mentah.


Rencana jahat tersebut terungkap ketika dokumen rahasia militer setebal 1.521 halaman diungkap pada publik pada 1997. 

"Kita bisa meledakkan kapal AS di Teluk Guantanamo dan menyalahkan Kuba," demikian isi dokumen tersebut. 

Ada rancangan lain untuk meningkatkan dukungan intervensi AS di Kuba, termasuk 'memprovokasi' warga Kuba atau menyalahkan pihak Havana terkait potensi kematian orang Amerika pertama yang dikirim di luar angkasa, John Glenn. "Atau mungkin kita bisa meledakkan roket yang akan menewaskan Glenn." 

Detil rencana tersebut dideskripsikan dalam 'Body of Secrets (Doubleday)', buku yang ditulis jurnalis investigasi James Bamford.



Pemerintah AS Menebar Racun

Aturan 'The Prohibition', larangan menjual, memproduksi, dan mengimpor alkohol diterapkan di AS pada 1920. 

Namun, itu tak mencegah orang Amerika untuk menenggak minuman keras. Alkohol seringkali disuling dengan ngawur, sehingga mengandung logam berat yang bisa mengarah pada penyakit bahkan kebutaan. 

Satu per satu orang tewas gara-gara alkohol. Rumor pun menyebar, bahwa pemerintah sengaja meracuni minuman keras, sebagai langkah putus asa menghadapi peningkatan jumlah orang yang meminumnya. 

Pemerintah disebut diduga membuat formula yang menjadikan alkohol tak layak bahkan berbahaya untuk dikonsumsi. Misalnya menambahkan minyak tanah, bensin, seng, dan bahan kimia mematikan lain dalam campurannya.


Pemeriksa medis New York, Charles Norris mengungkap hasil temuannya setelah ia ditugaskan untuk melakukan uji toksikologi terhadap alkohol beracun. 

Sementara, Senator Missouri, James Reed secara terang-terangan menentang aturan 'The Prohibition'. Setidaknya 10 ribu orang tewas saat aturan tersebut diterapkan hingga akhirnya dicabut kemudian pada 1933. (Ein/Tnt)