Iblis dan etimology
Iblīs (Arab إبليس), adalah nama salah satu nenek moyang dari bangsa jin. Allah menciptakan Iblis dari nyala api.
Iblis berasal dari bahasa Arab yang artinya "dia yang dipukul memar". Iblis berasal dari kata balasa بَلَسَ, meaning yang artinya menyesal.
Bible tak punya literatur tentang Setan, selain dari yang terdapat dalam perjanjian lama: ha-Satana, yang berarti musuh. Definisi setan ini lalu diadopsi oleh bahasa Yunani: diabolos yang dalam bahasa Inggris disebut devil. Dalam bahasa Ibrani (ץבלץש), Iblis memiliki arti yaitu Pendakwa atau Jaksa.
KTI membedakan Bible sebagai kitab kaum Nasrani sekarang dan Injil sebagai kitab yg diberikan pada Isa AS.
Dari jenis apakah Iblis itu? Iblis adalah dari jenis Jin. Walaupun Ia tinggal di surga dan memiliki kedudukan yang tinggi, Iblis bukanlah malaikat. Ini bisa dilihat dalam ayat berikut ini:
Al Kahfi 18:50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam , maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
Bagaimana dengan kata setan?
Menurut Ibnu katsir, setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071). Pendapatnya merujuk pada surat Al-An’am ayat 112:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am 6:112)
(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)
Dalam Quran, kata إبليس muncul sebanyak 11 kali sedangkan kata setan الشيط dengan segala bentukannya muncul sebanyak 88 kali. Kata jin (الجن) muncul sebanyak 22 kali
Perhatikan bahwa Quran memberikan suatu simbol matematis dengan memberikan angka-angka yang merupakan kelipatan 11.
Posisi Iblis di surga sebelum diusir
Dalam salah satu bukunya Al Ghazali menyebutkan bahwa Iblis sebelum dilaknat oleh Allah, bernama asli Azazil dan sesungguhnya ia memiliki banyak nama/julukan, yaitu:
Langit pertama al-Abid (ahli ibadah, selalu mengabdi luar biasa kepada Allah)
Langit kedua ar-Raki (ahli ruku)
Langit ketiga as-Saajid (ahli sujud)
Langit keempat al-Khaasyi (selalu merendah dan takluk kepada Allah)
Langit kelima al-Qaanit (selalu ta'at)
Langit keenam al-Mujtahid (bersungguh-sungguh dalam beribadah)
Langit ketujuh az-Zahid (sederhana dalam menggunakan sarana hidup)
Lalu bagaimana dengan kemampuan keilmuannya? Dengan berbagai julukan seperti itu apakah Iblis lebih hebat dari manusia?
Ilmu Iblis dan Ilmu manusia
Allah SWT menciptakan Adam setelah penciptaan Malaikat dan Jin, lalu Dia menempatkannya di surga yang penuh kenikmatan. Penciptaan menusia ini mendapat protes dari para malaikat. Mengapa Allah menciptakan makhluk yang dikemudian hari akan berbuat kerusakan di dunia serta saling menumpahkan darah? Allah SWT menjawab pertanyaan para malaikat tersebut bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang tidak mereka ketahui (Al Baqarah 2:30). Akhirnya, dengan segala ketundukan, para malaikat bisa memahami serta mengakui benarnya keputusan Allah tersebut (Al Baqarah 2:32).
Untuk menunjukkan tepatnya keputusan yang dibuat-Nya, Allah SWT mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruh benda serta rahasia alam semesta yang tidak diajarkan kepada para malaikat. Ketika Allah SWT memerintahkan para malaikat dan Adam untuk menyebutkan nama-nama itu, ternyata para malaikat tidak mampu menyebutkannya, sedangkan Adam mampu menyebutkannya dengan sangat baik (Al Baqarah 2:31-33).
Kemampuan menyebutkan nama-nama, sebagai buah dari pelajaran yang Allah SWT berikan, menunjukkan bahwa Adam memiliki keunggulan yang tidak dimiliki para malaikat. Dengan memahami nama berarti kita mengetahui serta memiliki gambaran mengenai nama tersebut. Nama menunjukkan konsep, lambang atau simbol yang menunjukkan adanya kemampuan pikir, akal, serta kecerdasan. Dengan kata lain, walau diciptakan dari saripati tanah, Adam dianugerahi kecerdasan akal pikiran yang tidak dimiliki makhluk lainnya, khususnya malaikat, walau mereka diciptakan dari cahaya. Adanya kemampuan ini, memungkinkan manusia mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi, serta membangun peradaban di dalamnya.
Perhatikan juga bahwa nama bukan saja merupakan simbol keduniawian akan tetapi juga merupakan simbol mengenai kekuasaan Allah. Kebesaran Allah disebutkan dalam Quran sebagai Asmaul Husna atau Nama-nama yang Indah
Karena kelebihannya ini, Adam menjadi sangat istimewa. Sehingga, Allah SWT pun memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Karena ketaatannya, mereka bersujud, kecuali Iblis (Al Baqarah 2: 34). Mereka menolak karena menganggap kedudukan Adam lebih rendah dari dirinya.
Bagaimana aku harus bersujud kepada Adam, sedangkan ia diciptakan dari tanah hitam yang bau busuk, sedangkan aku diciptakan dari api yang lebih mulia,” demikian ujar iblis (Al Hijr 15:32-33). Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sebelum dilaknat Allah, Iblis adalah makhluk yang memiliki derajat tinggi, bahkan dianggap sebagai malaikat yang terkemuka. Boleh jadi, kehadiran Adam dengan segala keutamaannya dianggap Iblis sebagai ancaman yang bisa mengganggu eksistensi dirinya.
Akibat pembangkangannya itu, Allah SWT menurunkan derajat Iblis serta mengusirnya dari tempat yang paling tinggi. Di sinilah permusuhan iblis kepada Adam mencapai puncak. Ia berjanji untuk menuntut balas kepada Adam yang dianggap sebagai penyebab jatuhnya kedudukan dia di hadapan Allah (Al Hijr 15:39). Dengan berbagai cara, iblis akhirnya berhasil menggelincirkan Adam dan Hawwa, sehingga mereka terusir dari surga (Al Baqarah 2:36).
Dengan lmunya yg sangat tinggi (walaupun masih di bawah ilmu para anbiya dan sebagian auliya), tidak heran jika Iblis berhasil mempengaruhi teknologi manusia dari yang seharusnya ditujukan untuk mengabdi pada Tauhid menjadi teknologi yang mengabdi pada hawa nafsu. Hal itu dimungkinkan dengan pengabdinya yang sudah menguasai sebagian besar perekonomian dunia .
Hanya Allah yang Maha Mengetahui
الجن
Tidak ada komentar:
Posting Komentar