Bagaimana umat Islam di masa keemasannya memiliki alat utama sistem senjata (alutsista) yang lebih canggih dari bangsa-bangsa lain? Ataukah keunggulannya di masa lalu itu semata-mata dari semangat jihad yang menyala-nyala, kepemimpinan yang efisien, sehingga kaum Muslim dapat bersatu dan kuat?
Masih ada pihak di dalam kaum Muslim yang berpendapat bahwa teknologi militer kaum Muslim di masa lalu tidaklah sepenting semangat, kepemimpinan dan persatuan. Mereka berargumentasi bahwa pada masa Rasulullah dan sahabat teknologi senjata yang dimiliki juga masih sangat sederhana, bahkan di bawah teknologi negara-negara adidaya seperti Romawi dan Persia, namun faktanya tentara Islam berhasil memenangkan peperangan.
Karena itu lantas ada sejumlah Muslim yang menolak teknologi militer, apalagi saat ini hampir seluruhnya diimpor dari negara-negara adidaya penjajah seperti Amerika, Inggris, Prancis atau Rusia. Sejumlah orang Islam mencukupkan diri dengan latihan pencak silat dan upaya spiritual. Yang dimaksud adalah upaya menghasilkan kesaktian, seperti kebal, dapat menghilang atau berpindah tempat secara mistik.
Namun kalau kita telaah sejarah, ternyata sejak awal kaum Muslim sangat terbuka dalam mempelajari teknologi militer. Pada perang Ahzab, Rasulullah SAW menerima usulan untuk membuat parit dari Salman yang berasal dari Persia. Sampai saat itu, bangsa Arab tidak pernah mengenal teknik perang parit.
Rasulullah juga sempat mengirim sejumlah sahabat untuk berburu ilmu ke Cina. Mereka kemudian pulang di antaranya membawa pengetahuan membuat mesiu yang di Cina biasa dipakai untuk membuat kembang api saat perayaan Imlek, dan saat itu belum dikenal di luar Cina.
Kaum Muslim kemudian mengembangkan berbagai ilmu dasar yang terkait teknologi militer, yaitu fisika dan kimia. Sekarang pun bila Hamas ingin merakit sebuah roket sederhana untuk mengganggu Israel, mereka harus menguasai fisika dan kimia dasar. Fisika untuk mekanikanya, dan kimia untuk bahan bakar dan peledaknya. Kalau roket itu ingin dapat dikendalikan, maka mereka harus menguasai elektronika, terutama terkait sinyal radio dan navigasi.
Pada tahun 1228, laporan independen dari Prancis menyebutkan bahwa tentara Muslim sudah menggunakan bahan peledak untuk mengalahkan tentara Salib yang dipimpin Ludwig IV. Bahan peledak itu dikemas dalam pot-pot tembikar yang dilontarkan dengan ketapel raksasa.
Tahun 1260 pistol pertama telah digunakan oleh tentara Mesir dalam mengalahkan tentara Mongol di Ain Jalut. Menurut Syamsuddin Muhammad (wafat 1327 M), pistol itu berisi bubuk mesiu yang komposisinya idealnya terdiri dari 74 persen salpeter, 11 persen sulfur, dan 15 persen karbon. Mereka juga sudah menggunakan pakaian tahan api untuk melindungi diri dari bubuk mesiu itu.
Tahun 1270 insinyur kimia Hasan al-Rammah dari Suriah menulis dalam kitabnya al-Furusiyya wa al-Manasib al-Harbiyya (Buku tentang formasi perang [dengan pasukan berkuda] dan peralatan perang) hampir 70 resep kimia bahan peledak (seperti kalium nitrat) dan teknik pembuatan roket. Dia menuliskan bahwa banyak dari resep itu telah dikenal generasi kakeknya, yang menunjukkan akhir abad 12 M. Komposisi bahan peledak secanggih ini belum dikenal di Cina atau Eropa sampai abad-14 M.
Torpedo juga ditemukan oleh Hasan al-Rammah yang memberi ilustrasi torpedo yang meluncur di air dengan sistem roket yang diisi bahan peledak dengan tiga lubang pengapian.
Ibnu Khaldun menuliskan bahwa pada tahun 1274 penggunaan meriam telah dimulai oleh Abu Yaqub Yusuf dalam menaklukkan kota Sijilmasa. Namun penggunaan “senjata super” yaitu meriam raksasa pertama kali adalah saat penaklukan Konstantinopel pada 1453 oleh tentara Muhammad al Fatih. Dia memiliki meriam dengan diameter 762 mm yang dapat melontarkan peluru batu ataupun mesiu hingga seberat 680 kg.
Pada 1582 Fathullah Shirazy, seorang matematikawan dan ahli mekanik Persia-India yang bekerja untuk dinasti Mughal menemukan senapan mesin. Mesin ini dapat mengoperasikan meriam berikut membersihkan hingga 16 lubang mesiunya secara otomatis. Mesin ini dioperasikan dengan tenaga sapi.
Teknologi alutsista di masa khilafah Islam juga mencakup hal-hal yang paling “sederhana” seperti ilmu metalurgi untuk menghasilkan pedang dan tombak yang lebih kuat, metode komunikasi militer untuk menyampaikan pesan-pesan rahasia secara cepat, hingga astronomi navigasi untuk memandu kapal-kapal perang ke tujuan dengan akurat secara cepat.
Di berbagai era kekhilafahan, peran para perekayasa militer terus meningkat. Korps perekayasa yang terdiri dari pandai besi (metalurgist), tukang kayu, ahli keramik, ahli kimia dan sebagainya dibentuk, dan mereka bekerja di bawah komando yang langsung bertanggung jawab kepada Amirul Jihad.
Pada 1683 M, tentara Khilafah Utsmani yang persenjataannya masih di atas seluruh persenjataan Eropa bersama-sama, salah strategi, sehingga misi mereka menaklukkan Wina Austria tanpa tetesan darah, gagal total. Jihad kemudian dinyatakan “reses”. Akibatnya korps perekayasa militer ini mengalami stagnasi. Pada akhir abad 18 saat tentara Napoleon memasuki Mesir, teknologi meriam Prancis sudah di atas meriam Mesir - yang praktis sudah berhenti berkembang selama satu abad! Karena itu memang jihad tidak boleh berhenti. Jihad itulah yang akan terus mengobarkan perkembangan teknologi alutsista kaum Muslimin.[]
[Mediaumat/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]Sejarah mencatat orang Cina-lah yang menemukan serbuk mesiu dan penggunaannya pada roket. Roket ala Cina ini sekedar batang bambu diisi sendawa, belerang, dan arang. Mereka menggunakannya pada festival keagamaan. Beberapa abad kemudian, mereka menggunakan roket ini dalam militer untuk menakuti orang nongol yang kadang menyerang.
Walau dicatat sebagai penemu serbuk mesiu dan roket pertama kali, orang Cina belum bisa menemukan komposisi campuran serbuk mesiu yang pas. Hasilnya ,roket mereka nggak meledak sesuai yang mereka inginkan. Mereka juga belum menemukan teknologi pemurnian potassium nitrat, hal yang penting bagi pengembangan roket.
Sumbangsih Hassan Ar-Rammah
Orang Islam-lah yang kemudian menyempurnakannya. Tersebutlah, di Suriah pada abad XIII, seorang ilmuwan militer
bernama Hassan Ar-Rammah (wafat 1295 M). Ia menulis sebuah kitab tentang teknologi militer, yaitu Al-Furusiyyah wa
Al-Manasib Al-Harbiyyah, yang diduga ditulis antara 1270-1280 M. Kitab ini diduga bukan hasil karya Ar-Rammah
seorang, ia mengambilnya dari nenek moyangnya dan orang lain – sebagaimana diindikasikan di mukadimahnya. Di
kemudian hari, kitab ini begitu terkenal di Barat.
Kitab inilah yang pertama kali menerangkan tata cara pemurnian potassium nitrat dan menerangkan resep-resep untuk bikin serbuk mesiu dengan komposisi yang benar sehingga menghasilkan ledakan. Orang Cina, Huo Long Ching, baru menemukan komposisi bahan peledak yang tepat pada 1412.
Kitab Hassan Ar-Rammah tersebut berisi 107 resep serbuk mesiu. Ada 22 resep untuk pembuatan roket. Komposisi serbuk mesiu dari 17 roket dianalisis, dan ditemukan bahwa nilai rata-rata potassium nitrat adalah 75%.
Komposisi ideal untuk bahan peledak sebagaimana dikatakan sejarawan modern adalah 75% potassium nitrat, 10%
belerang, dan 15% karbon. Rata-rata komposisi di kitab Ar-Rammah tersebut adalah 75% potassium nitrat,9.06%
belerang, dan 15.94% karbon. Komposisi yang sangat mendekati komposisi ideal bahan peledak modern.
Analisi komposisi bahan peledak di militer Islam pada abad XIII dan XIV juga serupa dengan resep Ar-Rammah. Termasuk yang digunakan pada perang mengusir Tartar di Ain Jalut pada 1260 M.
Formula ini tidak pernah diketahui orang Cina dan Eropa sampai satu abad kemudian.
Meriam dan Torpedo
Dugaan penemuan bahan peledak sebelum penulisan kitab Ar-Rammah tersebut memang berdasar. Ar-Razi, Al-Hamdani, dan manuskrip dari abad ke-10 telah menerangkan potassium nitrat. Ibnu Al-Bitar menulisnya pada 1240 M.
Manuskrip Suriah pada abad ke-10 menuliskan beberapa resep serbuk mesiu.
Bukti penggunaan serbuk peledak selama Perang Salib di Fustat, Mesir pada 1168 M ditemukan dalam bentuk sisa residu potassium nitrat. Residu seperti ini juga ditemukan dalam saat pengepungan Dumyat dan pertempuran Al-
Manshurah pada 1249 M.
Pada perang muslimin mengusir Tartar yang bersejarah di Ain Jalut, 1260 M, bahkan telah digunakan meriam. Sebuah
manuskrip dari 1320 M mendeskripsikan meriam portable tersebut. Ini adalah meriam portable pertama. Deskripsi ini
secara dasar, sama dengan yang ada pada senapan masa kini.
Kitab Ar-Rammah juga menerangkan senjata yang belum pernah ada pada bangsa lain pada saat itu, senjata yang
menjadi cikal bakal torpedo.
J.R. Partington dalam A History of Greek Fire and Gunpowder menulis, “Hassan Ar-Rammah menerangkan beberapa jenis panah api dan menggambarkan suatu senjata yang diduga sebagai sebuah torpedo. Ia dinamai ‘telur yang
bergerak sendiri lalu meledak’. Ilustrasi dan teks yang ada pada kitab itu menggambarkan bahwa ‘torpedo’ ini dibuat
agar berjalan di atas permukaan air. Dua buah ‘wajan’ besi saling dilekatkan dan dikaitkan dengan pelat, sebelumnya
diisi dengan nafta, logam, dan serbuk campuran (sepertinya berisi sendawa), dan ‘telur’ itu disangga dengan dua
batang (sepertinya untuk kemudi) dan didorong oleh sebuah roket besar.”
Sayang, catatan penggunaan senjata ‘baru’ ini tidak ditemukan.
Barat Tahu dari Arab
Saat orang Eropa masih menggunakan senjata tajam, orang Islam sudah menggunakan senjata api.
Muslim Spanyol menggunakan meriam untuk mempertahankan Seville (pada 1248 M), Granada (1319 M), Baza
/Albacete (1324 M), Huescar dan Martos (1325 M), Alicante (1331 M), dan Algeziras (1342-1344 M). Partington berkata,
“Sejarah artileri di Spanyol erat kaitannya dengan meriam orang Arab.”
Ia menambahkan, “Orang Arab-lah yang mengenalkan senjata api ke Spanyol, kemudian ke Italia, lalu ke Prancis, dan akhirnya Jerman.”
Buku latin, Liber Ignium, tulisan Marcus Graceus, sebenarnya merupakan terjemahan dari sebuah kitab Arab yang memberikan resep pembuatan serbuk mesiu.
Orang Eropa yang membawa resep rahasia bahan peledak dan meriam dari orang Muslim ke Inggris adalah Earls of
Derby and Salisbury, yang ikut dalam pengepungan Al-Jazira pada 1342-1344 M.
Frank H. Winter, dalam The Genesis of the Rocket in China and its spread to the East and West, berkata, “Orang Arab dalam banyak peristiwa, tampaknya merupakan orang yang pertama kali mewarisi (bahkan mungkin menemukan)
rahasia roket. Dan lewat kitab-kitab Arab-lah –daripada naskah Mongol- orang-orang Eropa mengenal roket
Nggk ke balik kah mas...
BalasHapusJgn putar balikkan fakta.
Dri jaman dulu timteng it cma mewarisi ilmu dri eropa dri yunani kuno'romawi...bahkan dari semua unsur pun karena timteng dan afrika utara it adlh wlyah kerajaan romawi dan yunani...bahkan smpai islam ada pun timteng hanya mewarisi apa yg telah ada di konstantinopel sang negeri adidaya 1000 tahub..it pun semua unsur yg ada di konstantinopel dan eropa d.ikuti islam dan timteng..contohnya meriam penaklukan konstantinopel it adlh buatan insinyur eropa..kalo nggk dia mna mngkin konstantinopel bisa di taklukan..walau ratusan ribu lwan hnx 7 ribu psukan bizantine.. dan 1 hal lagi saat konstantinopel takluk.kota it tak lebih hnx kota biasa saja...krna negeri adidaya sdh berpindah di eropa barat...bhkan smpai jaman penjajahan timteng bahkan dunia juga hanya mewarisi semua unsur dri eropa barat trutama inggris..dan sampai saat ini pun..islam dan dunia hnya bisa mengikuti dan mewarisi apa yang di buat bangsa barat trutama amerika..bahkan apa yang kamu pakai saat ini adalah buatan barat..
Jadi dari semua unsur apapun..arsitektur.gaya hidup.gaya berperang.ilmu pengetahuan.sistem pwmerintahan.hukum dll it smua hanya warisan dari eropa dri SM sampai saat ini dan detik ini...itu tak bisa di pungkiri...
Aneh sx pdhal timteng dri dulu sdh berkobar'' ingin perang dan menguasai dunia tapi tk prnh terwujud...wktu ingin konstantinopel btuh 800 thn tapi stlh mendptkan konstantinople negeri adidaya sdh di eropa barat yg jauh lebih kuat.bhkn smpe nggk ada lawan seluruh dunia pun di taklukan bhkan turki pun hnx di cap org'' sakit oleh eropa barat krna tak bisa menang prang lagi cma bisa mengemis bntuan kpda inggris...skrg negeri adidaya ada di amerika..nggk tauh alsn aplgi yg akan di pake islam..pdhl dunia maya yg di pakai islam utk mnghina bangsa barat adlh buata org'' barat...nggk tauh brtrima kasih kah...skrg sdh ada olahraga ' musik ' dan hiburan ...dan seperti biasa itu adalah warisan barat...yg hanya bisa di ikuti dan di wariskan ke islam dan dunia...
nggk tauh alasan apa lagi yg akan di pakai utk memprotes it...
Sungguh'' nggk jelas...