PENDAHULUAN
Di sekolah, guru-guru kalian tentu mula-mula mengajar kalian membaca. Lalu kalian belajar angka-angka dan pelajaran matematika. Tetapi pernahkah kalian berpikir, untuk apa kalian pergi ke sekolah dan belajar ini semua?
Sebagian besar kalian akan berkata bahwa semua ini penting artinya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak ketika kalian telah dewasa. Ini berarti kalian hampir memastikan akan dewasa suatu hari. Memang, akan datang suatu hari ketika anak-anak akan memanggil kalian, ”Bibi, kakek, atau paman...” seperti kalian memanggil bibi, kakek, atau paman kalian sekarang. Dengan kata lain, kalian suatu ketika akan dewasa jika Allah menghendaki kalian dewasa.
Namun, kalian tidak akan terus tumbuh dewasa selamanya. Setiap orang akan sedikit demi sedikit bertambah tua, lalu akan datang saat mereka harus meninggalkan dunia ini dan memulai kehidupan baru di akhirat. Ini juga akan terjadi pada kalian. Setelah masa kanak-kanak, kalian mungkin akan tumbuh menjadi remaja dan bahkan mencapai usia tua. Kemudian akan datang saat kalian harus hidup di akhirat.
Kalian pergi ke sekolah untuk mempersiapkan masa depan. Penting bagi setiap orang untuk melakukan persiapan seperti ini. Namun, semua usaha ini terbatas untuk hidup di dunia ini saja. Bagaimana dengan hal-hal yang kalian butuhkan untuk kehidupan berikutnya? Kalian harus mempersiapkan kehidupan akhirat kalian juga. Pernahkan kalian memikirkannya?
Ketika kalian dewasa, kalian perlu mencari nafkah, yang berarti kalian harus mempunyai pekerjaan. Itulah mengapa kalian bersekolah. Nah, begitu pulalah, agar kalian berbahagia di akhirat ada beberapa hal yang harus kalian lakukan. Yang paling penting dari semua itu adalah segera mulai mengenal Allah, Yang Maha Tinggi, dan bagaimana cara kita bersikap menurut yang dikehendaki oleh Allah.
Di sini, dalam buku ini kita akan berbicara tentang kekuasaan Allah, Yang menciptakan ibu, ayah, dan teman kalian, juga semua manusia, hewan, tanaman, pendeknya semua makhluk hidup, bumi, matahari, bulan, dan seluruh alam semesta. Kita akan membicarakan kekuasaan dan pengetahuan Allah yang tak terbatas dan apa yang Dia inginkan dan tidak Dia inginkan dari kita. Jangan lupa, ini adalah hal yang sangat penting, yang akan sangat bermanfaat bagi kalian!
ALLAH PENCIPTA KITA SEMUA
Kalian
sering mendengar manusia menyebutkan kata ”Allah.” Mereka
biasanya mengucapkannya dalam kalimat, ”Semoga Allah memberkatimu,
”Jika Allah berkehendak,” ”Insya Allah,”
”Semoga Allah mengampunimu,” dan seterusnya.
Ini adalah kalimat-kalimat yang digunakan ketika kita mengingat Allah, berdoa kepada-Nya, atau meninggikan-Nya.
Ini adalah kalimat-kalimat yang digunakan ketika kita mengingat Allah, berdoa kepada-Nya, atau meninggikan-Nya.
Misalnya, “Semoga Allah melindungimu” menjelaskan
kenyataan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang tak terbatas pada
diri kalian dan segala makhluk, bernyawa atau tak bernyawa, di sekitarmu.
Allah-lah Yang bisa menyelamatkan kalian, ibu kalian, ayah, dan
teman kalian dari kejahatan. Karena itu, kalimat ini sering digunakan
di saat terjadinya bencana alam atau kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan. Coba pikirkan: Bisakah ibu, ayah, atau semua orang lain
yang kalian ketahui mencegah bencana alam, misalnya banjir? Mereka
tentu tidak bisa, karena hanya Allah yang mengizinkan kejadian seperti
itu terjadi pada manusia, sehingga hanya Dia yang bisa mencegahnya.
Kata “insya Allah” berarti “jika Allah berkehendak”. Oleh sebab itu, ketika kita berkata bahwa kita akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kita wajib berkata, “Insya Allah.” Ini karena hanya Allah yang mengetahui masa depan dan menciptakan masa depan itu menurut kehendak-Nya. Tidak ada yang akan terjadi kecuali jika Dia menghendakinya.
Ketika salah seorang teman kalian, misalnya, berkata, “Aku pasti akan pergi sekolah besok,” dia salah karena kita tidak tahu apakah Allah akan menghendakinya pergi sekolah besok. Mungkin dia besok sakit dan tidak bisa pergi sekolah, atau cuaca buruk menyebabkan sekolah libur.
Kata “insya Allah” berarti “jika Allah berkehendak”. Oleh sebab itu, ketika kita berkata bahwa kita akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kita wajib berkata, “Insya Allah.” Ini karena hanya Allah yang mengetahui masa depan dan menciptakan masa depan itu menurut kehendak-Nya. Tidak ada yang akan terjadi kecuali jika Dia menghendakinya.
Ketika salah seorang teman kalian, misalnya, berkata, “Aku pasti akan pergi sekolah besok,” dia salah karena kita tidak tahu apakah Allah akan menghendakinya pergi sekolah besok. Mungkin dia besok sakit dan tidak bisa pergi sekolah, atau cuaca buruk menyebabkan sekolah libur.
Oleh
sebab itu, kita mengatakan “insya Allah” ketika menyebutkan
niat kita di masa depan, yang mengakui bahwa Allah mengetahui segalanya,
bahwa segalanya terjadi hanya dengan kehendak-Nya dan bahwa kita
tidak akan pernah bisa mengetahui maksud dari perbuatan Allah atas
kita. Dengan begitu, kita memperlihatkan hormat kita kepada Allah,
yang memiliki kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas.
Dalam ayat Al Qur’an, Allah memberi tahu kita bahwa Dia menginginkan kita berkata “insya Allah” (jika Allah menghendaki):
Dalam ayat Al Qur’an, Allah memberi tahu kita bahwa Dia menginginkan kita berkata “insya Allah” (jika Allah menghendaki):
“Dan jangan sekali-kali kalian mengatakan
terhadap sesuatu, “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok
pagi”, kecuali (dengan menyebut), ”InsyaAllah.”
Dan ingatlah Tuhanmu jika kalian lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk melakukan hal yang paling sesuai
dengan niatku ini”. (QS Al-Kahfi: 23-24)
Mungkin kalian tidak terlalu paham tentang masalah
ini, tetapi itu tidak begitu penting. Agar kalian mengenal Allah,
yang perlu kalian lakukan adalah melihat ke sekitar kalian dan berpikir.
Segala hal di sekitarmu penuh dengan keindahan yang menunjukkan sifat Allah dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Pikirkanlah tentang kelinci putih yang cantik, lumba-lumba yang tersenyum, warna-warna indah sayap kupu-kupu, atau lautan yang biru, hutan hijau, berbagai jenis bunga dan keindahan lain yang tak terhitung di dunia. Allah-lah Yang menciptakan semua ini. Allah telah menciptakan seluruh alam semesta yang kalian lihat, dunia dan makhluk di dalamnya, dari tidak ada menjadi ada. Oleh sebab itu, dengan melihat keindahan yang Dia ciptakan, kalian akan melihat kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Jelaslah bahwa kalau kita ada, berarti Allah itu ada. Karena itu, pertama-tama marilah kita pikirkan tentang keberadaan kita dan bagaimana Allah menciptakan kita begitu sempurna.
Segala hal di sekitarmu penuh dengan keindahan yang menunjukkan sifat Allah dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Pikirkanlah tentang kelinci putih yang cantik, lumba-lumba yang tersenyum, warna-warna indah sayap kupu-kupu, atau lautan yang biru, hutan hijau, berbagai jenis bunga dan keindahan lain yang tak terhitung di dunia. Allah-lah Yang menciptakan semua ini. Allah telah menciptakan seluruh alam semesta yang kalian lihat, dunia dan makhluk di dalamnya, dari tidak ada menjadi ada. Oleh sebab itu, dengan melihat keindahan yang Dia ciptakan, kalian akan melihat kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Jelaslah bahwa kalau kita ada, berarti Allah itu ada. Karena itu, pertama-tama marilah kita pikirkan tentang keberadaan kita dan bagaimana Allah menciptakan kita begitu sempurna.
Keberadaan Manusia
Pernahkah
kalian memikirkan bagaimana manusia bisa ada di dunia ini? Kamu
mungkin akan berkata, ”Semua orang punya ibu dan ayah.”
Namun, jawaban ini tidak tepat. Sebenarnya jawaban itu tidak bisa
menjelaskan bagaimana ibu dan ayah pertama, yaitu manusia pertama,
tercipta. Kamu mungkin pernah mendengar cerita-cerita tentang hal
ini di sekolah dan dari orang-orang di sekitarmu. Tetapi, satu-satunya
jawaban yang benar adalah bahwa Allah-lah Yang menciptakan kalian.
Kita akan mempelajari hal ini dengan mendalam dalam bab-bab berikutnya.
Sekarang, ada satu hal yang harus kalian semua ketahui. Manusia
pertama yang muncul di dunia ini adalah Nabi Adam Alaihissalam (AS).
Seluruh manusia adalah keturunannya.
Adam AS, seperti kita, adalah manusia yang berjalan,
bercakap-cakap, berdoa, dan menyembah Allah. Mula-mula Allah menciptakan
dia, kemudian Allah menciptakan istrinya. Lalu anak-anak mereka
tersebar di seluruh dunia.
Jangan pernah lupa bahwa Allah hanya perlu memerintahkan sesuatu untuk menciptakannya. Ketika Dia berkehendak agar sesuatu terjadi, Dia akan memerintahkan, “Jadilah!” dan sesuatu itu pun terjadi. Dia punya kekuasaan yang menyebabkan-Nya bisa melakukan segalanya. Misalnya, Dia menciptakan Adam dari tanah. Ini mudah bagi Allah.
Akan tetapi, jangan lupa bahwa juga ada orang yang mengingkari adanya Allah. Orang-orang ini memberikan jawaban lain pada pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Mereka tidak mencari kebenaran.
Jangan pernah lupa bahwa Allah hanya perlu memerintahkan sesuatu untuk menciptakannya. Ketika Dia berkehendak agar sesuatu terjadi, Dia akan memerintahkan, “Jadilah!” dan sesuatu itu pun terjadi. Dia punya kekuasaan yang menyebabkan-Nya bisa melakukan segalanya. Misalnya, Dia menciptakan Adam dari tanah. Ini mudah bagi Allah.
Akan tetapi, jangan lupa bahwa juga ada orang yang mengingkari adanya Allah. Orang-orang ini memberikan jawaban lain pada pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Mereka tidak mencari kebenaran.
Jika anak kecil dalam film kartun ini berkata, “Gambarku ini digambar oleh tinta yang tertumpah ke atas selembar kertas putih secara tak sengaja,” tentu saja sangat tak masuk akal, karena kita tahu bahwa seorang senimanlah yang telah menggambar kartun ini. Begitu pulalah, tidak masuk akal jika manusia tidak mengakui bahwa Allah-lah Yang menciptakan mereka. |
Misalkan ada tokoh film kartun bernama Badu. Badu berkata,
“Aku terjadi karena tinta tumpah pada kertas dengan tak sengaja,
cat ini juga tak sengaja tertumpah, lalu membentuk warna-warna.
Jadi, aku tidak perlu siapa pun untuk menggambar diriku dan membentuk
rupaku. Aku bisa terjadi sendiri, dengan kebetulan,” tentu
kalian akan menganggap itu main-main saja. Kalian tahu bahwa garis-garis
yang bagus, warna-warna dan gerakan dalam film kartun itu tidak
bisa terbentuk hanya dengan menumpahkan cat sembarangan di sana-sini,
karena menumpahkan tinta dari botolnya hanya akan menyebabkan kotoran.
Kotoran tentu tidak bisa menciptakan gambar yang bagus yang terbuat
dari garis-garis yang bagus pula. Agar gambar kartun ini bisa dikenali,
dan bisa tercipta, yang membuatnya telah memikirkannya, merencanakannya,
lalu menggambarnya.
Semua orang tahu bahwa seorang kartunis telah menggambar semua sifat tokoh kartun, bentuknya, warnanya, dan kemampuannya seperti berjalan, berlari, dan melompat. |
Untuk memahami semua ini, kalian tidak perlu melihat
seniman dan pelukis gambar Badu itu. Tentu kalian sudah paham bahwa
pembuat gambar Badu itu telah menentukan sifatnya, bentuknya, dan
warnanya, serta bagaimana cara bicaranya, jalannya, atau lompatannya.
Setelah melihat contoh ini, pikirkanlah dengan baik tentang hal berikut: Orang yang tidak setuju bahwa Allah-lah yang menciptakannya sebenarnya juga telah berbohong, sama saja seperti Badu yang kita bicarakan tadi.
Sekarang mari kita misalkan, bahwa orang seperti itu berkata pada kita. Mari kita lihat cara orang ini mencoba menerangkan bagaimana dia dan semua manusia tercipta.
“Aku, ibu dan ayahku, orang tua mereka, dan orang tua yang pertama tinggal di bumi di masa lalu muncul secara tak sengaja. Kejadian tak sengaja (kebetulan) ini menciptakan tubuh, mata, telinga, dan seluruh bagian tubuh kita.”
Setelah melihat contoh ini, pikirkanlah dengan baik tentang hal berikut: Orang yang tidak setuju bahwa Allah-lah yang menciptakannya sebenarnya juga telah berbohong, sama saja seperti Badu yang kita bicarakan tadi.
Sekarang mari kita misalkan, bahwa orang seperti itu berkata pada kita. Mari kita lihat cara orang ini mencoba menerangkan bagaimana dia dan semua manusia tercipta.
“Aku, ibu dan ayahku, orang tua mereka, dan orang tua yang pertama tinggal di bumi di masa lalu muncul secara tak sengaja. Kejadian tak sengaja (kebetulan) ini menciptakan tubuh, mata, telinga, dan seluruh bagian tubuh kita.”
Bahkan bagian-bagian robot berteknologi tinggi pun masih kasar dan kuno jika dibandingkan dengan bagian-bagian tubuh manusia. Allah telah menciptakan manusia dengan sempurna dan segala hal dalam tubuh manusia menunjukkan kesempurnaan ini. |
Kata-kata orang ini, yang mengingkari Allah yang telah menciptakannya, sama saja dengan kata-kata Badu tadi. Satu-satunya perbedaannya adalah, Badu tercipta dari garis-garis dan cat di selembar kertas. Orang tadi, sebaliknya, adalah manusia yang tubunya terdiri dari daging dan tulang. Tetapi, adakah bedanya? Bukankah orang tersebut adalah makhluk yang tubuhnya lebih rumit dan lebih sempurna dari tokoh kartun Badu tadi? Bukankah tubuhnya terdiri dari jantung, hati, darah, dan banyak lagi? Dengan kata lain, jika Badu mustahil terjadi secara tak sengaja, maka tentu akan lebih mustahil lagi jika manusia tersebut tercipta secara tak sengaja. Sekarang, ayo kita tanya orang tersebut:
”Kamu punya tubuh yang bagus yang tidak ada cacat dan celanya. Tanganmu bisa memegang benda-benda dengan sangat baik, bahkan lebih baik daripada mesin yang canggih. Kamu bisa berlari dengan kakimu. Kamu punya pandangan mata yang sempurna, lebih tajam daripada kamera yang kualitasnya tertinggi. Kamu tidak pernah mendengarkan suara-suara yang tidak kamu inginkan. Tidak ada radio atau tape yang bisa menghasilkan suara sejernih itu. Banyak bagian-bagian tubuhmu yang tidak kamu sadari bekerja bersama-sama agar kamu tetap hidup. Misalnya, meskipun kamu tidak bisa mengendalikan apa-apa agar jantung, ginjal, atau hatimu tetap bekerja, semua itu tetap saja bekerja tanpa cacat dan cela. Sekarang, ratusan ilmuwan dan insinyur bekerja tanpa kenal lelah untuk merancang mesin-mesin yang mirip dengan alat-alat tubuh ini. Namun, usaha mereka tidak menghasilkan apa pun. Inilah buktinya, kamu adalah makhluk yang sempurna, yang tidak bisa ditiru oleh manusia. Bagaimana kamu menjelaskan ini?”
Orang
yang mengingkari bahwa Allah-lah yang menciptakan segalanya mungkin
akan berkata:
"Aku juga tahu bahwa kita punya tubuh yang tidak bercela dan alat-alat tubuh yang sempurna. Tetapi aku yakin bahwa: atom-atom yang tidak hidup dan tidak sadar muncul sekaligus tanpa sengaja untuk membentuk alat-alat tubuh dan tubuh kita."
Kalian tentu bisa melihat bahwa kata-katanya ini tidak masuk akal dan aneh. Berapa pun umurnya dan apa pun pekerjaannya, orang yang menyebutkan hal seperti ini tentu tidak mampu berpikir dengan jernih dan mempunyai pemikiran yang keliru. Dan yang mengejutkan, kita sering sekali menemukan orang yang yakin dengan hal yang tak masuk akal ini.
Karena mesin yang paling sederhana pun pasti ada yang membuatnya, makhluk yang rumit seperti manusia tentu tidak bisa terjadi dengan tak sengaja. Tidak diragukan lagi, Allah-lah yang menciptakan manusia pertama. Allah juga yang menciptakan alat-alat tubuh manusia pertama itu sehingga bisa berkembang biak dan sehingga muncullah keturunan-keturunan berikutnya. Allah memastikan bahwa umat manusia akan terus berkembang biak dengan program yang dimasukkannya dalam sel-sel manusia itu. Kita juga terjadi berkat program yang diciptakan oleh Allah ini, dan terus tumbuh sesuai dengan program itu. Yang akan kalian baca mengenai masalah ini di halaman-halaman berikutnya akan membuat kalian bisa mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kenyataan bahwa Allah, Pencipta kita, memiliki kekuasaan dan kearifan yang tak terbatas.
"Aku juga tahu bahwa kita punya tubuh yang tidak bercela dan alat-alat tubuh yang sempurna. Tetapi aku yakin bahwa: atom-atom yang tidak hidup dan tidak sadar muncul sekaligus tanpa sengaja untuk membentuk alat-alat tubuh dan tubuh kita."
Kalian tentu bisa melihat bahwa kata-katanya ini tidak masuk akal dan aneh. Berapa pun umurnya dan apa pun pekerjaannya, orang yang menyebutkan hal seperti ini tentu tidak mampu berpikir dengan jernih dan mempunyai pemikiran yang keliru. Dan yang mengejutkan, kita sering sekali menemukan orang yang yakin dengan hal yang tak masuk akal ini.
Karena mesin yang paling sederhana pun pasti ada yang membuatnya, makhluk yang rumit seperti manusia tentu tidak bisa terjadi dengan tak sengaja. Tidak diragukan lagi, Allah-lah yang menciptakan manusia pertama. Allah juga yang menciptakan alat-alat tubuh manusia pertama itu sehingga bisa berkembang biak dan sehingga muncullah keturunan-keturunan berikutnya. Allah memastikan bahwa umat manusia akan terus berkembang biak dengan program yang dimasukkannya dalam sel-sel manusia itu. Kita juga terjadi berkat program yang diciptakan oleh Allah ini, dan terus tumbuh sesuai dengan program itu. Yang akan kalian baca mengenai masalah ini di halaman-halaman berikutnya akan membuat kalian bisa mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kenyataan bahwa Allah, Pencipta kita, memiliki kekuasaan dan kearifan yang tak terbatas.
Program Sempurna dalam Tubuh Manusia
Meskipun ada perbedaan dalam penampilan manusia dari bangsa berbeda, setiap orang mempunyai sifat-sifat dasar yang tak berubah, yaitu punya mulut, hidung, mata, dan telinga. Karena program-program berbeda yang dimasukkan oleh Allah ke dalam tubuh manusia, setiap orang mempunyai sifat dasar yang sama, meskipun mereka dari luar terlihat berbeda. |
Dalam halaman sebelumnya, kita menyebutkan program
sempurna yang dimasukkan oleh Allah ke dalam tubuh manusia. Berkat
program ini, setiap manusia mempunyai mata, telinga, tangan, dan
kaki. Juga berkat program ini, meskipun ada perbedaan dalam bentuknya,
semua manusia terlihat sangat mirip. Kita mirip dengan kerabat kita,
dan beberapa orang mempunyai sifat yang khas karena program ini.
Misalnya, orang Cina dan Jepang umumnya mirip satu sama lain, orang
Afrika punya warna kulit, bentuk muka, dan bentuk mulut serta mata
yang khas.
Agar sebuah komputer bisa digunakan, software yang disebut ”program” diperlukan di sini. Manusia pun hidup berkat informasi yang mirip dengan software yang telah ditempatkan oleh Allah di dalam gen mereka. |
Sekarang, mari kita pelajari program seperti apakah
itu, melalui contoh berikut ini:
Kalian terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana komputer bekerja. Seorang ahli merancang komputer tersebut. Para ahli di pabrik-pabrik khusus dengan bantuan teknologi maju juga menciptakan komponen-komponen tambahan seperti mikroprosesor, monitor, keyboard, CD, pengeras suara, dan seterusnya. Sekarang, kalian mempunyai sebuah mesin yang bisa memproses kerja yang sangat rumit. Kalian bisa bermain game atau menulis apa pun yang kalian inginkan. Namun agar semua ini terjadi, kalian membutuhkan alat yang disebut ”program”. Tanpa program ini, yang khusus dipersiapkan oleh para ahli, komputer kalian tidak akan bisa bekerja.
Kalian terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana komputer bekerja. Seorang ahli merancang komputer tersebut. Para ahli di pabrik-pabrik khusus dengan bantuan teknologi maju juga menciptakan komponen-komponen tambahan seperti mikroprosesor, monitor, keyboard, CD, pengeras suara, dan seterusnya. Sekarang, kalian mempunyai sebuah mesin yang bisa memproses kerja yang sangat rumit. Kalian bisa bermain game atau menulis apa pun yang kalian inginkan. Namun agar semua ini terjadi, kalian membutuhkan alat yang disebut ”program”. Tanpa program ini, yang khusus dipersiapkan oleh para ahli, komputer kalian tidak akan bisa bekerja.
Selanjutnya,
kita tahu bahwa tidak semua program cocok dengan semua tipe komputer.
Ini berarti, programmer (orang yang menciptakan program itu) harus
mengetahui komputer tersebut maupun software (yaitu alat tempat
program itu ditempatkan) yang cocok dengannya. Seperti yang telah
kita lihat, kita membutuhkan sebuah mesin dan program yang cocok
untuk menjalankan komputer. Tetapi yang lebih penting, jika tidak
ada yang merancang dan menciptakan semua itu, komputer kalian pastilah
tidak akan bisa bekerja.
Tubuh
manusia memiliki sistem yang sangat rumit, jauh lebih hebat
dan lebih rumit dibandingkan komputer. Tak seorang pun yang
berkata bahwa komputer bisa ada secara kebetulan. Tetapi justru
ada orang yang menyatakan bahwa tubuh kita mempunyai sifat-sifat
sempurna seperti ini secara kebetulan.
|
Tubuh manusia mirip dengan komputer. Seperti telah
kita katakan tadi, ada suatu program dalam sel kita yang membuat
kita ada. Sekarang pertanyaannya, bagaimana kejadiannya sehingga
program ini bisa ada? Jawabannya pasti:
Allah,
Yang Maha Perkasa, secara khusus telah menciptakan semua manusia.
Allah-lah Yang menciptakan tubuh kita serta program yang membentuknya.
Tetapi jangan salah. Jika kita pikirkan dengan cara lain, sangat mustahil membandingkan tubuh manusia dengan sebuah komputer. Tubuh kita jauh lebih hebat daripada komputer yang paling rumit sekalipun. Otak kita saja, misalnya, jauh lebih rumit daripada komputer.
Sekarang mari kita lihat bagaimana seorang bayi terlahir ke dunia.
Mula-mula, ada suatu bagian yang sangat kecil dalam rahim ibu. Kemudian dari hari ke hari bagian yang sangat kecil ini tumbuh dan mulai terbentuk.
Tinggi tubuh kalian, warna mata kalian, bulu mata kalian, bentuk tangan-tangan kalian, dan ratusan ciri-ciri kalian semuanya ditentukan sejak awal dari kejadian paling pertama keberadaan kalian. Semua informasi ini tersimpan dalam program awal yang ditempatkan Allah dalam sel-sel. Program ini begitu sempurna dan terperinci sehingga para ilmuwan baru saja mulai bisa memahami bagaimana semua itu bekerja.
Tetapi jangan salah. Jika kita pikirkan dengan cara lain, sangat mustahil membandingkan tubuh manusia dengan sebuah komputer. Tubuh kita jauh lebih hebat daripada komputer yang paling rumit sekalipun. Otak kita saja, misalnya, jauh lebih rumit daripada komputer.
Sekarang mari kita lihat bagaimana seorang bayi terlahir ke dunia.
Mula-mula, ada suatu bagian yang sangat kecil dalam rahim ibu. Kemudian dari hari ke hari bagian yang sangat kecil ini tumbuh dan mulai terbentuk.
Tinggi tubuh kalian, warna mata kalian, bulu mata kalian, bentuk tangan-tangan kalian, dan ratusan ciri-ciri kalian semuanya ditentukan sejak awal dari kejadian paling pertama keberadaan kalian. Semua informasi ini tersimpan dalam program awal yang ditempatkan Allah dalam sel-sel. Program ini begitu sempurna dan terperinci sehingga para ilmuwan baru saja mulai bisa memahami bagaimana semua itu bekerja.
Sesuai dengan program yang ditempatkan Allah di dalam
tubuh kita, kita mulai tumbuh perlahan. Itulah sebabnya pertumbuhan
tubuh kita tidak terlihat aneh. Perlu waktu lama untuk tumbuh. Kita
pasti akan terkejut jika program ini bekerja dengan cepat. Mata
bayi yang baru lahir, yang tiba-tiba menjadi mata orang tua pastilah
akan sangat mengejutkan.
Bagaimana Bentuk Kehidupan Lainnya Terjadi?
Agar sesuai dengan program yang dimasukkan oleh Allah ke dalam tubuh kita, kita tumbuh setahap demi setahap. Mata bayi yang baru lahir yang tiba-tiba kita lihat berubah menjadi mata orang tua pasti akan membuat kita terkejut. |
Manusia tentu bukan satu-satunya makhluk yang ada di
bumi. Ada ribuan makhluk hidup lainnya, yang di antaranya kalian
ketahui dan banyak yang tidak kalian ketahui. Beberapa di antara
makhluk itu ada di sekitar kalian, kalian melihatnya di mana-mana.
Akan tetapi, ada pula yang begitu jauh sehingga kalian hanya bisa
melihatnya dalam buku-buku atau film. Tetapi, jika kalian melihat
lebih dekat semua makhluk ini, kalian akan melihat bahwa semuanya
punya satu ciri umum. Bisakah kalian tebak ciri apakah itu? Kita
bisa menyebutnya “kecocokan”.
Sekarang, mari kita sebutkan cocok dengan apakah suatu makhluk hidup. Mereka cocok dengan:
Sekarang, mari kita sebutkan cocok dengan apakah suatu makhluk hidup. Mereka cocok dengan:
Lingkungan tempat mereka tinggal,
Makhluk hidup lain yang hidup bersama-sama dengan mereka,
Unsur-unsur yang mempertahankan sifat mereka,
Hal-hal yang memberikan manfaat bagi manusia.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dalam lingkungan tertentu sehingga ia bisa bertahan hidup. Ikan bisa bernafas dalam air, burung bisa terbang di langit, dan hewan menyusui hidup di darat. |
Sebelum membahas semua ini, mari kita gunakan contoh
sederhana untuk memperjelas maksud “kecocokan”. Pikirkanlah
tentang stop kontak dan steker (colokan kabel listrik) di rumah
kalian. Keduanya saling cocok sama lain. Tetapi, kenapa kalian bisa
menyebutkannya saling cocok satu sama lain? Karena ada dua lubang
di stop kontak agar ujung colokan kabel tersebut bisa masuk. Sudah
cukup? Lebar dua ujung colokan logam harus sama dengan lebar dua
lubang pada stop kontak. Jika tidak begitu, colokan tidak akan pernah
klop dengan stop kontak. Jarak antara ujung colokan dengan jarak
antara dua lubang stop kontak juga sama. Jika tidak sama, colokan
tidak akan pernah masuk ke dalam stop kontak.
Namun, ciri-ciri ini saja tidak cukup untuk membuat colokan cocok dengan stop kontak. Jika colokan itu sangat panjang, maka kembali lagi tidak ada kecocokan. Jika lubang-lubang colokan tidak terbuat dari logam, listrik tidak akan mengalir ke dalam stop kontak. Jika colokan tidak terbuat dari plastik, maka ketika kalian memegangnya, kalian akan terkena strum listrik. Jadi, kurangnya kecocokan dalam alat-alat yang paling sederhana sekalipun menyebabkan alat itu tidak bisa bekerja. Ini berarti bahwa begitu pulalah halnya dengan orang yang menciptakan colokan dan stop kontak itu. Dan dia menciptakannya saling cocok satu sama lain. Dia membuat keduanya bisa dipakai. Tentu tidak mungkin logam dan plastik bisa ada karena kebetulan dan keduanya direncanakan secara terpisah dan tidak sekaligus, karena jika begitu kalian tidak akan pernah menemukan sebuah stop kontak dan sebuah colokan kabel yang saling cocok satu sama lain.
Namun, ciri-ciri ini saja tidak cukup untuk membuat colokan cocok dengan stop kontak. Jika colokan itu sangat panjang, maka kembali lagi tidak ada kecocokan. Jika lubang-lubang colokan tidak terbuat dari logam, listrik tidak akan mengalir ke dalam stop kontak. Jika colokan tidak terbuat dari plastik, maka ketika kalian memegangnya, kalian akan terkena strum listrik. Jadi, kurangnya kecocokan dalam alat-alat yang paling sederhana sekalipun menyebabkan alat itu tidak bisa bekerja. Ini berarti bahwa begitu pulalah halnya dengan orang yang menciptakan colokan dan stop kontak itu. Dan dia menciptakannya saling cocok satu sama lain. Dia membuat keduanya bisa dipakai. Tentu tidak mungkin logam dan plastik bisa ada karena kebetulan dan keduanya direncanakan secara terpisah dan tidak sekaligus, karena jika begitu kalian tidak akan pernah menemukan sebuah stop kontak dan sebuah colokan kabel yang saling cocok satu sama lain.
Lebah membawa serbuk sari bunga yang mereka kunjungi pada bunga-bunga lain. Inilah proses yang bisa menyebabkan perkembangbiakan bunga. Dengan cara yang sama, ikan pembersih membersihkan ikan yang lebih besar. |
Kecocokan makhluk hidup jauh lebih rumit dibandingkan
kecocokan stop kontak dengan colokan kabel, karena makhluk hidup
terdiri dari ribuan sistem (sistem di sini berarti: cara kerja tubuh)
dan alat tubuh yang harus ada sekaligus secara selaras dan bekerja
sama dengan sempurna. Jika kita tuliskan sistem-sistem ini kita
akan memenuhi sebuah perpustakaan dengan ratusan buku. Oleh sebab
itu, dalam halaman-halaman berikut kita akan membahas secara singkat
ciri-ciri sempurna makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah:
Makhluk hidup cocok dengan lingkungan tempat mereka hidup
Setiap makhluk hidup, di darat atau di air, cocok
sempurna dengan tempat tinggalnya. Begitulah mereka diciptakan.
Berbagai sistem sempurna memastikan tersedianya zat makanan, perlindungan,
dan perkembangbiakan makhluk hidup. Artinya, setiap makhluk hidup
dirancang khusus sesuai dengan tempat hidupnya.
Alat-alat tubuh dan gaya hidup makhluk hidup cocok dengan keadaan lingkungannya. Misalnya, burung memiliki sayap yang sempurna untuk terbang di langit. Ikan-ikan mempunyai insang yang diciptakan khusus untuk bernafas dalam air. Jika mereka mempunyai paru-paru seperti kita, mereka akan mati.
Alat-alat tubuh dan gaya hidup makhluk hidup cocok dengan keadaan lingkungannya. Misalnya, burung memiliki sayap yang sempurna untuk terbang di langit. Ikan-ikan mempunyai insang yang diciptakan khusus untuk bernafas dalam air. Jika mereka mempunyai paru-paru seperti kita, mereka akan mati.
Makhluk
hidup cocok dengan makhluk hidup lain yang hidup bersama mereka
Ada beberapa burung dan serangga yang membantu perkembangbiakan
tanaman. Artinya, meskipun mereka tidak menyadarinya, mereka telah
membantu tumbuhnya tanaman. Misalnya, ketika terbang dari bunga
satu ke bunga lainnya, kumbang-kumbang membawa serbuk sari yang
menempel. Berkat proses ini, tanaman mampu berkembang biak. Dalam
beberapa hal, hewan-hewan melakukan tindakan yang bermanfaat bagi
hewan lain. Ikan pembersih, misalnya, membersihkan hewan-hewan yang
sangat kecil dari kulit ikan besar sehingga menyebabkan hidup mereka
menjadi sehat. Inilah bentuk lain kecocokan.
Makhluk hidup cocok dengan unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan
alam
Kita membutuhkan makanan seperti daging, susu, telur, ayam, madu, sayuran, dan buah-buahan setiap hari. Sumber-sumber makanan dasar lainnya juga merupakan nikmat yang diciptakan oleh Allah untuk kita, sehingga untuk itu kita perlu bersyukur kepada-Nya. |
Tidak ada makhluk hidup, selain manusia, yang mengganggu
keseimbangan alam. Bahkan, mereka tercipta dengan sifat-sifat yang
mempertahankan keseimbangan itu. Namun, keseimbangan bumi selalu
terancam oleh tindakan bodoh manusia. Misalnya, jika manusia menyakiti
seekor hewan tanpa kenal ampun, hewan itu akan punah. Punahnya hewan
itu menyebabkan jumlah mangsanya meningkat terlalu banyak, yang
kelak akan membahayakan hidup manusia dan alam itu sendiri. Jadi,
ada suatu keseimbangan alami dalam penciptaan makhluk hidup. Mereka
sepenuhnya cocok dengan keseimbangan alam, tetapi kecuali untuk
manusia, mereka bisa menyebabkan kehancuran keseimbangan yang sudah
tepat itu.
Makhluk hidup cocok dengan hal-hal yang bermanfaat bagi manusia
Misalnya, pikirkanlah tentang banyaknya manfaat madu
untukmu. Bagaimana kumbang-kumbang mengetahui bahwa kalian memerlukan
jenis makanan seperti itu, dan bagaimana mereka menghasilkannya?
Bisakah seekor ayam, sapi, atau biri-biri mengetahui kebutuhan makanan
manusia dan menghasilkan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Tentu tidak.
Keselarasan yang menakjubkan antarmakhluk hidup ini merupakan bukti nyata bahwa satu Pencipta telah menciptakan mereka. Ini berkat penciptaaan sempurna oleh Allah, sehingga keseimbangan tercipta di bumi.
Keselarasan yang menakjubkan antarmakhluk hidup ini merupakan bukti nyata bahwa satu Pencipta telah menciptakan mereka. Ini berkat penciptaaan sempurna oleh Allah, sehingga keseimbangan tercipta di bumi.
Penciptaan Alam Semesta
Setiap orang sepakat bahwa kota yang modern dan sangat maju dalam gambar ini tidak mungkin muncul secara kebetulan. Kota itu tentu telah dirancang dan dibangun oleh arsitek yang ahli, para insinyur, dan tukang-tukang. Tidak ada yang akan berpendapat sebaliknya. |
Sejauh ini kita telah menjelaskan penciptaaan makhluk
hidup oleh Allah. Sekarang, waktunya kita meneliti alam semesta
secara umum. Allah juga telah menciptakan alam semesta tempat kalian,
bumi, matahari, tata surya, planet, bintang, galaksi, dan segalanya
berada.
Sekalipun demikian, seperti halnya orang-orang yang menentang kenyataan penciptaan makhluk hidup, ada pula orang yang mengingkari kenyataan bahwa alam semesta itu telah diciptakan. Orang-orang seperti ini beranggapan bahwa alam semesta terjadi dengan tiba-tiba. Bahkan, mereka menganggap bahwa alam selalu ada. Namun, mereka tidak pernah menjelaskan pernyataan yang tidak masuk akal ini. Pernyataan mereka mirip dengan contoh berikut: Bayangkanlah bahwa kalian suatu hari berlayar sendirian dan tiba di pinggir pantai suatu pulau. Apa yang kalian pikirkan jika kalian tiba di suatu kota yang sangat maju dengan gedung-gedung pencakar langit, yang dikelilingi oleh taman-taman yang indah dan pepohonan? Kota-kota ini juga penuh dengan bioskop, restoran, dan rel kereta api.
Sekalipun demikian, seperti halnya orang-orang yang menentang kenyataan penciptaan makhluk hidup, ada pula orang yang mengingkari kenyataan bahwa alam semesta itu telah diciptakan. Orang-orang seperti ini beranggapan bahwa alam semesta terjadi dengan tiba-tiba. Bahkan, mereka menganggap bahwa alam selalu ada. Namun, mereka tidak pernah menjelaskan pernyataan yang tidak masuk akal ini. Pernyataan mereka mirip dengan contoh berikut: Bayangkanlah bahwa kalian suatu hari berlayar sendirian dan tiba di pinggir pantai suatu pulau. Apa yang kalian pikirkan jika kalian tiba di suatu kota yang sangat maju dengan gedung-gedung pencakar langit, yang dikelilingi oleh taman-taman yang indah dan pepohonan? Kota-kota ini juga penuh dengan bioskop, restoran, dan rel kereta api.
Alam
semesta tempat kita hidup ini jauh lebih besar daripada
kota yang kita lihat di halaman sebelumnya. Alam semesta
juga punya bentuk yang jauh lebih hebat daripada kota ini.
Dalam hal ini, bisakah kita berkata bahwa alam semesta yang
sempurna ini tidak diciptakan dan muncul secara tiba-tiba
begitu saja? Pernyataan seperti itu jelas sangat aneh. Allah-lah
Yang telah menciptakan keteraturan sempurna dalam rancangan
alam semesta.
|
Kalian pastilah berpikir bahwa kota ini telah direncanakan
dan dibangun oleh orang-orang yang cerdas, bukan? Apa yang kalian
pikirkan jika seseorang berkata, “Tidak ada seorang pun yang
membangun kota ini. Kota ini sudah ada begitu saja, selalu begitu,
dan suatu ketika di masa lalu kami datang lalu menempatinya. Di
sini, kami memperoleh semua yang kami perlukan, dan semuanya sudah
ada begitu saja?”
Kalian mungkin akan berpikir dia itu gila, atau kalian
juga akan berpikir bahwa ia tidak tahu apa yang dipikirkannya. Tetapi
jangan pernah lupa bahwa alam semesta yang kita tempati ini justru
jauh lebih luas dibandingkan kota itu. Alam semesta ini meliputi
planet-planet, bintang, komet, dan bulan yang tak terhitung jumlahnya
dan berbagai ragam bentuknya. Oleh sebab itu, pernyataan seseorang
yang mengatakan bahwa alam semesta yang sempurna ini tidaklah diciptakan,
melainkan telah ada dari dulu pastilah tidak berdasar. Bukankah
demikian?
Setelah membaca bagian di bawah ini, kalian sendiri pun akan mampu memberikan jawaban terbaik. Sekarang, mari kita lanjutkan pembahasan tentang alam semesta. Simpanlah jawaban kalian untuk nanti.
Setelah membaca bagian di bawah ini, kalian sendiri pun akan mampu memberikan jawaban terbaik. Sekarang, mari kita lanjutkan pembahasan tentang alam semesta. Simpanlah jawaban kalian untuk nanti.
Segalanya Mulai Terbentuk dalam Suatu Ledakan Besar
Seperti halnya titiik-titik kecil yang digambar pada balon bergerak menjauh satu sama lain, begitu pula halnya benda langit bergerak menjauh satu sama lain karena pengaruh Big Bang. |
Jika kalian memikirkan bertambah luasnya alam semesta seperti film, jika kalian memutar balik film itu hingga awal, kalian akan melihat ada satu titik tunggal. |
Di masa ketika manusia tidak punya teropong bintang
untuk mengamati langit, mereka hanya punya pengetahuan yang sangat
sedikit, dan sangat tidak bisa dipercaya tentang alam semesta yang
luas, dan mereka hanya sedikit mengetahuinya. Dengan kemajuan teknologi,
manusia pun mempunyai informasi yang akurat tentang ruang angkasa.
Pada pertengahan abad kedua belas, mereka menemukan sesuatu yang
sangat penting. Alam semesta mempunyai tanggal lahir, yang artinya
alam semesta tidak selalu ada dari dulu. Alam semesta, dengan kata
lain bintang-bintang, planet-planet, dan galaksi-galaksi, mulai
terbentuk pada tanggal tertentu. Para ilmuwan menghitung umur alam
semesta adalah sekitar 15 miliar tahun.
Mereka menamakan saat alam semesta terlahir dengan ”Big Bang”, atau ledakan besar, karena 15 miliar tahun yang lalu, ketika tidak satu pun ada, segala hal tiba-tiba muncul dengan setelah ada ledakan di satu titik. Singkatnya, zat dan alam semesta, yang dianggap manusia sudah ada dari dulu, ternyata mempunyai awal. Di sini, pertanyaan pun muncul, ”Bagaimana mereka memahami adanya awal tersebut?” Sangat mudah. Zat yang menyebar dan menjauh dari benda-benda pecahan dari ledakan besar itu masih terus bergerak menjauh. Coba pikirkan sebentar! Alam semesta terus bertambah luas, bahkan pada saat ini. Bayangkanlah alam semesta seperti sebuah balon. Jika kita menggambar dua titik kecil pada balon ini, apa yang terjadi ketika balon itu kalian tiup? Titik-titik pada balon itu akan menjauh satu sama lain ketika balon itu membesar dan volumenya meningkat. Seperti pada balon ini, volume alam semesta pun juga meningkat, dan segala hal di dalamnya menjauh satu sama lain. Dengan kata lain, jarak antara bintang, galaksi, bintang, dan meteor terus meningkat.
Bayangkan bahwa kalian tengah melihat meluasnya alam semesta dalam film kartun. Bagaimana jadinya alam semesta jika kita memutar film itu dari awalnya? Tentu alam semesta itu akan kembali ke satu titik, bukan? Begitulah yang dilakukan para ilmuwan tadi. Mereka kembali ke awal Ledakan Besar tersebut dan mengetahui bahwa alam semesata yang terus meluas ini mula-mulanya adalah satu titik tunggal.
Ledakan ini, yang disebut Big Bang, menjadi titik awal keberadaan yang telah ditentukan Allah untuk ”alam semesta”. Dengan ledakan ini, Allah telah menciptakan benda-benda (partikel) yang membentuk alam semesta, sehingga segala hal pun muncul. Partikel ini menyebar dengan kecepatan tinggi. Selama kejadian ledakan itu, keadaannya hampir seperti campuran benda-benda yang terbuat dari partikel-partikel berbeda. Namun saat kekacauan besar ini mulai berubah menjadi bentuk yang teratur, Allah menciptakan atom-atom dari partikel-partikel itu, dan akhirnya bintang-bintang pun tercipta dari atom-atom. Allah telah menciptakan seluruh alam semesta dan segala hal di dalamnya.
Mari kita ambil contoh untuk memperjelas semua ini:
Mereka menamakan saat alam semesta terlahir dengan ”Big Bang”, atau ledakan besar, karena 15 miliar tahun yang lalu, ketika tidak satu pun ada, segala hal tiba-tiba muncul dengan setelah ada ledakan di satu titik. Singkatnya, zat dan alam semesta, yang dianggap manusia sudah ada dari dulu, ternyata mempunyai awal. Di sini, pertanyaan pun muncul, ”Bagaimana mereka memahami adanya awal tersebut?” Sangat mudah. Zat yang menyebar dan menjauh dari benda-benda pecahan dari ledakan besar itu masih terus bergerak menjauh. Coba pikirkan sebentar! Alam semesta terus bertambah luas, bahkan pada saat ini. Bayangkanlah alam semesta seperti sebuah balon. Jika kita menggambar dua titik kecil pada balon ini, apa yang terjadi ketika balon itu kalian tiup? Titik-titik pada balon itu akan menjauh satu sama lain ketika balon itu membesar dan volumenya meningkat. Seperti pada balon ini, volume alam semesta pun juga meningkat, dan segala hal di dalamnya menjauh satu sama lain. Dengan kata lain, jarak antara bintang, galaksi, bintang, dan meteor terus meningkat.
Bayangkan bahwa kalian tengah melihat meluasnya alam semesta dalam film kartun. Bagaimana jadinya alam semesta jika kita memutar film itu dari awalnya? Tentu alam semesta itu akan kembali ke satu titik, bukan? Begitulah yang dilakukan para ilmuwan tadi. Mereka kembali ke awal Ledakan Besar tersebut dan mengetahui bahwa alam semesata yang terus meluas ini mula-mulanya adalah satu titik tunggal.
Ledakan ini, yang disebut Big Bang, menjadi titik awal keberadaan yang telah ditentukan Allah untuk ”alam semesta”. Dengan ledakan ini, Allah telah menciptakan benda-benda (partikel) yang membentuk alam semesta, sehingga segala hal pun muncul. Partikel ini menyebar dengan kecepatan tinggi. Selama kejadian ledakan itu, keadaannya hampir seperti campuran benda-benda yang terbuat dari partikel-partikel berbeda. Namun saat kekacauan besar ini mulai berubah menjadi bentuk yang teratur, Allah menciptakan atom-atom dari partikel-partikel itu, dan akhirnya bintang-bintang pun tercipta dari atom-atom. Allah telah menciptakan seluruh alam semesta dan segala hal di dalamnya.
Mari kita ambil contoh untuk memperjelas semua ini:
Cat dalam mangkuk menyembur ke mana-mana karena ledakan. Bisakah tetes-tetes cat yang tersembur tak beraturan itu secara tiba-tiba terkumpul dan membentuk gambar seperti yang kita lihat di ruang angkasa? Terbentuknya gambar ini secara tak sengaja pastilah mustahil. Mengungkapkan teori bahwa alam semesta bisa terjadi karena kebetulan jauh lebih tidak masuk akal dibandingkan dengan pembentukan gambar ini secara kebetulan pula. |
Pikirkanlah suatu ruangan yang sangat besar. Bisa
dikatakan tidak terbatas. Hanya ada satu mangkuk yang penuh dengan
cat di dalamnya. Selain itu tidak ada. Dalam mangkuk itu, segala
jenis cat bercampur, membentuk warna-warna yang aneh. Bayangkanlah
bahwa suatu bom meledakkan mangkuk ini, sehingga cat-cat di dalamnya
menyembur ke segala tempat dalam bentuk titik-titik yang sangat
kecil. Bayangkanlah bahwa jutaan titik-titik cat ini memuncrat ke
segala tempat dalam ruangan ini. Sementara itu, selama penyemburan
titik-titik kecil ini, suatu keanehan mulai terjadi. Bukan membentuk
tumpahan yang berceceran untuk kemudian hilang, titik-titik itu
justru mulai saling berbaur seolah makhluk yang cerdas. Tumpahan
yang awalnya membentuk campuran warna mulai mengatur dirinya menjadi
warna-warna tersendiri. Biru, kuning, merah, dan seluruh tetesan
dari kelompok warna yang sama berkumpul bersama dan mulai bergerak
menjauh. Tetapi, hal yang lebih aneh lagi juga terjadi: Lima ratus
tetesan biru bergabung bersama dan, dalam bentuk tetesan yang lebih
besar, meneruskan perjalanannya. Sementara itu, tiga ratus tetesan
merah di satu sudut dan dua ratus tetesan kuning di sudut lainnya
bergabung dan terus tersebar bersama. Kelompok-kelompok warna terpisah
ini bergerak menjauh satu sama lain dan membentuk gambar yang indah,
seolah berbuat menurut perintah seseorang.
Beberapa tetesan bergabung dan membentuk gambar bintang, yang lain menjadi gambar matahari, dan lainnya membentuk planet di sekitar matahari. Kelompok tetesan lain membentuk gambar bumi, sedang lainnya membentuk bulan. Jika kalian pernah melihat gambar seperti itu, apakah kalian akan berpikir bahwa ledakan semangkuk cat tadi secara tak sengaja membentuk gambar ini? Tentu tidak ada yang akan berpikir itu masuk akal.
Beberapa tetesan bergabung dan membentuk gambar bintang, yang lain menjadi gambar matahari, dan lainnya membentuk planet di sekitar matahari. Kelompok tetesan lain membentuk gambar bumi, sedang lainnya membentuk bulan. Jika kalian pernah melihat gambar seperti itu, apakah kalian akan berpikir bahwa ledakan semangkuk cat tadi secara tak sengaja membentuk gambar ini? Tentu tidak ada yang akan berpikir itu masuk akal.
Keteraturan yang sempurna dalam tubuh kita adalah berkat penciptaan Allah yang sempurna. |
Seperti yang diperlihatkan oleh cerita tentang tetesan
cat ini, benda-benda muncul bersama dan membentuk gambar sempurna
yang kita lihat ketika memandang langit, atau dengan kata lain bintang-bintang,
matahari, dan planet-planet. Tetapi bisakah semua ini terjadi dengan
sendirinya?
Bagaimana mungkin bintang-bintang di langit, planet, matahari, bulan, dan bumi terjadi karena atom-atom yang bergabung bersama secara kebetulan setelah ledakan? Bagaimana dengan ibu, ayah, teman-teman kalian, atau burung-burung, kucing, pisang, atau stroberi...? Tentu saja, semua ini sangat mustahil terjadi. Pendapat seperti itu adalah omong kosong, sama bohongnya dengan pernyataan bahwa sebuah rumah tidaklah dibuat oleh tukang-tukangnya, melainkan terjadi karena kehendak sendiri ubin dan batu bata, dan sepenuhnya secara kebetulan. Kita semua tahu bahwa batu bata yang berhamburan karena ledakan bom tidak akan bisa membentuk sebuah gubuk kecil. Semua itu akan menjadi batu dan tanah, dan suatu ketika kembali bercampur dengan bumi.
Tetapi ada suatu hal yang memerlukan perhatian khusus. Seperti yang kalian ketahui, tetesan cat adalah benda yang tidak punya akal dan tak bernyawa. Tentu mustahil bahwa tetesan cat bisa dengan tiba-tiba muncul dan membentuk gambar. Di sini, tentu saja kita berbicara tentang pembentukan makhluk hidup yang berakal. Tentu sangat mustahil jika makhluk hidup seperti manusia, tanaman, dan hewan bisa terjadi dari benda tak hidup sepenuhnya secara tak sengaja.
Untuk memahami hal ini dengan lebih baik, kita harus merenungkan tubuh kita sendiri: Tubuh kita terdiri atas molekul-molekul (yaitu, gabungan atom-atom) yang sangat kecil dan tak terlihat oleh mata, seperti protein, lemak, dan air… Semua ini membentuk sel-sel, dan sel-sel membentuk tubuh kita. Keteraturan sempurna dalam tubuh kita merupakan hasil dari suatu rancangan khusus. Allah telah menciptakan mata kita yang melihat, tangan yang memegang buku ini, dan kaki kita agar kita bisa berjalan. Allah telah menentukan sebelumnya bagaimana kita akan tumbuh dalam rahim ibu, berapa tinggi badan kita nanti, dan warna mata kita.
Bagaimana mungkin bintang-bintang di langit, planet, matahari, bulan, dan bumi terjadi karena atom-atom yang bergabung bersama secara kebetulan setelah ledakan? Bagaimana dengan ibu, ayah, teman-teman kalian, atau burung-burung, kucing, pisang, atau stroberi...? Tentu saja, semua ini sangat mustahil terjadi. Pendapat seperti itu adalah omong kosong, sama bohongnya dengan pernyataan bahwa sebuah rumah tidaklah dibuat oleh tukang-tukangnya, melainkan terjadi karena kehendak sendiri ubin dan batu bata, dan sepenuhnya secara kebetulan. Kita semua tahu bahwa batu bata yang berhamburan karena ledakan bom tidak akan bisa membentuk sebuah gubuk kecil. Semua itu akan menjadi batu dan tanah, dan suatu ketika kembali bercampur dengan bumi.
Tetapi ada suatu hal yang memerlukan perhatian khusus. Seperti yang kalian ketahui, tetesan cat adalah benda yang tidak punya akal dan tak bernyawa. Tentu mustahil bahwa tetesan cat bisa dengan tiba-tiba muncul dan membentuk gambar. Di sini, tentu saja kita berbicara tentang pembentukan makhluk hidup yang berakal. Tentu sangat mustahil jika makhluk hidup seperti manusia, tanaman, dan hewan bisa terjadi dari benda tak hidup sepenuhnya secara tak sengaja.
Untuk memahami hal ini dengan lebih baik, kita harus merenungkan tubuh kita sendiri: Tubuh kita terdiri atas molekul-molekul (yaitu, gabungan atom-atom) yang sangat kecil dan tak terlihat oleh mata, seperti protein, lemak, dan air… Semua ini membentuk sel-sel, dan sel-sel membentuk tubuh kita. Keteraturan sempurna dalam tubuh kita merupakan hasil dari suatu rancangan khusus. Allah telah menciptakan mata kita yang melihat, tangan yang memegang buku ini, dan kaki kita agar kita bisa berjalan. Allah telah menentukan sebelumnya bagaimana kita akan tumbuh dalam rahim ibu, berapa tinggi badan kita nanti, dan warna mata kita.
Allah-lah Yang Menciptakan Segalanya
Jika
kalian masih ingat, di awal buku ini kita mencari jawaban yang tepat
untuk orang-orang yang tidak beriman. Sekarang kita mempunyai jawabannya.
Keteraturan yang terjadi setelah ledakan alam semesta itu bahkan
jauh lebih sempurna dibandingkan contoh-contoh yang kita sebutkan
(kota besar atau mangkuk cat). Semua ini tidak mungkin terjadi karena
kebetulan.
Sistem yang sempurna ini hanya bisa terjadi dengan kehendak Allah Yang Maha Perkasa. Allah mampu menciptakan segalanya. Dia hanya berkata padanya, ”Jadilah!” dan terjadilah sesuatu itu.
Sistem yang sempurna ini hanya bisa terjadi dengan kehendak Allah Yang Maha Perkasa. Allah mampu menciptakan segalanya. Dia hanya berkata padanya, ”Jadilah!” dan terjadilah sesuatu itu.
Segala hal yang dialami oleh manusia dari lahir hingga meninggal ditentukan dengan takdir. Kalian bisa merenungkan ini seperti halnya sebuah rol film. Jika kita membuka rol film itu, lalu dilihat dari jauh, kita bisa melihat awal, tengah, dan akhir kejadian pada saat yang sama. |
Allah telah menciptakan dunia yang indah dalam alam
semesta yang sempurna untuk kita, dan Dia menciptakan hewan-hewan
dan tumbuhan di dalamnya. Dia menciptakan matahari untuk memberikan
energi dan menghangatkan kita. Jarak matahari dari bumi telah diatur
dengan tepat sehingga jika lebih dekat akan sangat panas, tetapi
jika lebih jauh kita semua akan membeku.
Ketika para ilmuwan menemukan lebih banyak bukti-bukti ini, kita pun mengetahui kekuasaan Allah lebih baik. Hal ini karena benda-benda tidak bisa mengambil keputusan atau pun melaksanakan keputusan itu. Ini berarti bahwa ada Pencipta yang telah merancang dan menciptakan alam semesta ini. Materi, yaitu zat dasar bintang-bintang, manusia, hewan, tanaman, dan segalanya, hidup atau tak hidup, berada di bawah kendali Allah. Itulah sebabnya segala hal di bumi ini teratur. Karena segalanya diciptakan oleh Allah, Yang Maha Pencipta dan Pemberi Bentuk.
Ketika para ilmuwan menemukan lebih banyak bukti-bukti ini, kita pun mengetahui kekuasaan Allah lebih baik. Hal ini karena benda-benda tidak bisa mengambil keputusan atau pun melaksanakan keputusan itu. Ini berarti bahwa ada Pencipta yang telah merancang dan menciptakan alam semesta ini. Materi, yaitu zat dasar bintang-bintang, manusia, hewan, tanaman, dan segalanya, hidup atau tak hidup, berada di bawah kendali Allah. Itulah sebabnya segala hal di bumi ini teratur. Karena segalanya diciptakan oleh Allah, Yang Maha Pencipta dan Pemberi Bentuk.
Allah Menciptakan Semua Manusia dengan Takdir
Di awal buku ini, kita telah menyebutkan bagaimana
Allah menciptakan Adam AS. Seluruh manusia berasal darinya. Allah
telah menganugerahkan kehidupan bagi manusia di dunia ini untuk
menguji mereka, serta mengutus bagi mereka para rasul untuk menyampaikan
tanggung jawab mereka.
Setiap orang diuji di dunia ini dengan kejadian-kejadian yang mereka alami. Dengan kata lain, kita diuji dengan bagaimana kita menanggapi kejadian-kejadian yang kita alami, cara kita berbicara, dan kesabaran kita dalam menghadapi kesukaran:
Pendeknya, apakah kita telah bertindak dengan benar.
Ujian ini akan menentukan nasib kita di akhirat.
Tetapi, ujian di dunia ini mempunyai rahasia yang sangat penting. Karena kasih dan sayangnya yang besar untuk manusia, Allah menciptakan takdir. Takdir, yaitu seluruh peristiwa yang dialami seseorang di dunia, telah ditentukan oleh Allah bahkan sebelum seseorang lahir. Untuk setiap manusia, Allah menciptakan takdirnya sendiri-sendiri.
Untuk lebih memahami ini, kita bisa menyamakannya dengan sebuah film yang telah direkam di atas VCD. Baik awal maupun akhir film ini telah diketahui, tetapi kita hanya bisa mengetahuinya setelah menonton film itu. Begitu pula halnya dengan takdir.
Segala hal yang dilakukan seseorang di sepanjang hidupnya, seluruh peristiwa yang ia alami, sekolah yang ia masuki, rumah yang ia diami, dan saat kematiannya semuanya telah ditetapkan.
Seluruh peristiwa yang terjadi pada seseorang, baik atau buruk, telah ditetapkan dalam pengetahuan Allah. Setiap orang diuji dalam menjalani ketentuan (atau skenario) yang telah ditulis khusus untuk mereka ini. Jadi, sesuai dengan skenario, manusia menjalani serangkaian peristiwa. Keimanannya, tindakannya, juga tanggapannya atas kejadian ini, menentukan nasibnya di akhirat.
Pengetahuan tentang takdir adalah sumber kebahagiaan besar manusia. Takdir adalah berkat dari Allah. Karena itu, manusia tidak perlu menyesali kejadian yang hasilnya telah ditetapkan sebelumnya atau takut atas kejadian yang tidak baik. Bagi manusia yang sabar dalam menghadapi ujian ini, sadar bahwa tidak ada yang terjadi tanpa kehendak Allah, Allah memberi kabar gembira dengan surga. Para rasul Allah adalah teladan terbaik dalam hal ini. Allah memberikan untuk mereka ganjaran yang baik, yakni surga, karena iman mereka yang istimewa dan amal mereka yang benar.
Setiap orang diuji di dunia ini dengan kejadian-kejadian yang mereka alami. Dengan kata lain, kita diuji dengan bagaimana kita menanggapi kejadian-kejadian yang kita alami, cara kita berbicara, dan kesabaran kita dalam menghadapi kesukaran:
Pendeknya, apakah kita telah bertindak dengan benar.
Ujian ini akan menentukan nasib kita di akhirat.
Tetapi, ujian di dunia ini mempunyai rahasia yang sangat penting. Karena kasih dan sayangnya yang besar untuk manusia, Allah menciptakan takdir. Takdir, yaitu seluruh peristiwa yang dialami seseorang di dunia, telah ditentukan oleh Allah bahkan sebelum seseorang lahir. Untuk setiap manusia, Allah menciptakan takdirnya sendiri-sendiri.
Untuk lebih memahami ini, kita bisa menyamakannya dengan sebuah film yang telah direkam di atas VCD. Baik awal maupun akhir film ini telah diketahui, tetapi kita hanya bisa mengetahuinya setelah menonton film itu. Begitu pula halnya dengan takdir.
Segala hal yang dilakukan seseorang di sepanjang hidupnya, seluruh peristiwa yang ia alami, sekolah yang ia masuki, rumah yang ia diami, dan saat kematiannya semuanya telah ditetapkan.
Seluruh peristiwa yang terjadi pada seseorang, baik atau buruk, telah ditetapkan dalam pengetahuan Allah. Setiap orang diuji dalam menjalani ketentuan (atau skenario) yang telah ditulis khusus untuk mereka ini. Jadi, sesuai dengan skenario, manusia menjalani serangkaian peristiwa. Keimanannya, tindakannya, juga tanggapannya atas kejadian ini, menentukan nasibnya di akhirat.
Pengetahuan tentang takdir adalah sumber kebahagiaan besar manusia. Takdir adalah berkat dari Allah. Karena itu, manusia tidak perlu menyesali kejadian yang hasilnya telah ditetapkan sebelumnya atau takut atas kejadian yang tidak baik. Bagi manusia yang sabar dalam menghadapi ujian ini, sadar bahwa tidak ada yang terjadi tanpa kehendak Allah, Allah memberi kabar gembira dengan surga. Para rasul Allah adalah teladan terbaik dalam hal ini. Allah memberikan untuk mereka ganjaran yang baik, yakni surga, karena iman mereka yang istimewa dan amal mereka yang benar.
ALLAH MENGUTUS RASUL DAN MENURUNKAN
KITAB SUCI
Dalam
bab-bab awal, kita telah melihat contoh dan bukti yang membantu
kita merenungkan dan memahami kekuasaan dan kebesaran Allah. Mengapa
Allah menganugerahi kita dengan kemampuan berpikir dan mencari sebab
sesuatu? Agar kita mengenal-Nya. Allah juga menurunkan untuk kita
kitab suci untuk memperkenalkan diri-Nya. Dia menyampaikan apa yang
dikehendaki-Nya dalam kitab suci itu. Allah menugaskan dan mengutus
orang-orang yang menjadi contoh untuk manusia dengan amal perbuatan
yang terpuji. Melalui para utusan ini, pesan sesungguhnya dan wahyu
dari Allah menjadi petunjuk untuk umat manusia.
Satu-satunya kitab wahyu dari Allah yang tetap terjaga kemurniannya adalah Al Qur'an. |
Sulit mengetahui dengan pasti berapa banyak rasul
yang diutus oleh Allah, meskipun ada hadits yang menyebutkan bahwa,
misalnya, ada 313 orang rasul, sedangkan nabi jumlahnya lebih besar
lagi sepanjang sejarah. Kita hanya tahu nama-nama nabi yang disebutkan
di dalam Al Qur’an, wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah.
Allah memberikan pengetahuan untuk kita tentang kehidupan para nabi
agar kita bisa memahami amal perbuatan mereka. Melalui para rasul
yang diutus-Nya, Allah menyampaikan kepada kita jalan hidup yang
benar dan bagaimana bersikap dengan baik di dunia ini. Hanya melalui
wahyu Allah itulah, kita bisa mengetahui bagaimana kita bersikap,
dan perbuatan apakah yang lebih baik dan lebih sesuai dengan nilai-nilai
Al Qur'an. Hanya melalui wahyunya itulah kita bisa mengetahui perbuatan
yang diridhai oleh Allah dan diganjar dengan pahala tak terbatas,
maupun perbuatan yang menyebabkan hukuman dari-Nya.
Di dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa sepanjang sejarah Dia mengutus rasul-rasulnya kepada seluruh umat, dan para rasul itu memberi mereka peringatan. Para rasul ini mengajak umatnya untuk menyembah Allah, untuk berdoa kepada-Nya dan melaksanakan perintah-Nya. Dia juga menjelaskan kepada mereka bahwa jika tidak begitu, mereka akan dihukum. Singkatnya, mereka memperingatkan orang-orang tak beriman bahwa mereka akan diberi balasan. (Surga dan Neraka akan dibahas dengan lebih terperinci dalam bagian berikut.)
Wahyu-wahyu Allah sebelum Al Qur'an sudah tidak asli lagi, karena orang-orang bodoh dan orang-orang yang berperilaku tercela mengubahnya dengan kata-kata mereka sendiri dan bagian tambahan dari mereka. Oleh sebab itu, kitab aslinya, wahyu sebenarnya yang mula-mula disampaikan kepada para rasul, sudah tidak ada lagi saat ini. Akan tetapi, Allah telah menurunkan kepada kita Al Qur'an, kitab yang mustahil bisa diubah-ubah.
Di dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa sepanjang sejarah Dia mengutus rasul-rasulnya kepada seluruh umat, dan para rasul itu memberi mereka peringatan. Para rasul ini mengajak umatnya untuk menyembah Allah, untuk berdoa kepada-Nya dan melaksanakan perintah-Nya. Dia juga menjelaskan kepada mereka bahwa jika tidak begitu, mereka akan dihukum. Singkatnya, mereka memperingatkan orang-orang tak beriman bahwa mereka akan diberi balasan. (Surga dan Neraka akan dibahas dengan lebih terperinci dalam bagian berikut.)
Wahyu-wahyu Allah sebelum Al Qur'an sudah tidak asli lagi, karena orang-orang bodoh dan orang-orang yang berperilaku tercela mengubahnya dengan kata-kata mereka sendiri dan bagian tambahan dari mereka. Oleh sebab itu, kitab aslinya, wahyu sebenarnya yang mula-mula disampaikan kepada para rasul, sudah tidak ada lagi saat ini. Akan tetapi, Allah telah menurunkan kepada kita Al Qur'an, kitab yang mustahil bisa diubah-ubah.
Nabi
Muhammad SAW, dan orang-orang Islam yang hidup setelahnya menjaga
Al Qur'an dengan sangat baik. Al Qur'an begitu jelas sehingga semua
orang bisa memahaminya. Ketika kita membaca Al Qur'an, kita bisa
segera memahami bahwa ini adalah perkataan Allah. Al Qur'an, yang
sepenuhnya tetap terjaga keasliannya, berada dalam perlindungan
Allah dan merupakan satu-satunya kitab wahyu yang akan dipertanggungjawabkan
oleh manusia pada Hari Pembalasan.
Saat ini, seluruh umat Islam, di mana pun mereka berada, membaca Al Qur'an yang sama. Tidak ada satu perbedaan pun yang ditemui dalam satu kata atau hurufnya sekalipun. Al Qur'an yang diwahyukan pada Rasulullah SAW, dan dibukukan oleh Kalifah Abu Bakar RA dan kemudian dituliskan oleh Kalifah Usman RA yang hidup 1.400 tahun yang lalu, dan Al Qur'an yang kita baca sekarang adalah sama. Ada hubungan erat antara semuanya itu. Artinya, mulai semenjak Al Qur'an diwahyukan pada Nabi Muhammad SAW, Al Qur'an tetap terjaga seluruhnya. Ini karena Allah melindungi Al Qur'an dari orang-orang jahat yang berniat mengubahnya atau menambahkan bagian-bagian tertentu ke dalamnya. Dalam satu ayat, Allah memberi tahu kita bahwa Allah secara langsung menjaga Al Qur'an.
Saat ini, seluruh umat Islam, di mana pun mereka berada, membaca Al Qur'an yang sama. Tidak ada satu perbedaan pun yang ditemui dalam satu kata atau hurufnya sekalipun. Al Qur'an yang diwahyukan pada Rasulullah SAW, dan dibukukan oleh Kalifah Abu Bakar RA dan kemudian dituliskan oleh Kalifah Usman RA yang hidup 1.400 tahun yang lalu, dan Al Qur'an yang kita baca sekarang adalah sama. Ada hubungan erat antara semuanya itu. Artinya, mulai semenjak Al Qur'an diwahyukan pada Nabi Muhammad SAW, Al Qur'an tetap terjaga seluruhnya. Ini karena Allah melindungi Al Qur'an dari orang-orang jahat yang berniat mengubahnya atau menambahkan bagian-bagian tertentu ke dalamnya. Dalam satu ayat, Allah memberi tahu kita bahwa Allah secara langsung menjaga Al Qur'an.
“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al
Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS
Al-Hijr: 9)
Kata ”Kami” dalam ayat ini berarti Allah
sendiri. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah tidak punya sekutu.
Dialah Allah Yang Maha Perkasa, Pencipta segalanya dan Zat Yang
meliputi segala sesuatu dalam pengetahuan-Nya.
Dalam beberapa bagian Al Qur'an, Allah menyebut diri-Nya dengan kata ”Aku”, dan dalam beberapa bagian lain dengan kata ”Kami”. Dalam bahasa Arab, yaitu bahasa Al Qur'an, kata ”Kami” juga digunakan untuk menyebutkan satu orang dengan tujuan menambahkan kesan berkuasa dan rasa hormat pendengarnya. Dalam Bahasa Indonesia, kita pun kadang-kadang menyebutkan ”kami” meskipun yang kita maksud adalah ”saya” untuk lebih terkesan sopan. Dalam bagian-bagian berikut dalam buku ini, kalian akan melihat contoh ayat-ayat (dari Al Qur'an) dan surat (bab-bab Al Qur'an). Semuanya adalah kata-kata yang paling benar karena merupakan kata-kata Allah, Yang mengetahui diri kita lebih baik, bahkan dibandingkan diri kita sendiri.
Dalam Al Qur'an, Allah menginginkan agar kita belajar dari kehidupan para nabi. Salah satu ayat itu berbunyi:
Dalam beberapa bagian Al Qur'an, Allah menyebut diri-Nya dengan kata ”Aku”, dan dalam beberapa bagian lain dengan kata ”Kami”. Dalam bahasa Arab, yaitu bahasa Al Qur'an, kata ”Kami” juga digunakan untuk menyebutkan satu orang dengan tujuan menambahkan kesan berkuasa dan rasa hormat pendengarnya. Dalam Bahasa Indonesia, kita pun kadang-kadang menyebutkan ”kami” meskipun yang kita maksud adalah ”saya” untuk lebih terkesan sopan. Dalam bagian-bagian berikut dalam buku ini, kalian akan melihat contoh ayat-ayat (dari Al Qur'an) dan surat (bab-bab Al Qur'an). Semuanya adalah kata-kata yang paling benar karena merupakan kata-kata Allah, Yang mengetahui diri kita lebih baik, bahkan dibandingkan diri kita sendiri.
Dalam Al Qur'an, Allah menginginkan agar kita belajar dari kehidupan para nabi. Salah satu ayat itu berbunyi:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal….(QS Yusuf:111)
Orang yang dimaksud Allah dalam ayat ini adalah orang
yang mengetahui bahwa Al Qur'an adalah perkataan Allah, sehingga
mereka berpikir, menggunakan akalnya, dan berusaha keras untuk mempelajari
Al Qur'an dan hidup menurut petunjuknya.
Jika Allah mengutus rasul kepada suatu umat, maka
umat itu bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah-Nya. Setelah
menerima wahyu Allah, umat tersebut tidak bisa lagi memberi alasan
pada Hari Pembalasan. Ini karena para rasul Allah telah menyampaikan
kepada umat mereka pengetahuan tentang adanya Allah dan apa yang
dikehendaki oleh Allah dari mereka. Jika seseorang telah mendengarkan
petunjuk ini, dia pun bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Hal
ini disebutkan di dalam Al Qur'an sebagai berikut:
(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan supaya tidak ada lagi alasan
bagi manusia sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan Allah adalah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS An-Nisaa’:165)
Allah telah menciptakan banyak bangsa di dunia ini.
Beberapa di antara bangsa-bangsa, atau umat ini, menolak apa yang
disampaikan oleh para rasul kepada mereka dan bahkan mengingkari
bahwa mereka itu adalah para rasul. Karena umatnya tidak mendengarkan
perkataan para rasul itu, dan tidak menjalankan perintah Allah,
mereka pun dihukum. Melalui rasul-Nya, Allah juga memperingatkan
orang-orang yang membangkang dengan kehidupan yang sulit di dunia.
Meskipun demikian, mereka terus saja menentang para rasul dan memfitnah
para rasul itu. Bahkan, mereka begitu kejam, dan pernah pula membunuh
para rasul itu. Oleh sebab ini, Allah memberi mereka hukuman yang
layak mereka terima, dan di waktu berikutnya, umat yang baru menggantikan
mereka. Dalam Al Qur'an, keadaan umat seperti ini diceritakan sebagai
berikut:
Apakah mereka tidak memperhatikan betapa banyaknya
generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal
(generasi itu) telah kami kuatkan kedudukan mereka di muka bumi?
Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan kami jadikan sungai-sungai
mengalir dibawah mereka. Kemudian kami binasakan mereka karena dosa
mereka sendiri dan kami ciptakan setelah mereka generasi yang lain.
(QS Al-An’am:6)
Dalam bab-bab berikutnya, kita akan membahas contoh-contoh
teladan dari para rasul yang berjuang melawan umat yang membangkang.
Manusia dan Nabi Pertama: Adam
Dalam buku ini, kalian bisa membaca tentang kepalsuan teori evolusi, yang mengangap bahwa makhluk hidup muncul karena kebetulan. |
Tentu kalian masih ingat, sewaktu kita berbicara tentang
penciptaan manusia, kita menyebutkan bahwa manusia pertama di bumi
adalah Adam AS. Adam adalah juga nabi pertama. Maksudnya, Allah
mengutus seorang rasul kepada umat yang paling pertama yang Dia
ciptakan di bumi, mengajari mereka dengan din (agama) dan bagaimana
menjadi hamba-hamba Allah.
Allah mengajarkan kepada Adam cara berbicara dan nama-nama segala sesuatu. Hal ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Allah mengajarkan kepada Adam cara berbicara dan nama-nama segala sesuatu. Hal ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Dia mengajari Adam seluruh nama-nama (benda-benda).
(QS Al-Baqarah:31)
Tentu, ini sangat penting. Di antara semua makhluk
hidup, hanya manusia yang punya kemampuan berbicara. Berbicara adalah
sifat yang khas pada manusia. Berkat kemampuan yang diberikan oleh
Allah kepada Adam ini, manusia pun bisa mengetahui benda-benda di
sekitarnya dan menamai benda-benda itu.
Generasi-generasi setelah Adam juga bisa berbicara, punya perasaan, merasa sedih atau gembira, mengenakan pakaian, menggunakan alat-alat dan perkakas serta punya bakat musik dan seni. Alat-alat musik seperti seruling, lukisan dinding, dan benda-bensa lainnya yang ditemukan oleh para ilmuwan di sisa-sisa peninggalan manusia purba membuktikan bahwa mereka pun manusia seperti kita. Dengan kata lain, bertolak belakang dengan pernyataan beberapa orang yang menyebutkan bahwa manusia pertama adalah makhluk liar, yaitu manusia setengah kera.
Generasi-generasi setelah Adam juga bisa berbicara, punya perasaan, merasa sedih atau gembira, mengenakan pakaian, menggunakan alat-alat dan perkakas serta punya bakat musik dan seni. Alat-alat musik seperti seruling, lukisan dinding, dan benda-bensa lainnya yang ditemukan oleh para ilmuwan di sisa-sisa peninggalan manusia purba membuktikan bahwa mereka pun manusia seperti kita. Dengan kata lain, bertolak belakang dengan pernyataan beberapa orang yang menyebutkan bahwa manusia pertama adalah makhluk liar, yaitu manusia setengah kera.
Tidak ada beda semut, katak, atau ikan yang hidup saat ini dengan fosil-fosilnya yang terlihat pada gambar ini. |
Kalian tentu tahu bahwa kera atau pun hewan lainnya
tidak bisa berbicara, berpikir, dan berbuat seperti manusia. Allah
memberikan seluruh kemampuan ini hanya untuk manusia. (Untuk informasi
lebih lanjut tentang hal ini kalian bisa membaca buku Keajaiban
Penciptaan Allah karya Harun Yahya.)
Namun ada orang yang tidak mau menerima kenyataan bahwa manusia pertama adalah Adam dan menyatakan pendapat mereka sendiri: Mereka keliru membayangkan manusia pertama. Menurut khayalan mereka, manusia dan kera berasal dari makhluk yang sama, artinya, nenek moyang mereka sama, dan kemudian berkembang sehingga menjadi bentuk seperti sekarang ini. Jika kalian bertanya bagaimana hal yang aneh ini terjadi, mereka hanya memberikan jawaban sederhana: “Semuanya terjadi secara kebetulan.” Ketika kalian bertanya apakah ada bukti untuk pernyataan tersebut, mereka tidak bisa memberikannya. Kesimpulannya, tidak ada satu pun sisa-sisa peninggalan masa lalu yang membuktikan bahwa manusia berasal (atau berevolusi) dari makhluk lain.
Mungkin kalian bertanya-tanya, “Apakah sisa-sisa peninggalan masa lalu itu?” Jawaban singkatnya adalah: Bekas-bekas makhluk hidup yang telah mati. Bekas-bekas (yang kita sebut sebagai fosil) itu tetap ada selama jutaan tahun dan tak berubah. Akan tetapi, agar bisa terjadi, makhluk hidup tersebut haruslah berada dalam lingkungan tanpa oksigen. Misalnya, jika seekor burung di tanah tiba-tiba terperangkap dalam timbunan pasir jutaan tahun yang lalu, sisa-sisa tubuh burung itu akan tetap ada saat ini. Fosil juga bisa terjadi karena zat yang berasal dari pohon, yang disebut resin. Kadang-kadang zat seperti madu ini memerangkap seekor serangga sehingga menjadi benda keras yang disebut amber, yang mengawetkan serangga mati itu hingga jutaan tahun. Inilah cara kita mendapatkan informasi tentang makhluk hidup dari zaman purba. Bekas-bekas inilah yang disebut “fosil” itu.
Namun ada orang yang tidak mau menerima kenyataan bahwa manusia pertama adalah Adam dan menyatakan pendapat mereka sendiri: Mereka keliru membayangkan manusia pertama. Menurut khayalan mereka, manusia dan kera berasal dari makhluk yang sama, artinya, nenek moyang mereka sama, dan kemudian berkembang sehingga menjadi bentuk seperti sekarang ini. Jika kalian bertanya bagaimana hal yang aneh ini terjadi, mereka hanya memberikan jawaban sederhana: “Semuanya terjadi secara kebetulan.” Ketika kalian bertanya apakah ada bukti untuk pernyataan tersebut, mereka tidak bisa memberikannya. Kesimpulannya, tidak ada satu pun sisa-sisa peninggalan masa lalu yang membuktikan bahwa manusia berasal (atau berevolusi) dari makhluk lain.
Mungkin kalian bertanya-tanya, “Apakah sisa-sisa peninggalan masa lalu itu?” Jawaban singkatnya adalah: Bekas-bekas makhluk hidup yang telah mati. Bekas-bekas (yang kita sebut sebagai fosil) itu tetap ada selama jutaan tahun dan tak berubah. Akan tetapi, agar bisa terjadi, makhluk hidup tersebut haruslah berada dalam lingkungan tanpa oksigen. Misalnya, jika seekor burung di tanah tiba-tiba terperangkap dalam timbunan pasir jutaan tahun yang lalu, sisa-sisa tubuh burung itu akan tetap ada saat ini. Fosil juga bisa terjadi karena zat yang berasal dari pohon, yang disebut resin. Kadang-kadang zat seperti madu ini memerangkap seekor serangga sehingga menjadi benda keras yang disebut amber, yang mengawetkan serangga mati itu hingga jutaan tahun. Inilah cara kita mendapatkan informasi tentang makhluk hidup dari zaman purba. Bekas-bekas inilah yang disebut “fosil” itu.
Orang
yang berpendapat bahwa manusia pertama terjadi dari makhluk seperti
kera tidak bisa menunjukkan fosil apa pun yang membuktikan pendapat
tersebut. Dengan kata lain, tak seorang pun pernah menemukan sebuah
fosil makhluk hidup yang aneh itu, yaitu manusia setengah kera.
Tetapi orang-orang ini membuat sendiri fosil-fosil palsu, gambar-gambar,
dan foto yang bisa menutupi kepalsuan ini, dan bahkan mencantumkannya
dalam buku-buku pelajaran sekolah.
Semua penipuan ini lambat-laun terungkap satu demi satu dan disampaikan kepada kita sebagai kebohongan ilmiah. Karena orang-orang seperti ini tidak punya kearifan dan keras kepala, hampir mustahil mereka mau mengakui adanya Allah dan mengakui bahwa Dia-lah yang menciptakan segalanya. Meskipun jumlah orang seperti itu terus berkurang, masih ada yang berusaha keras mengajarkan pendapat yang keliru ini melalui majalah, buku, koran, dan juga di sekolah. Agar orang percaya pada pandangan keliru ini, mereka berpegang pada pendapat mereka dan menyebutkan bahwa mereka punya data-data ilmiah. Padahal, segala penelitian yang dilakukan dan bukti yang diberikan oleh para ilmuwan cerdas membuktikan bahwa kera tidaklah berevolusi menjadi manusia.
Adam, manusia pertama yang diciptakan khusus oleh Allah, dalam segala hal sama dengan manusia saat ini. Dia tidak punya perbedaan. Inilah kenyataan yang disampaikan oleh Allah kepada kita di dalam Al Qur'an. Masih ada hal lain yang sangat penting yang disampaikan oleh Allah tentang Adam: Kisah tentang Adam dan setan, musuh umat manusia.
Semua penipuan ini lambat-laun terungkap satu demi satu dan disampaikan kepada kita sebagai kebohongan ilmiah. Karena orang-orang seperti ini tidak punya kearifan dan keras kepala, hampir mustahil mereka mau mengakui adanya Allah dan mengakui bahwa Dia-lah yang menciptakan segalanya. Meskipun jumlah orang seperti itu terus berkurang, masih ada yang berusaha keras mengajarkan pendapat yang keliru ini melalui majalah, buku, koran, dan juga di sekolah. Agar orang percaya pada pandangan keliru ini, mereka berpegang pada pendapat mereka dan menyebutkan bahwa mereka punya data-data ilmiah. Padahal, segala penelitian yang dilakukan dan bukti yang diberikan oleh para ilmuwan cerdas membuktikan bahwa kera tidaklah berevolusi menjadi manusia.
Adam, manusia pertama yang diciptakan khusus oleh Allah, dalam segala hal sama dengan manusia saat ini. Dia tidak punya perbedaan. Inilah kenyataan yang disampaikan oleh Allah kepada kita di dalam Al Qur'an. Masih ada hal lain yang sangat penting yang disampaikan oleh Allah tentang Adam: Kisah tentang Adam dan setan, musuh umat manusia.
Musuh Terbesar Manusia: Setan
Kalian mungkin telah mengenal setan, tetapi apakah
kalian tahu bahwa setan itu juga mengenal kalian dengan sangat baik
dan menggunakan segala cara untuk menggoda kalian? Apakah kalian
tahu bahwa tujuan setan yang sebenarnya (setan berpura-pura menjadi
teman kalian) adalah untuk menipu kalian? Mari kita mulai dari awal
dan ingatlah mengapa setan adalah musuh kita. Untuk ini, kita akan
mulai dengan kisah tentang Adam dan setan di dalam Al Qur'an.
Dalam Al Qur'an, hingga Hari Pembalasan nanti, setan adalah nama umum untuk seluruh makhluk yang berusaha keras menyesatkan manusia. Iblis adalah setan pertama yang membangkang kepada Allah ketika Dia menciptakan Adam.
Menurut kisah Al Qur'an, Allah menciptakan Adam dan kemudian memanggil para malaikat untuk bersujud kepadanya. Malaikat patuh pada perintah Allah, tetapi Iblis menolak sujud kepada Adam. Dia dengan sombong berkata bahwa dia lebih mulia daripada manusia. Karena ketidakpatuhan dan pembangkangannya, dia diusir oleh Allah dari sisi-Nya.
Sebelum pergi dari hadapan Allah, Iblis meminta waktu kepada Allah untuk menyesatkan manusia. Tujuan Iblis adalah menggoda manusia sehingga bisa menjauhkan mereka dari jalan yang benar selama waktu yang diberikan untuknya. Iblis akan melakukan segalanya untuk membuat sebagian besar manusia patuh kepada dirinya. Allah menyatakan bahwa Dia akan memasukkan setan dan pengikutnya ke dalam neraka. Hal ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Dalam Al Qur'an, hingga Hari Pembalasan nanti, setan adalah nama umum untuk seluruh makhluk yang berusaha keras menyesatkan manusia. Iblis adalah setan pertama yang membangkang kepada Allah ketika Dia menciptakan Adam.
Menurut kisah Al Qur'an, Allah menciptakan Adam dan kemudian memanggil para malaikat untuk bersujud kepadanya. Malaikat patuh pada perintah Allah, tetapi Iblis menolak sujud kepada Adam. Dia dengan sombong berkata bahwa dia lebih mulia daripada manusia. Karena ketidakpatuhan dan pembangkangannya, dia diusir oleh Allah dari sisi-Nya.
Sebelum pergi dari hadapan Allah, Iblis meminta waktu kepada Allah untuk menyesatkan manusia. Tujuan Iblis adalah menggoda manusia sehingga bisa menjauhkan mereka dari jalan yang benar selama waktu yang diberikan untuknya. Iblis akan melakukan segalanya untuk membuat sebagian besar manusia patuh kepada dirinya. Allah menyatakan bahwa Dia akan memasukkan setan dan pengikutnya ke dalam neraka. Hal ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan
kalian (Adam). Lalu kami bentuk tubuhmu , kemudian kami berkata
kepada malaikat, ”Bersujudlah kalian kepada Adam,”
maka mereka pun bersujud, kecuali Iblis. Dia tidak termasuk yang
bersujud.
Allah berfirman, ”Apakah yang menghalangi kamu bersujud (kepada Adam) saat aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, ”Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Allah berfirman, ”Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang yang hina”.
Iblis menjawab, ”Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan.”
Allah berfirman, ”Sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh.”
Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus.”
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan melihat kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Allah berfirman, ”Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar akan Kuisi neraka jahanam dengan kalian semuanya.” (QS Al-A’raaf:11-18)
Allah berfirman, ”Apakah yang menghalangi kamu bersujud (kepada Adam) saat aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, ”Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Allah berfirman, ”Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang yang hina”.
Iblis menjawab, ”Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan.”
Allah berfirman, ”Sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh.”
Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus.”
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan melihat kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Allah berfirman, ”Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar akan Kuisi neraka jahanam dengan kalian semuanya.” (QS Al-A’raaf:11-18)
Setelah diusir dari sisi Allah, setan pun mulai berjuang
terus hingga Hari Pembalasan. Karena itulah, dia memperdaya manusia,
berusaha menyesatkan mereka, dan menggunakan cara-cara yang jitu
untuk mendapatkan tujuannya. Seperti telah kalian pahami sekarang,
setan adalah musuh yang bisa mendekati manusia dengan sangat licik.
Karena itu, kalian harus selalu waspada untuk menghindarinya.
Jangan pernah lupa bahwa setan itu berdusta dalam perangkapnya saat ini untuk melawan kalian. Dia berusaha menghentikan kalian membaca buku ini dan memikirkan apa yang sedang kalian baca. Dia mencoba menghalangi kalian dari melakukan perbuatan baik, dan menjadikan kalian tidak patuh dan hormat kepada orang tua kalian, dan menghalangi kalian dari bersyukur kepada Allah, sholat dan selalu mengatakan kebenaran. Jangan pernah kalian biarkan setan menipumu dan menghalangi kalian untuk menjadi orang yang bersifat terpuji dan mendengarkan suara hati nurani kalian.
Kalian harus berlindung kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya ketika bisikan setan menimpa kalian atau ketika kalian merasa tidak mampu melakukan amal saleh, karena semua ini merupakan tipu muslihat setan. Jangan pernah lupa bahwa setan tidak berdaya melawan orang-orang beriman.
Jangan pernah lupa bahwa setan itu berdusta dalam perangkapnya saat ini untuk melawan kalian. Dia berusaha menghentikan kalian membaca buku ini dan memikirkan apa yang sedang kalian baca. Dia mencoba menghalangi kalian dari melakukan perbuatan baik, dan menjadikan kalian tidak patuh dan hormat kepada orang tua kalian, dan menghalangi kalian dari bersyukur kepada Allah, sholat dan selalu mengatakan kebenaran. Jangan pernah kalian biarkan setan menipumu dan menghalangi kalian untuk menjadi orang yang bersifat terpuji dan mendengarkan suara hati nurani kalian.
Kalian harus berlindung kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya ketika bisikan setan menimpa kalian atau ketika kalian merasa tidak mampu melakukan amal saleh, karena semua ini merupakan tipu muslihat setan. Jangan pernah lupa bahwa setan tidak berdaya melawan orang-orang beriman.
Nabi Nuh AS
Nuh AS, seperti halnya semua nabi lainnya, mengajak
umatnya ke jalan yang benar. Dia mengatakan kepada mereka bahwa
mereka harus beriman kepada Allah, bahwa Dia-lah Pencipta segala
sesuatu, bahwa mereka tidak boleh menyembah selain Allah, atau mereka
akan dihukum. Kisah ini difirmankan di dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Dan sessungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya, (dia berkata), ”Sesungguhnya Aku adalah pemberi peringatan
yang nyata bagi kalian, agar kalian tidak menyembah selain Allah.
Sesungguhnya Aku khawatir kalian akan ditimpa azab pada hari yang
sangat menyedihkan.” (QS Hud: 25-26)
Meski Nuh telah memperingatkan, hanya beberapa orang
yang percaya kepada Nuh. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Nuh
membangun sebuah bahtera besar. Allah memberitahu Nuh bahwa orang-orang
beriman akan diselamatkan di dalam bahtera itu.
Dibangunnya bahtera oleh Nuh, meskipun tidak ada laut di tempat itu, membuat orang-orang yang tidak beriman kepada Allah merasa heran. Oleh karena itu, mereka menertawakan Nuh. Orang-orang yang tidak beriman tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, sedangkan Allah mengetahuinya. Ketika bahtera tersebut telah dibangun, hujan lebat pun turun selama berhari-hari dan air pun membanjiri tanah itu, menenggelamkan segalanya. Bencana besar ini juga telah dibuktikan oleh para ilmuwan. Di Timur Tengah, banyak bukti terungkap yang menunjukkan bahwa gunung-gunung yang ada sekarang pernah tertutup oleh air.
Di televisi, kamu mungkin pernah melihat banyaknya bencana banjir di berbagai tempat di dunia. Dalam menghadapi bencana seperti itu, orang-orang pada umumnya naik ke atas atap untuk mencari pertolongan. Dalam keadaan ini, hanya helikopter atau bahteralah yang bisa menyelamatkan mereka. Namun, pada masa Nabi Nuh AS, hanya Allah yang mampu menyelamatkan mereka. Bencana ini, yang disebut dengan “Banjir Nuh”, sebenarnya merupakan siksa yang khusus ditimpakan oleh Allah untuk menghukum orang-orang yang tidak beriman kepada Nuh. Karena mereka mengharapkan pertolongan dari selain Allah, tidak seorang pun dari orang-orang ingkar itu yang naik ke atas Bahtera Nuh. Mereka memang selalu menutup telinganya dari peringatan Allah. Mereka tidak pernah percaya kepada Allah, mereka hanya percaya kepada makhluk Allah.
Kecuali atas kehendak Allah, tidak ada yang dapat melindungi kita. Orang-orang yang mengingkari kenyataan ini pada saat itu, mendaki gunung-gunung atau berlari ke dataran tinggi, namun cara itu masih tidak bisa menyelamatkan mereka dari tenggelam.
Dibangunnya bahtera oleh Nuh, meskipun tidak ada laut di tempat itu, membuat orang-orang yang tidak beriman kepada Allah merasa heran. Oleh karena itu, mereka menertawakan Nuh. Orang-orang yang tidak beriman tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, sedangkan Allah mengetahuinya. Ketika bahtera tersebut telah dibangun, hujan lebat pun turun selama berhari-hari dan air pun membanjiri tanah itu, menenggelamkan segalanya. Bencana besar ini juga telah dibuktikan oleh para ilmuwan. Di Timur Tengah, banyak bukti terungkap yang menunjukkan bahwa gunung-gunung yang ada sekarang pernah tertutup oleh air.
Di televisi, kamu mungkin pernah melihat banyaknya bencana banjir di berbagai tempat di dunia. Dalam menghadapi bencana seperti itu, orang-orang pada umumnya naik ke atas atap untuk mencari pertolongan. Dalam keadaan ini, hanya helikopter atau bahteralah yang bisa menyelamatkan mereka. Namun, pada masa Nabi Nuh AS, hanya Allah yang mampu menyelamatkan mereka. Bencana ini, yang disebut dengan “Banjir Nuh”, sebenarnya merupakan siksa yang khusus ditimpakan oleh Allah untuk menghukum orang-orang yang tidak beriman kepada Nuh. Karena mereka mengharapkan pertolongan dari selain Allah, tidak seorang pun dari orang-orang ingkar itu yang naik ke atas Bahtera Nuh. Mereka memang selalu menutup telinganya dari peringatan Allah. Mereka tidak pernah percaya kepada Allah, mereka hanya percaya kepada makhluk Allah.
Kecuali atas kehendak Allah, tidak ada yang dapat melindungi kita. Orang-orang yang mengingkari kenyataan ini pada saat itu, mendaki gunung-gunung atau berlari ke dataran tinggi, namun cara itu masih tidak bisa menyelamatkan mereka dari tenggelam.
Sangat
sedikit orang yang beriman kepada Allah dan mempercayai-Nya, yang
mengantar mereka menaiki bahtera bersama Nuh dan selamat. Sesuai
perintah Allah, mereka membawa sepasang dari setiap jenis binatang
bersama mereka. Hal ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Sebelum mereka telah mendustakan
(pula) Kaum Nuh. Maka mereka mendustakan hamba kami (Nuh) dan
mengatakan,”Dia orang yang gila dan dia sudah pernah diberi
ancaman.”
Maka Nuh mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku).”
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku.
Maka Nuh mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku).”
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku.
Yang
berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai pelajaran, maka adakah
orang yang mau mengambil pelajaran?
Alangkah dasyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (QS Al-Qamar: 9-16)
Alangkah dasyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (QS Al-Qamar: 9-16)
All the prophets who were sent to their individual
communities communicated basically the same teaching and summoned
their people to worship Allah and to obey the prophets. In return
for their services, they asked for no wages since those people sent
by Allah to communicate His Words do not do so. They render their
services only because they love Allah and fear Him. Meanwhile, they
face many difficulties: Their people slander them and subject them
to cruel treatment. Furthermore, some peoples plotted to kill the
prophets sent to them, and some even dared to do so. Yet because
the prophets feared only Allah and no one else, no hardship daunted
them. They never forgot that Allah would reward them bountifully
both in this world and beyond.
Semua nabi yang diutus kepada masyarakat tertentu pada dasarnya menyampaikan ajaran yang sama dan mengajak umat mereka untuk menyembah Allah dan menghormati para nabi. Atas peringatan yang mereka sampaikan, para nabi itu tidak mengharapkan upah. Semua nabi yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu-Nya tidak pernah melakukan hal itu. Mereka beribadah karena mereka mencintai Allah dan takut kepada-Nya. Padahal, mereka menghadapi banyak kesulitan: Umat mereka memfitnah mereka dan memperlakukan mereka dengan kejam. Bahkan, ada yang berencana membunuh para nabi yang diutus pada mereka, dan bahkan ada pula yang berani membunuh mereka. Akan tetapi, karena para nabi hanya takut kepada Allah, dan tidak takut pada yang lain, tidak ada kekerasan yang membuat mereka gentar. Mereka tidak pernah lupa bahwa Allah akan memberi mereka pahala yang berlimpah di dunia maupun di akhirat.
Semua nabi yang diutus kepada masyarakat tertentu pada dasarnya menyampaikan ajaran yang sama dan mengajak umat mereka untuk menyembah Allah dan menghormati para nabi. Atas peringatan yang mereka sampaikan, para nabi itu tidak mengharapkan upah. Semua nabi yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu-Nya tidak pernah melakukan hal itu. Mereka beribadah karena mereka mencintai Allah dan takut kepada-Nya. Padahal, mereka menghadapi banyak kesulitan: Umat mereka memfitnah mereka dan memperlakukan mereka dengan kejam. Bahkan, ada yang berencana membunuh para nabi yang diutus pada mereka, dan bahkan ada pula yang berani membunuh mereka. Akan tetapi, karena para nabi hanya takut kepada Allah, dan tidak takut pada yang lain, tidak ada kekerasan yang membuat mereka gentar. Mereka tidak pernah lupa bahwa Allah akan memberi mereka pahala yang berlimpah di dunia maupun di akhirat.
Nabi Ibrahim AS
Dalam
bagian ini, kita akan membahas berbagai sifat nabi yang Allah firmankan
untuk kita perhatikan di dalam Al Qur'an.
Ibrahim AS termasuk salah seorang nabi. Ketika dia masih muda dan tidak seorang pun di sekitarnya yang mengingatkan dia akan adanya Allah, dia telah memperhatikan langit. Dengan cara ini, dia mengetahui bahwa Allah telah menciptakan segalanya. Hal ini difirmankan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Ibrahim AS termasuk salah seorang nabi. Ketika dia masih muda dan tidak seorang pun di sekitarnya yang mengingatkan dia akan adanya Allah, dia telah memperhatikan langit. Dengan cara ini, dia mengetahui bahwa Allah telah menciptakan segalanya. Hal ini difirmankan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Ketika malam telah menjadi
gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang, (lalu) dia berkata,
“Inilah Tuhanku.” Tetapi tatkala bintang itu tenggelam
dia berkata, ”Saya tidak suka yang tenggelam.”
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia pun berkata, ”Inilah Tuhanku.” Tetapi setelah itu bulan itu terbenam. Ibrahim bertkata, ”Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.”
Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit dia pun berkata, ”Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Namun tatkala matahari itu telah terbenam, Ibrahim berkata, ”Hai kaumku, sesungguhnya aku melepaskan diriku dari apa yang kalian persekutukan!”
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS Al-An’aam: 76-79)
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia pun berkata, ”Inilah Tuhanku.” Tetapi setelah itu bulan itu terbenam. Ibrahim bertkata, ”Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.”
Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit dia pun berkata, ”Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Namun tatkala matahari itu telah terbenam, Ibrahim berkata, ”Hai kaumku, sesungguhnya aku melepaskan diriku dari apa yang kalian persekutukan!”
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS Al-An’aam: 76-79)
Ibrahim AS berkata kepada umatnya agar tidak menyembah
tuhan selain Allah:
Dan
bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada
bapaknya dan kaumnya, ”Apakah yang kalian sembah?”
Mereka menjawab, ”Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”
Berkata Ibrahim, ”Apakah berhala-berhala itu mendengar (doamu) sewaktu kalian berdoa kepadanya?”
”Atau dapatkah mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat?”
Mereka menjawab, ”Bukan karena itu. Sebenarnya kami melihat nenek moyang kami berbuat demikian.”
Ibrahim berkata, ”Maka apakah kalian memperhatikan apa yang selalu disembah
(oleh) kalian dan nenek moyang kalian dahulu itu?
Sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta Alam,
Yaitu Tuhan yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku,
Dan Tuhanku, Yang memberi makan dan minum kepadaku,
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.” (QS Asy-Syu’araa’: 69-82)
Mereka menjawab, ”Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”
Berkata Ibrahim, ”Apakah berhala-berhala itu mendengar (doamu) sewaktu kalian berdoa kepadanya?”
”Atau dapatkah mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat?”
Mereka menjawab, ”Bukan karena itu. Sebenarnya kami melihat nenek moyang kami berbuat demikian.”
Ibrahim berkata, ”Maka apakah kalian memperhatikan apa yang selalu disembah
(oleh) kalian dan nenek moyang kalian dahulu itu?
Sesungguhnya apa yang kalian sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta Alam,
Yaitu Tuhan yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku,
Dan Tuhanku, Yang memberi makan dan minum kepadaku,
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.” (QS Asy-Syu’araa’: 69-82)
Musuh-musuh
Ibrahim berusaha membunuhnya ketika Ibrahim menyeru mereka untuk
beriman kepada Allah. Mereka membuat api unggun yang besar dan melemparkan
Ibrahim ke dalamnya. Tetapi Allah melindungi Ibrahim dan menyelamatkannya
dari api. Ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Maka tidak ada jawaban kaum
Ibrahim, selain mengatakan, ”Bunuhlah atau bakarlah dia.”
Lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada kejadian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang
yang beriman. (QS Al-‘Ankabuut: 24)
Kami berfirman, “Hai api, dinginlah, dan selamatkanlah Ibrahim!” (QS Al-Anbiya: 69)
Kami berfirman, “Hai api, dinginlah, dan selamatkanlah Ibrahim!” (QS Al-Anbiya: 69)
Allah-lah Yang menciptakan dan mengendalikan segalanya.
Dengan kehendak Allah, api tersebut tidak membakar Nabi Ibrahim.
Ini adalah mukjizat dari Allah dan wujud dari kekuasaan-Nya. Segalanya
di bumi ini terjadi atas kehendak Allah. Tidak ada yang bisa terjadi
tanpa kehendak dan kendali Allah. Jika Dia tidak menghendakinya,
tak seorang pun yang bisa menyakiti atau membunuh orang lain. Allah
memberi tahu kita dalam Al Qur'an:
Sesuat
yang bernyawa tidak akan mati, melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya….(QS Al-Imran: 145)
Ibrahim tidak mati, meskipun dia dilemparkan ke dalam
api, karena saat kematiannya telah ditetapkan oleh Allah, dan belum
tiba. Allah menyelamatkan Ibrahim dari api.
Dalam satu ayat, Allah mengisahkan kepada kita bahwa Ibrahim adalah manusia dengan sifat terpuji:
Dalam satu ayat, Allah mengisahkan kepada kita bahwa Ibrahim adalah manusia dengan sifat terpuji:
Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang
penyantun lagi penuh kasih dan selalu kembali kepada Allah. (QS
Hud:75)
Allah mencintai manusia yang sepenuh hati menyembah-Nya.
Seperti dijelaskan oleh ayat ini, tidak ingkar, memiliki sifat terpuji,
dan tunduk kepada perintah-perintah Allah adalah sifat-sifat yang
disukai menurut pandangan Allah.
Nabi Musa AS
Setelah wafatnya Musa, ada orang yang berniat jahat mengubah Taurat. Itulah sebabnya Taurat dan Kitab Perjanjian Lama yang dibaca orang sekarang sangat berbeda dengan kitab aslinya yang diwahyukan kepada Musa AS. |
Musa AS adalah seorang nabi yang sering disebutkan
oleh Allah di dalam Al Qur'an. Allah menurunkan kitab Taurat kepada
Musa. Tetapi, saat ini Taurat yang dimiliki oleh orang Yahudi dan
tercantum dalam Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab orang-orang
Kristen telah tidak asli lagi, karena perkataan dan ucapan manusia
telah dimasukkan pula ke dalamnya. Namun, orang-orang Yahudi dan
Kristen saat ini membaca kitab-kitab yang telah tidak asli itu karena
menganggapnya berasal dari kitab asli yang diturunkan oleh Allah.
Orang-orang Yahudi telah berpaling dari jalan yang benar karena
kitab yang mereka percayai tidak lagi merupakan kitab wahyu yang
dibawa oleh Nabi Musa AS.
Raja Mesir kuno dipanggil dengan sebutan “Firaun”. Sebagian besar firaun sangat sombong dan tidak beriman kepada Allah, bahkan menganggap diri mereka sebagai tuhan. |
Kita mengetahui segalanya tentang kehidupan dan sifat
terpuji Musa dari Al Qur'an. Seperti yang difirmankan dalam Al Qur'an,
raja-raja Mesir kuno dipanggil dengan nama ”Firaun”.
Sebagian besar dari firaun-firaun tersebut adalah orang-orang yang
sangat sombong yang tidak beriman kepada Allah dan menganggap diri
mereka tuhan. Allah mengutus Musa kepada salah satu penguasa terkejam
ini.
Salah satu hal penting yang perlu kita bahas ketika membaca ayat tentang kehidupan Musa ini adalah “takdir”. Kejadian berikut ini membawa dia ke istana Firaun:
Pada saat Musa lahir, Firaun memerintahkan para tentaranya untuk membunuh semua bayi laki-laki di daerah itu. Musa AS adalah salah satu bayi yang berada dalam bahaya. Allah menyuruh ibunya untuk meninggalkan Musa dalam peti di sungai dan meyakinkannya bahwa Allah akhirnya akan mengembalikan Musa kepadanya sebagai nabi. Sang ibu menaruh Musa di dalam peti dan menghanyutkannya di sungai. Peti tersebut terombang-ambing di sungai dan beberapa waktu kemudian tiba di pinggir istana Firaun, tempat istri Firaun menemukannya. Dia membawa bayi itu dan memutuskan untuk membesarkannya di istana. Oleh sebab itu, tanpa sadar, Firaun telah memutuskan untuk mengasuh orang yang kelak akan menyampaikan wahyu Allah kepadanya dan menentang pendapatnya yang keliru. Allah menunjuki segala sesuatu dengan pengetahuan-Nya, dan Dia juga tahu bahwa Firaun akan menemukan Musa AS, dan membesarkannya di dalam istananya.
Salah satu hal penting yang perlu kita bahas ketika membaca ayat tentang kehidupan Musa ini adalah “takdir”. Kejadian berikut ini membawa dia ke istana Firaun:
Pada saat Musa lahir, Firaun memerintahkan para tentaranya untuk membunuh semua bayi laki-laki di daerah itu. Musa AS adalah salah satu bayi yang berada dalam bahaya. Allah menyuruh ibunya untuk meninggalkan Musa dalam peti di sungai dan meyakinkannya bahwa Allah akhirnya akan mengembalikan Musa kepadanya sebagai nabi. Sang ibu menaruh Musa di dalam peti dan menghanyutkannya di sungai. Peti tersebut terombang-ambing di sungai dan beberapa waktu kemudian tiba di pinggir istana Firaun, tempat istri Firaun menemukannya. Dia membawa bayi itu dan memutuskan untuk membesarkannya di istana. Oleh sebab itu, tanpa sadar, Firaun telah memutuskan untuk mengasuh orang yang kelak akan menyampaikan wahyu Allah kepadanya dan menentang pendapatnya yang keliru. Allah menunjuki segala sesuatu dengan pengetahuan-Nya, dan Dia juga tahu bahwa Firaun akan menemukan Musa AS, dan membesarkannya di dalam istananya.
Bani Israil diperbudak oleh Firaun di Mesir.
Di atas kalian bisa melihat mereka menjalani kerja paksa.
Firaun yang kejam memenjarakan orang-orang yang beriman kepada Musa dan memperbudak mereka. |
Ketika Musa lahir, Allah mengetahui bahwa dia akan
dihanyutkan di sungai, bahwa Firaun akan menemukannya dan bahwa
Musa akhirnya akan menjadi nabi. Beginilah Allah menetapkan takdir
Musa dan menyampaikan ini kepada ibu beliau.
Di sini, kita harus memperhatikan kenyataan bahwa segala seluk-beluk kehidupan kita terjadi menurut takdir Allah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ketika telah beranjak dewasa menjadi seorang pemuda, Musa meninggalkan Mesir. Beberapa waktu kemudian, Allah menjadikannya seorang nabi dan rasul, dan juga menjadikan Harun AS sebagai pendamping beliau.
Keduanya pergi menemui Firaun dan menyampaikan pesan-pesan Allah kepadanya. Ini tentu adalah tugas berat karena tanpa ragu-ragu mereka menyeru seorang penguasa kejam untuk beriman kepada Allah dan menyembah-Nya. Seruan Musa AS ini dikisahkan sebagai berikut:
Di sini, kita harus memperhatikan kenyataan bahwa segala seluk-beluk kehidupan kita terjadi menurut takdir Allah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ketika telah beranjak dewasa menjadi seorang pemuda, Musa meninggalkan Mesir. Beberapa waktu kemudian, Allah menjadikannya seorang nabi dan rasul, dan juga menjadikan Harun AS sebagai pendamping beliau.
Keduanya pergi menemui Firaun dan menyampaikan pesan-pesan Allah kepadanya. Ini tentu adalah tugas berat karena tanpa ragu-ragu mereka menyeru seorang penguasa kejam untuk beriman kepada Allah dan menyembah-Nya. Seruan Musa AS ini dikisahkan sebagai berikut:
Kemudian Kami utus Musa sesudah
rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat kami kepada Fir’aun
dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu.
Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
Dan Musa berkata, ”Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali kebenaran. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel untuk pergi bersamaku.” (QS al-A'raf: 103-105)
Dan Musa berkata, ”Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali kebenaran. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel untuk pergi bersamaku.” (QS al-A'raf: 103-105)
Setelah jelas bahwa Firaun hendak membunuh seluruh orang beriman, mereka meninggalkan Mesir di bawah pimpinan Musa AS |
Firaun adalah orang yang sombong dan angkuh. Karena
dia menganggap telah menguasai segalanya, dia ingkar kepada Allah.
Allah telah memberinya segala harta benda, kekuatan, dan kerajaan,
tetapi karena Firaun bodoh, dia tidak mampu memahaminya.
Firaun menentang Musa dan tidak beriman kepada Allah, dan seperti telah diterangkan sebelumnya, dia adalah orang yang sangat kejam. Dia memperbudak Bani Israil (yaitu, bangsa nabi Musa). Ketika telah jelas bahwa Firaun berniat untuk membunuh Musa dan semua orang beriman, Bani Israil pun meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Musa. Musa AS dan Bani Israel terdesak di antara lautan dan tentara Firaun yang mengejar mereka. Tetapi, bahkan dalam keadaan yang paling sulit seperti itu, Musa tidak pernah putus asa atau kehilangan kepercayaan kepada Allah. Melalui mukjizat untuk Musa, Allah membagi lautan itu menjadi dua dan membuat suatu jalan di lautan agar Bani Israil bisa lewat. Ini merupakan salah satu mukjizat besar yang dikaruniakan oleh Allah untuk Musa. Begitu Bani Israil mencapai pinggir pantai, laut pun bertaut kembali, menenggelamkan Firaun dan para tentaranya.
Firaun menentang Musa dan tidak beriman kepada Allah, dan seperti telah diterangkan sebelumnya, dia adalah orang yang sangat kejam. Dia memperbudak Bani Israil (yaitu, bangsa nabi Musa). Ketika telah jelas bahwa Firaun berniat untuk membunuh Musa dan semua orang beriman, Bani Israil pun meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Musa. Musa AS dan Bani Israel terdesak di antara lautan dan tentara Firaun yang mengejar mereka. Tetapi, bahkan dalam keadaan yang paling sulit seperti itu, Musa tidak pernah putus asa atau kehilangan kepercayaan kepada Allah. Melalui mukjizat untuk Musa, Allah membagi lautan itu menjadi dua dan membuat suatu jalan di lautan agar Bani Israil bisa lewat. Ini merupakan salah satu mukjizat besar yang dikaruniakan oleh Allah untuk Musa. Begitu Bani Israil mencapai pinggir pantai, laut pun bertaut kembali, menenggelamkan Firaun dan para tentaranya.
Allah menceritakan kejadian ajaib ini dalam Al Qur'an
sebagai berikut:
Keadaan mereka serupa dengan keadaan Fir’aun
dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mendustakan
ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan oleh
dosa-dosa mereka, dan kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya.
Semuanya adalah orang-orang yang zalim. (QS Al-Anfaal: 54)
Pada saat Firaun yakin ia akan mati, ia menyatakan
bahwa ia beriman kepada Allah dan mencoba menyelamatkan dirinya.
Kita tidak tahu apakah penyesalan yang ia rasakan di saat akhir
ini ada gunanya, karena Allah hanya mengampuni kita ketika penyesalan
kita ikhlas dan ketika dilakukan sebelum kematian. Allah adalah
Maha Penyayang. Jika penyesalan kita baru datang pada saat kematian,
tentu saja itu tidak ikhlas, dan penyesalan seperti itu tidak akan
menyelamatkan seseorang. Mungkin inilah yang terjadi pada Firaun.
Namun hanya Allah-lah yang tahu. Seperti yang disebutkan dalam kisah
ini, kita harus hidup demi ridha Allah sepanjang hidup kita dan
menghindari kekeliruan seperti yang telah diperbuat oleh Firaun.
Jika kita tidak mampu melakukannya, penyesalan pada saat kematian
mungkin tidak akan berguna. Allah menceritakan kejadian ajaib ini
dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Keadaan mereka serupa dengan keadaan Fir’aun
dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mendustakan
ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan oleh
dosa-dosa mereka, dan kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya.
Semuanya adalah orang-orang yang zalim. (QS Al-Anfaal: 54)
Musa
dan Bani Israel terdesak di antara laut dan tentara Mesir
yang mengejar mereka. Tetapi dalam keadaan yang terdesak
seperti itu pun, Musa tidak pernah putus asa atau kehilangan
kepercayaan kepada Allah. Ajaib, Allah membagi laut menjadi
dua dan mengadakan jalan di laut itu agar Bani Israel bisa
melewatinya. Inilah salah satu mukjizat besar yang diberikan
Allah untuk Musa. Setelah Bani Israel tiba di pinggir pantai,
laut yang terbelah itu menyatu kembali, sehingga menenggelamkan
Firaun dan tentaranya.
|
Pada saat Firaun yakin ia akan mati, ia menyatakan
bahwa ia beriman kepada Allah dan mencoba menyelamatkan dirinya.
Kita tidak tahu apakah penyesalan yang ia rasakan di saat akhir
ini ada gunanya, karena Allah hanya mengampuni kita ketika penyesalan
kita ikhlas dan ketika dilakukan sebelum kematian. Allah adalah
Maha Penyayang. Jika penyesalan kita baru datang pada saat kematian,
tentu saja itu tidak ikhlas, dan penyesalan seperti itu tidak akan
menyelamatkan seseorang. Mungkin inilah yang terjadi pada Firaun.
Namun hanya Allah-lah yang tahu. Seperti yang disebutkan dalam kisah
ini, kita harus hidup demi ridha Allah sepanjang hidup kita dan
menghindari kekeliruan seperti yang telah diperbuat oleh Firaun.
Jika kita tidak mampu melakukannya, penyesalan pada saat kematian
mungkin tidak akan berguna.
Nabi Yunus AS
Sesulit dan sesukar apa pun keadaannya, kita harus
selalu percaya kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya. Seperti
telah kita bahas pada bagian sebelumnya, Musa AS tidak pernah putus
asa ketika terdesak di antara tentara Firaun dan Laut Merah. Dia
tetap percaya kepada Allah. Yunus AS juga menjadi teladan untuk
sifat terpuji seperti itu.
Meskipun dia telah diutus oleh Allah untuk memperingatkan umatnya, Yunus AS meninggalkan umatnya tanpa memperingatkan mereka. Oleh karena itu, Allah mengujinya dengan beberapa cara: pertama, dia dilemparkan ke laut dari kapal yang dinaikinya. Kemudian seekor ikan raksasa menelannya. Akibatnya dia merasa sangat menyesal karena perbuatannya. Dia meminta ampun kepada Allah, memohon perlindungan dari-Nya dan berdoa kepada-Nya. Hal ini difirmankan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Meskipun dia telah diutus oleh Allah untuk memperingatkan umatnya, Yunus AS meninggalkan umatnya tanpa memperingatkan mereka. Oleh karena itu, Allah mengujinya dengan beberapa cara: pertama, dia dilemparkan ke laut dari kapal yang dinaikinya. Kemudian seekor ikan raksasa menelannya. Akibatnya dia merasa sangat menyesal karena perbuatannya. Dia meminta ampun kepada Allah, memohon perlindungan dari-Nya dan berdoa kepada-Nya. Hal ini difirmankan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Dan ingatlah kisah Dzun Nun (Yunus), ketika ia
pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan
menyulitkannya, maka ia berseru dalam keadaaan yang sangat gelap,
”Bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang zalim.”
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkanya
dari kedukaan. Dan begitulah Kami menyelamatkan orang-orang yang
beriman. (QS Al-Anbiya: 87-88)
Yunus mula-mula dilemparkan dari kapal ke laut. Kemudian, seekor ikan menelannya. Allah menyelamatkan Yunus AS dari keadaan yang sulit itu. |
Dalam Al Qur'an, Allah memfirmankan apa yang akan
terjadi kepada Yunus jika dia tidak percaya dan berdoa kepada Allah.
Maka seandainya dia tidak termasuk orang yang
banyak mengingat Allah, Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan
itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah
yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuknya
sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus
ribu orang atau lebih. (QS Ash-Shaffat:143-147)
Allah telah menyelamatkan Yunus dari keadaan yang
sangat menyedihkan. Hal ini adalah bukti nyata bahwa kita tidak
pernah boleh putus asa dari pertolongan Allah. Pengalaman Yunus
AS merupakan pelajaran untuk semua orang beriman: Kita tidak boleh
lengah, dalam situasi sekeras apa pun yang kita hadapi, dan kita
harus selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah.
Nabi Yusuf AS
Di dalam Al Qur'an, kita menemukan kisah terperinci
tentang pengalaman Yusuf AS. Di sini, kita akan membahasnya secara
singkat dan menyimak sifat terpuji Yusuf.
Yusuf adalah salah seorang putera Ya’kub AS. Ketika dia masih kanak-kanak, saudara-saudaranya melemparkannya ke dalam sumur karena iri kepada Yusuf, dan mereka berkata kepada ayahnya bahwa seekor serigala telah memakan Yusuf. Para musafir menemukan Yusuf dalam sumur dan menjualnya ke istana bangsawan di Mesir. Di Mesir, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara dan tetap berada di dalamnya hingga bertahun-tahun.
Yusuf adalah salah seorang putera Ya’kub AS. Ketika dia masih kanak-kanak, saudara-saudaranya melemparkannya ke dalam sumur karena iri kepada Yusuf, dan mereka berkata kepada ayahnya bahwa seekor serigala telah memakan Yusuf. Para musafir menemukan Yusuf dalam sumur dan menjualnya ke istana bangsawan di Mesir. Di Mesir, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara dan tetap berada di dalamnya hingga bertahun-tahun.
Para musafir menemukan Yusuf dalam sumur dan menjualnya ke istana bangsawan Mesir. |
Akhirnya Yusuf terbukti tidak bersalah dan dibebaskan.
Karena Yusuf sangat bijaksana dan dapat dipercaya, dan karena sangat
teliti, penguasa Mesir mempercayakan harta benda dan gudang pangan
di bawah pengawasan Yusuf. Akhirnya, Yusuf memaafkan saudara-saudaranya
yang telah berbuat kejam kepadanya dan membawa mereka semuanya beserta
ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya.
Yusuf AS memiliki sifat yang terpuji. Allah menguji Yusuf dengan berbagai cara, menyelamatkannya dari sumur, padahal mustahil baginya untuk keluar. Allah menyelamatkannya dari keadaan yang buruk dengan memasukkannya ke dalam penjara dan kemudian menyelamatkannya dari penjara dan mengembalikan nama baik Yusuf. Akhirnya, Allah menganugerahkan kepadanya derajat yang tinggi. Dalam segala keadaan, Yusuf AS kembali kepada Allah dan berdoa kepada-Nya. Meskipun dia tidak bersalah, Yusuf tetap tinggal dalam penjara hingga beberapa tahun, namun ia tidak pernah lupa bahwa ini merupakan cobaan dari Allah. Di dalam penjara, ia selalu menyebut-nyebut kekuasaan dan keagungan Allah kepada orang-orang di sekitarnya. Ketaatan dan keimanannya kepada Allah dalam keadaan sulit seperti itu menunjukkan sifatnya yang terpuji.
Yusuf AS memiliki sifat yang terpuji. Allah menguji Yusuf dengan berbagai cara, menyelamatkannya dari sumur, padahal mustahil baginya untuk keluar. Allah menyelamatkannya dari keadaan yang buruk dengan memasukkannya ke dalam penjara dan kemudian menyelamatkannya dari penjara dan mengembalikan nama baik Yusuf. Akhirnya, Allah menganugerahkan kepadanya derajat yang tinggi. Dalam segala keadaan, Yusuf AS kembali kepada Allah dan berdoa kepada-Nya. Meskipun dia tidak bersalah, Yusuf tetap tinggal dalam penjara hingga beberapa tahun, namun ia tidak pernah lupa bahwa ini merupakan cobaan dari Allah. Di dalam penjara, ia selalu menyebut-nyebut kekuasaan dan keagungan Allah kepada orang-orang di sekitarnya. Ketaatan dan keimanannya kepada Allah dalam keadaan sulit seperti itu menunjukkan sifatnya yang terpuji.
Nabi Ayub AS
Sabar
menghadapi apa pun yang terjadi merupakan sifat terpuji yang khas
pada umat Islam. Ayub AS diuji dengan hilangnya keluarga dan kekayaannya,
dan mengalami penyakit parah yang menyebabkannya sangat menderita.
Ayub hanya memohon pertolongan dari Allah dan percaya kepada-Nya.
Allah menjawab doanya dan mengajarkan kepadanya bagaimana agar sembuh.
Sifat terpuji Ayub AS dan doa-doanya difirmankan di dalam Al Qur'an
sebagai berikut:
Dan ingatlah hamba Kami Ayub ketika menyeru Tuhannya,
”Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”
Allah berfirman, ”Hantamkanlah kakimu. Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
... Sesungguhnya kami melihat Ayub adalah hamba Kami yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya. (QS Shaad: 41-44)
Allah berfirman, ”Hantamkanlah kakimu. Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
... Sesungguhnya kami melihat Ayub adalah hamba Kami yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya. (QS Shaad: 41-44)
Begitu kita mengalami penyakit, kekerasan, atau kesulitan,
kita sering putus asa. Bahkan ada orang yang menjadi ingkar kepada
Allah. Padahal, sikap-sikap ini tidak diridhai oleh Allah. Seperti
yang ditunjukkan oleh contoh tentang Ayub ini, Allah mungkin akan
menimpakan kesukaran kepada hamba-hamba-Nya, tetapi penderitaan
demi penderitaan akan mendewasakan orang-orang beriman dan menguji
pengabdian mereka kepada Allah.
Dalam menghadapi penderitaan yang kita alami, kita harus berdoa kepada Allah dan mempercayai-Nya. Kita harus sabar seperti Ayub AS dan kembali kepada Allah. Hanya dengan begitulah, Allah akan melonggarkan kesulitan kita dan memberi kita pahala di dunia dan di akhirat nanti.
Dalam menghadapi penderitaan yang kita alami, kita harus berdoa kepada Allah dan mempercayai-Nya. Kita harus sabar seperti Ayub AS dan kembali kepada Allah. Hanya dengan begitulah, Allah akan melonggarkan kesulitan kita dan memberi kita pahala di dunia dan di akhirat nanti.
Nabi Isa AS
Allah telah menciptakan Isa AS dengan cara yang unik.
Seperti halnya Nabi Adam, Allah telah menciptakan Isa tanpa seorang
ayah. Ini difirmankan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Sesungguhnya penciptaan Isa di sisi Allah, adalah
seperti penciptaan Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian
Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia),
maka jadilah dia. (QS Ali-Imran: 59)
Dalam Al Qur'an, Isa AS disebut sebagai ”Putera
Maryam”. Maryam adalah seorang perempuan terhormat yang dijadikan
oleh Allah sebagai teladan bagi semua perempuan. Dia adalah perempuan
suci dan hamba yang tunduk kepada Allah. Allah mengaruniakan Isa
untuknya melalui malaikat Jibril, secara ajaib tanpa ayah, dan memberi
kabar gembira kepadanya bahwa puteranya akan menjadi seorang nabi.
Allah menjadikan Isa seorang nabi dan menurunkan untuknya kitab Injil, salah satu kitab wahyu dari Allah untuk umat manusia. (Setelah Isa tidak ada, Injil juga telah diubah-ubah oleh manusia. Saat ini, kita tidak menemukan kitab Injil yang asli, dan kitab suci orang Kristen yang disebut Alkitab sebenarnya tidaklah bisa dipercaya seluruhnya.) Allah memerintahkan Isa untuk mengajak manusia ke jalan yang benar dan menganugerahkan kepadanya banyak mukjizat. Dia berbicara ketika masih berada dalam buaian dan menyampaikan kepada manusia tentang Allah. Isa juga memberi kabar gembira tentang Muhammad (Ahmad) SAW, utusan Allah yang akan datang setelahnya, yang difirmankan di dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Allah menjadikan Isa seorang nabi dan menurunkan untuknya kitab Injil, salah satu kitab wahyu dari Allah untuk umat manusia. (Setelah Isa tidak ada, Injil juga telah diubah-ubah oleh manusia. Saat ini, kita tidak menemukan kitab Injil yang asli, dan kitab suci orang Kristen yang disebut Alkitab sebenarnya tidaklah bisa dipercaya seluruhnya.) Allah memerintahkan Isa untuk mengajak manusia ke jalan yang benar dan menganugerahkan kepadanya banyak mukjizat. Dia berbicara ketika masih berada dalam buaian dan menyampaikan kepada manusia tentang Allah. Isa juga memberi kabar gembira tentang Muhammad (Ahmad) SAW, utusan Allah yang akan datang setelahnya, yang difirmankan di dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Dan ingaatlah ketika Isa putra Maryam berkata,
”Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah untukmu.
(Aku) membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat, dan
memberi kabar gembira tentang seorang rasul yang akan datang sesudahku,
yang bernama Ahmad (Muhammad). Maka ketika rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ”Ini
adalah sihir yang nyata.” (QS Ash-Shaff: 6)
Dalam
masa kehidupan Isa, sangat sedikit orang yang beriman kepada Isa
dan membantunya. Musuh-musuh Isa berusaha membunuhnya. Mereka mengira
bahwa mereka telah menangkap dan menyalib Isa. Padahal, dalam Al
Qur'an Allah berfirman kepada kita bahwa mereka tidaklah membunuh
Isa:
Dan karena ucapan mereka, ”Sesungguhnya
kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah.”
Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi
yang mereka bunuh adalah orang yang dijadikan serupa dengan Isa
dalam pandangan mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar ragu tentang yang dibunuh
itu.Mereka tidak yakin tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali dengan
prasangka belaka. Mereka juga tidak yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. (QS An-Nisaa: 157)
Setelah Isa AS tidak ada lagi, musuh-musuhnya mencoba
untuk mengubah wahyu yang dibawanya. Mereka mulai menggambarkan
Isa dan Maryam sebagai makhluk yang memiliki kekuatan gaib, bahkan
dianggap sebagai “tuhan-tuhan”. Saat ini pun, masih
ada yang mempercayai keimanan palsu ini. Allah memberi tahu kita
dalam Al Qur'an, melalui perkataan Isa sendiri, bahwa semua ini
adalah keimanan yang keliru:
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai
Isa putera Maryam, apakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah
aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’” Isa menjawab,
“Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang
bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, maka
tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang
ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri
Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara gaib. Aku tidak
pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakannya), yaitu, ‘Sembahlah Allah, Tuhanku
dan Tuhanmu, dan aku adalah saksi untuk mereka selama aku berada
di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang
mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu.”
(QS Al-Maidah: 116-117)
Setelah Isa menghilang, jumlah orang-orang yang beriman
kepadanya meningkat pesat, tetapi saat ini mereka berada di jalan
yang sesat karena mereka mengikuti Alkitab, yang telah diubah-ubah
dengan tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan. Satu-satunya
jalan yang lurus saat ini adalah jalan Nabi Muhammad SAW, yang disampaikan
kepada kita, yang disebutkan dalam Al Qur'an, karena inilah satu-satunya
wahyu Allah yang belum berubah.
Utusan Allah: Muhammad SAW
Kita banyak mengenal Rasulullah, Muhammad SAW, karena
beliau adalah nabi terakhir dan hidup baru sekitar 1.400 tahun yang
lalu. Manusia mengubah-ubah dan mengaburkan agama yang diwahyukan
oleh Allah sebelum beliau. Inilah sebabnya kitab terakhir (yang
akan dipertanggungjawabkan oleh manusia di Hari Pembalasan) diwahyukan
kepada nabi kita. Kitab ini memperbaiki semua kekeliruan yang diada-adakan
dalam agama-agama sebelumnya. Allah menyampaikan bahwa Allah memberi
perintah untuk hamba-hambanya melalui Al Qur'an.
Nabi SAW juga menghadapi banyak kesulitan ketika menyampaikan wahyu Allah kepada umatnya. Banyak tuduhan yang tak beralasan kepada beliau, meskipun beliau tidak meminta upah dari umatnya dan tidak mempunyai niat-niat duniawi.
Nabi SAW juga menghadapi banyak kesulitan ketika menyampaikan wahyu Allah kepada umatnya. Banyak tuduhan yang tak beralasan kepada beliau, meskipun beliau tidak meminta upah dari umatnya dan tidak mempunyai niat-niat duniawi.
Beliau terpaksa pindah dari Mekah, kota kelahiran
beliau. Orang-orang Islam pertama yang mengikutinya juga dizalimi,
beberapa di antara mereka bahkan disiksa dan mengalami perlakuan
kejam. Tetapi Allah tidak membiarkan orang-orang yang tidak beriman
membahayakan agama Islam, yang tetap tidak berubah hingga hari ini.
Sesuai dengan janji Allah, setiap kata dalam Al Qur'an tetap sepenuhnya
tidak berubah.
Seruan Nabi Muhammad SAW juga ditujukan kepada seluruh manusia yang hidup saat ini. Allah memerintahkan seluruh manusia untuk menghormati rasul-rasulnya. Dalam banyak ayat, Allah menegaskan bahwa menghormati para rasul berarti menghormati Allah. Oleh karena itu, menghormati nabi adalah salah satu hal yang terpenting dan utama dalam Islam. Ketaatan hati kepada perintah Nabi SAW tentu merupakan bentuk ketaatan kepada Allah.
Dalam Al Qur'an, Allah menyampaikan kepada kita tentang sifat-sifat utama Nabi kita, yang menjadi teladan bagi semua manusia.
Seruan Nabi Muhammad SAW juga ditujukan kepada seluruh manusia yang hidup saat ini. Allah memerintahkan seluruh manusia untuk menghormati rasul-rasulnya. Dalam banyak ayat, Allah menegaskan bahwa menghormati para rasul berarti menghormati Allah. Oleh karena itu, menghormati nabi adalah salah satu hal yang terpenting dan utama dalam Islam. Ketaatan hati kepada perintah Nabi SAW tentu merupakan bentuk ketaatan kepada Allah.
Dalam Al Qur'an, Allah menyampaikan kepada kita tentang sifat-sifat utama Nabi kita, yang menjadi teladan bagi semua manusia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, (dan ia)
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, (serta) amat
mengasihi dan menyayangi Kaum Mukmin.” (QS At-Taubah:128)
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ahzab: 40)
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS Ali Imran: 164)
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ahzab: 40)
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS Ali Imran: 164)
Dengan ayat-ayat yang dimulai dengan kata, ”Katakanlah...,”
Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah.
Melalui ayat-ayat ini dan semua ayat lainnya, Nabi SAW menyampaikan
wahyu-wahyu Allah kepada manusia. Istri beliau, A’isyah RA
berkata, ”Akhlak beliau adalah Al Qur'an.” Maksud A’isyah
adalah, Nabi SAW benar-benar menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman
dalam segala perbuatannya, dan kita tahu bahwa hadits beliau adalah
cara kita untuk menghormati Al Qur'an. Dalam salah satu ayat, Allah
menyatakan bahwa hamba-hamba-Nya yang takut kepada Allah dan ingin
mendapatkan pengampunan haruslah menghormati Rasulullah SAW:
Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran: 31)
Seperti disebutkan dalam ayat di atas, jika kita ingin
agar Allah mencintai kita, kita harus patuh kepada seruan nabi dan
dengan seksama mengamalkannya.
KEAJAIBAN AL QUR’AN
Sebelumnya telah kita bahas bahwa mukjizat terbesar
yang dikaruniakan kepada Nabi SAW adalah Al Qur'an. Al Qur'an diwahyukan
kepada umat manusia 1.400 tahun yang lalu, namun ada beberapa kenyataan
yang diwahyukan dalam Al Qur'an yang maknanya hanya bisa kita buktikan
baru-baru ini.
Dari planet-planet hingga bintang-bintang, manusia hingga hewan, Allah menciptakan segalanya di alam semesta. Allah telah mengetahui segalanya yang belum kita temukan hingga sekarang dan Dia memberi tahu kita tentang beberapa di antaranya dalam Al Qur'an. Kita hanya bisa mengetahuinya jika Allah menghendakinya, sehingga kita tahu bahwa ini adalah mukjizat dari Allah.
Dari planet-planet hingga bintang-bintang, manusia hingga hewan, Allah menciptakan segalanya di alam semesta. Allah telah mengetahui segalanya yang belum kita temukan hingga sekarang dan Dia memberi tahu kita tentang beberapa di antaranya dalam Al Qur'an. Kita hanya bisa mengetahuinya jika Allah menghendakinya, sehingga kita tahu bahwa ini adalah mukjizat dari Allah.
Al Qur'an berisi banyak keajaiban ilmu pengetahuan.
Di sini, kita akan membahas beberapa di antara mukjizat Al Qur'an.
(Untuk informasi lebih lanjut kalian bisa membaca buku Keajaiban
Al Qur'an.)
Bagaimana Alam Semesta Tercipta
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an
dengan ayat-ayat berikut dan dalam banyak ayat lainnya:
Dia-lah Yang memulai penciptaan langit dan bumi...
(QS Al-An’aam: 101)
Dalam bagian pertama buku ini, kita telah membahas
secara terperinci bagaimana alam semesta terjadi dari belum ada
sama sekali pada 15 miliar tahun yang lalu. Dengan kata lain, alam
semesta tiba-tiba muncul dari ketiadaan.
Hanya ilmu pengetahuan di abad kedua puluh yang bisa membuat kita menemukan bukti-bukti ilmiah tentang peristiwa besar ini. Oleh sebab itu, mustahil mengetahuinya 1.400 tahun yang lalu (pada saat Nabi SAW hidup). Akan tetapi, ini justru telah disebutkan dalam ayat tadi, Allah memberi tahu kita kenyataan ini ketika Al Qur'an diwahyukan. Inilah keajaiban Al Qur'an dan salah satu bukti bahwa Al Qur'an adalah perkataan Allah.
Hanya ilmu pengetahuan di abad kedua puluh yang bisa membuat kita menemukan bukti-bukti ilmiah tentang peristiwa besar ini. Oleh sebab itu, mustahil mengetahuinya 1.400 tahun yang lalu (pada saat Nabi SAW hidup). Akan tetapi, ini justru telah disebutkan dalam ayat tadi, Allah memberi tahu kita kenyataan ini ketika Al Qur'an diwahyukan. Inilah keajaiban Al Qur'an dan salah satu bukti bahwa Al Qur'an adalah perkataan Allah.
Garis Edar
Mungkin banyak di antara kalian yang tahu bahwa bumi
kita dan planet-planet lainnya memiliki garis edar. Memang, tidak
hanya planet-planet di Tata Surya kita saja yang memiliki garis
edar, tetapi juga semua benda-benda langit di alam semesta memiliki
garis-garis edarnya sendiri. Jadi, semua benda langit bergerak pada
jalur-jalur yang telah ditentukan dengan sangat tepat. Inilah bukti
ilmiah yang baru diketahui oleh para ilmuwan baru-baru ini, tetapi
telah diwahyukan dalam Al Qur'an 1.400 tahun yang lalu.
Dan Dia-lah Yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing-masingnya beredar di dalam garis edarnya.
(QS Al-Anbiya: 33)
Seperti kalian baca dalam ayat ini, Allah memberi
tahu kita tentang kenyataan ilmiah yang baru saja ditemukan belum
lama ini. Pada saat Al Qur'an diwahyukan, orang-orang tidak tahu
bahwa benda-benda langit bergerak dalam garis-garis edar yang tetap.
Tetapi Allah mengetahui segalanya dan memberi tahu apa yang dikehendaki-Nya
kepada hamba-Nya.
Lautan yang Tidak Saling Bercampur
Salah satu sifat lautan yang baru saja ditemukan ilmuwan
telah diwahyukan dalam satu ayat Al Qur'an sebagai berikut:
Dia membiarkan dua lautan mengalir, yang keduanya
bertemu, (tetapi) di antara keduanya ada batas yang tidak bisa dilewati
oleh masing-masingnya. (QS Ar-Rahman: 19-20)
Sifat lautan ini, yaitu saling bertemu, tetapi tidak
saling bercampur sama sekali, baru saja ditemukan oleh ahli lautan.
Karena gaya fisika yang disebut dengan “tegangan permukaan”,
perairan di lautan yang saling berdekatan tidak akan bercampur.
Karena disebabkan oleh perbedaan kekentalan air tersebut, tegangan
permukaan mencegah kedua lautan tersebut saling bercampur, seolah
ada dinding tipis di antara mereka.
Yang menarik, di masa ketika manusia tidak mempunyai pengetahuan fisika, tegangan permukaan atau ahli lautan, pengetahuan ini telah diwahyukan di dalam Al Qur'an.
Yang menarik, di masa ketika manusia tidak mempunyai pengetahuan fisika, tegangan permukaan atau ahli lautan, pengetahuan ini telah diwahyukan di dalam Al Qur'an.
Bentuk Bumi yang Bulat
Pengetahuan
astronomi (ilmu tentang benda langit) pada saat Al Qur'an diwahyukan
memandang dunia dengan cara berbeda. Beberapa orang menganggap bahwa
bumi ini datar, meskipun ada yang menganggap sebaliknya. Tetapi
kenyataan bahwa bumi itu bulat tidaklah diketahui oleh semua orang.
Akan tetapi, dari ayat Al Qur'an bisa dipahami secara tidak langsung,
bahwa bentuk bumi adalah bulat. Ayat yang sesuai tentang ini berbunyi:
Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan
yang benar. Dia menutupkan (takwir) malam atas siang dan menutupkan
(takwir) siang atas malam… (QS Az-Zumar: 5)
Kata berbahasa Arab ”takwir” diterjemahkan
dengan ”menutupkan” dalam ayat di atas. Dalam Bahasa
Indonesia, kata ini berarti melilitkan sesuatu pada benda lain,
hingga terlipat seperti kain yang digulung”. Siang dan malam
yang saling melilit ini hanya bisa terjadi jika bumi itu bulat.
Tetapi, seperti disebutkan di atas, orang-orang Arab yang hidup
1.400 tahun yang lalu beranggapan bahwa bumi itu datar. Ini berarti
bahwa bulatnya bumi diberitahukan secara tidak langsung dalam Al
Qur'an, yang diwahyukan pada abad ketujuh. Hal ini karena Allah
mengajarkan kebenaran kepada umat manusia. Persoalan ini, yang disebutkan
dalam kitab yang diwahyukan oleh Allah, baru diperjelas dalam abad-abad
setelahnya oleh para ilmuwan.
Karena Al Qur'an adalah perkataan Allah, perkataan yang paling benarlah yang digunakan untuk menggambarkan alam semesta. Mustahil seorang manusia mengetahui dan bisa memilih kata-kata tersebut. Karena Allah-lah yang mengetahui segalanya, Dia bisa menyampaikan kenyataan ini kepada manusia kapan pun Dia kehendaki.
Karena Al Qur'an adalah perkataan Allah, perkataan yang paling benarlah yang digunakan untuk menggambarkan alam semesta. Mustahil seorang manusia mengetahui dan bisa memilih kata-kata tersebut. Karena Allah-lah yang mengetahui segalanya, Dia bisa menyampaikan kenyataan ini kepada manusia kapan pun Dia kehendaki.
Sidik Jari
Ketika
Al Qur'an menyatakan bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan
manusia kembali setelah mati, Allah menyuruh kita untuk memperhatikan
sidik jari manusia.
Apakah manusia mengira bahwa
Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Sekali-kali
tidak, sungguh Kami berkuasa menyusun (kembali) setiap ujung jemarinya
dengan sempurna. (QS Al-Qiyamah: 3-4)
Menghidupkan kembali tubuh manusia yang telah hancur
membusuk adalah sangat mudah bagi Allah. Sekarang, perhatikanlah
sidik jarimu. Sidik jari semua orang berbeda satu sama lain. Jika
kalian punya saudara kembar, sidik jari mereka juga berbeda. Setiap
orang yang hidup atau yang pernah hidup di dunia ini mempunyai bentuk
sidik jari yang berbeda. Itulah mengapa sidik jari itu sama khasnya
dengan identitas seorang manusia.
Allah Yang Maha Kuasa bisa menciptakan kita kembali, hingga perincian terkecilnya. Di sini, kita perlu mencamkan bahwa pentingnya sidik jari dan bahwa setiap orang memiliki sidik jari yang khas dimilikinya baru ditemukan di abad kesembilan belas. Tetapi Allah telah menyuruh kita memperhatikan ujung-ujung jari kita pada 1.400 tahun yang lalu dalam Al Qur'an.
Ada beberapa persoalan lain yang secara ajaib diterangkan dalam Al Qur'an. Kita hanya akan membahas beberapa di antaranya di sini. Namun semua ini sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Al Qur'an adalah perkataan Allah. (Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa membaca buku Keajaiban Al Qur'an karya Harun Yahya.)
Allah memberi tahu kita tentang hal berikut mengenai Al Qur'an:
Allah Yang Maha Kuasa bisa menciptakan kita kembali, hingga perincian terkecilnya. Di sini, kita perlu mencamkan bahwa pentingnya sidik jari dan bahwa setiap orang memiliki sidik jari yang khas dimilikinya baru ditemukan di abad kesembilan belas. Tetapi Allah telah menyuruh kita memperhatikan ujung-ujung jari kita pada 1.400 tahun yang lalu dalam Al Qur'an.
Ada beberapa persoalan lain yang secara ajaib diterangkan dalam Al Qur'an. Kita hanya akan membahas beberapa di antaranya di sini. Namun semua ini sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Al Qur'an adalah perkataan Allah. (Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa membaca buku Keajaiban Al Qur'an karya Harun Yahya.)
Allah memberi tahu kita tentang hal berikut mengenai Al Qur'an:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an?
Seandainya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
akan menemukan pertentangan yang banyak di dalammya. (QS An-Nisaa’:
82)
Seperti telah dijelaskan dalam ayat di atas, Al Qur'an
memberikan informasi yang akurat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
semakin banyak keajaiban yang diterangkan di dalam Al Qur'an yang
terungkap. Keajaiban-keajaiban Al Qur'an ini membuktikan bahwa Al
Qur'an adalah wahyu dari Allah. Di sini, adalah kewajiban kita untuk
mempelajari dan mengamalkan perintah-perintah Al Qur'an secara seksama.
Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada Al Qur'an dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada Al Qur'an dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan,
yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi
rahmat. (QS Al-An’aam: 155)
…adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya. (QS ‘Abasa: 11-12)
…adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya. (QS ‘Abasa: 11-12)
SIFAT APAKAH YANG DIKEHENDAKI OLEH
ALLAH?
Al
Qur'an, yang merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia, merupakan
perkataan Allah. Kita bisa mencapai sifat yang diridhai oleh Allah
dengan membaca ayat-ayat Al Qur'an dan hidup dengan itu. Ini sangat
mudah. Namun, meskipun demikian, sebagian besar manusia melakukan
kesalahan karena menjauhi sifat-sifat yang diridhai oleh Allah.
Jika suatu hari, semua orang di sekitarmu patuh pada keinginan Allah
dan mengamalkan sifat-sifat yang dituntut oleh Allah dari manusia,
maka dunia ini akan menjadi tempat yang lebih baik. Sekarang, mari
kita lihat secara singkat tentang hal ini.
Kita semua tahu bahwa Allah telah menciptakan manusia.
Dengan begitu, Allah-lah Yang Maha Mengetahui akhlak terpuji dan
tercela yang dimiliki manusia. Seseorang mungkin bisa menipu orang
lain, tetapi dia tidak akan pernah menyembunyikan apa pun dari Allah.
Hal ini karena, tidak seperti kita, Allah mengetahui apa yang dipikirkan
seseorang. Oleh sebab itu, seseorang harus selalu ikhlas dan jujur
kepada Allah. Salah satu ayat menyebutkan:
Katakanlah, ”Jika kalian menyembunyikan
apa yang ada dalam hatimu atau kalian melahirkannya, pasti Allah
mengetahuinya.” Allah mengetahui apa pun yang ada di langit
dan apa pun yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(QS Ali-Imran: 29)
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan jika kalian melahirkan yang ada di dalam hatimu atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang di kehendaki-Nya, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Baqarah: 284)
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan jika kalian melahirkan yang ada di dalam hatimu atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang di kehendaki-Nya, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Baqarah: 284)
Orang yang sadar bahwa Allah Maha Mendengar segala
kata yang ia ucapkan, mengetahui segala tindakan yang dia perbuat
dan setiap pikiran yang melintas di pikirannya, tidak akan pernah
berani melakukan perbuatan jahat, meskipun tidak terlihat oleh orang
lain. Artinya, agar menjadi orang terpuji, kita harus benar-benar
beriman pada adanya Allah dan keesaan-Nya, mengetahui sifat-Nya
yang Mahakuasa dan sadar bahwa Dia Maha Melihat dan Mendengar segala
sesuatu. Ini adalah salah satu syarat untuk mencapai sifat yang
dikehendaki Allah dari hamba-hamba-Nya.
Mencintai Allah dan Percaya kepada-Nya
Kalian
tentu menghargai cinta yang ditunjukkan oleh orang tua kepada kalian,
bukan? Kalian juga mencintai mereka. Mereka melindungi dan mencintai
kalian dan memenuhi kebutuhan kalian. Kalian mempercayai mereka.
Jika kalian menghadapi kesulitan, kalian mengetahui bahwa mereka
akan selalu siap membantu kalian.
Pernahkah kalian memikirkan seberapa besar cinta dan rasa percaya kalian kepada Allah?
Pernahkah kalian memikirkan seberapa besar cinta dan rasa percaya kalian kepada Allah?
Allah
memenuhi semua kebutuhan seluruh makhluk yang Dia ciptakan. Berkat
kasih sayangnya yang tak terbatas, kita hidup di dunia ini dalam
damai dan menikmati karunia yang tak terbatas.
Allah telah menciptakan matahari sehingga kita bisa hidup di bumi. Allah juga telah menciptakan sayur-sayuran, buah-buahan, dan hewan untuk kita. Kita punya nasi, susu, daging, dan berbagai sayuran dan buah-buahan lezat karena Allah telah menciptakan itu semua untuk kita.
Allah telah menciptakan matahari sehingga kita bisa hidup di bumi. Allah juga telah menciptakan sayur-sayuran, buah-buahan, dan hewan untuk kita. Kita punya nasi, susu, daging, dan berbagai sayuran dan buah-buahan lezat karena Allah telah menciptakan itu semua untuk kita.
Allah
telah menciptakan hujan sehingga kita bisa memiliki air yang segar
untuk diminum. Allah telah menciptakan lautan, tempat air asin yang
selalu tersedia. Tanpa hujan, tidak akan pernah ada air atau air
garam di bumi. Air itu sangat penting untuk kita. Seperti yang kalian
ketahui, manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa air selama beberapa
hari.
Allah memberi kita sistem kekebalan dalam tubuh kita untuk melindungi kita dari penyakit. Berkat sistem kekebalan ini, kita tidak mati karena makhluk-makhluk kecil (virus atau bakteri) yang menyebabkan flu.
Di samping semua ini, Allah membuat jantung kita terus berdetak tanpa henti sepanjang hidup. Jika jantung kita memerlukan istirahat selama jangka waktu tertentu, seperti halnya mesin, kita pasti akan mati. Tetapi jantung kita berdetak tanpa henti selama berpuluh tahun tanpa istirahat sehingga kita tetap hidup.
Allah memberi kita sistem kekebalan dalam tubuh kita untuk melindungi kita dari penyakit. Berkat sistem kekebalan ini, kita tidak mati karena makhluk-makhluk kecil (virus atau bakteri) yang menyebabkan flu.
Di samping semua ini, Allah membuat jantung kita terus berdetak tanpa henti sepanjang hidup. Jika jantung kita memerlukan istirahat selama jangka waktu tertentu, seperti halnya mesin, kita pasti akan mati. Tetapi jantung kita berdetak tanpa henti selama berpuluh tahun tanpa istirahat sehingga kita tetap hidup.
Allah telah menciptakan mata untuk melihat, telinga
untuk mendengar, hidung untuk mencium, dan lidah untuk mengecap.
Semua ini baru sedikit dari nikmat yang Allah berikan untuk kita.
Kita tidak bisa menghitung semua nikmat yang Allah berikan untuk
kita. Dalam satu ayat, Allah, Yang Maha Penyayang kepada kita, menyampaikan
kepada kita hal berikut ini:
Dan Dia telah memberikan untukmu keperluanmu dari
segala yang kalian mohon kepadanya. Dan jika kalian menghitung nikmat
Allah, tidaklah dapat kalian memperkirakannya. Sesungguhnya manusia
itu sangat zalim dan mengingkari nikmat Allah. (QS Ibrahim: 34)
Seperti yang kalian telah pahami dalam Al Qur'an,
tidak bersyukur atas nikmat-nikmat ini, melupakan bahwa seluruh
nikmat itu berasal dari Allah, dan tidak bersyukur kepada-Nya atas
segala yang telah Dia berikan bagi kita, adalah perilaku yang tercela.
Allah tidak mencintai orang-orang yang tidak bersyukur.
Sebagai balasan atas nikmat-Nya, Allah hanya menginginkan agara kita mencintai-Nya, bersyukur kepada-Nya, yakni berterima kasih kepada-Nya. Perintah-Nya difirmankan dalam ayat sebagai berikut:
Sebagai balasan atas nikmat-Nya, Allah hanya menginginkan agara kita mencintai-Nya, bersyukur kepada-Nya, yakni berterima kasih kepada-Nya. Perintah-Nya difirmankan dalam ayat sebagai berikut:
Dan Allah mengeluarkan kamu
dari rahim ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu hal pun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar
kamu bersyukur. (QS an-Nahl: 78)
Maka makanlah yang halal dan baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika memang hanya kepada-Nya saja kamu menyembah. (QS an-Nahl: 114)
Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian: pendengaran, penglihatan, dan hati. Amat sedikit kamu bersyukur. (QS Al-Mu’minun: 78)
Maka makanlah yang halal dan baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika memang hanya kepada-Nya saja kamu menyembah. (QS an-Nahl: 114)
Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian: pendengaran, penglihatan, dan hati. Amat sedikit kamu bersyukur. (QS Al-Mu’minun: 78)
Dalam ayat lainnya, difirmankan bahwa orang-orang
yang beriman mencintai Allah di atas segala-galanya:
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan Allah. Mereka mencintainya seperti mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang beriman sangatlah cinta kepada Allah.
Dan seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu adalah
milik Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya
mereka menyesal). (QS Al-Baqarah: 165)
Allah melindungi dan memelihara ibu dan ayah kalian
serta semua orang lain. Kita semua butuh Allah. Baik orang tua kita
maupun kita sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhan kita. Untuk itu,
kita harus mencintai Allah dan percaya kepada-Nya.
Mencintai Allah lebih dari siapa pun dan di atas segalanya, percaya kepada-Nya dan mengakui bahwa Dia telah memberi kita segalanya merupakan ciri utama sifat yang diridhai Allah.
Mencintai Allah lebih dari siapa pun dan di atas segalanya, percaya kepada-Nya dan mengakui bahwa Dia telah memberi kita segalanya merupakan ciri utama sifat yang diridhai Allah.
Bagaimana Kita Bersikap pada
Orang Lain?
Allah
melarang manusia bersikap sombong, berbohong, memperolok-olok orang
lain dan angkuh. Jujur dan rendah hati adalah sifat-sifat yang diridhai
oleh Allah.
Dalam kehidupannya, manusia sering dipengaruhi oleh orang-orang di lingkungannya. Jika mereka menyakiti teman-temannya, mungkin ia telah mendapat pengaruh jelek dari lingkungannya itu. Tetapi, seseorang yang beriman kepada Allah dan mengakui bahwa Allah selalu melihatnya tidak pernah meninggalkan jalan yang benar, meskipun keadaan memaksanya untuk melakukan itu. Dia menjadi teladan yang baik bagi orang-orang yang tidak jujur dan sesat.
Allah mencintai orang yang sabar. Istilah ”kesabaran” dalam Al Qur'an tidak hanya berarti sabar menghadapi musibah, melainkan juga berarti sabar di setiap saat dalam kehidupan. Kesabaran seseorang yang beriman tidak berubah karena orang lain atau suatu kejadian. Misalnya, orang yang tidak begitu takut kepada Allah mungkin akan berlaku baik pada seseorang yang bisa memberinya keuntungan, tetapi tidak bisa selalu menunjukkan sikap terpuji ini. Begitu ia merasa bahwa kepentingannya diganggu, dia mungkin saja tiba-tiba berubah. Namun, orang yang beriman dengan seksama menghindari melakukan perbuatan tercela. Dia menunjukkan sikap yang baik kepada setiap orang dan beriktikad baik untuk tetap melakukan itu, apa pun keadaannya atau bagaimanapun sikap orang lain kepadanya. Meskipun ia marah, ia berhasil mengendalikan dirinya dan menunjukkan kesabaran.
Dalam satu ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berlomba-lomba dalam kesabaran:
Dalam kehidupannya, manusia sering dipengaruhi oleh orang-orang di lingkungannya. Jika mereka menyakiti teman-temannya, mungkin ia telah mendapat pengaruh jelek dari lingkungannya itu. Tetapi, seseorang yang beriman kepada Allah dan mengakui bahwa Allah selalu melihatnya tidak pernah meninggalkan jalan yang benar, meskipun keadaan memaksanya untuk melakukan itu. Dia menjadi teladan yang baik bagi orang-orang yang tidak jujur dan sesat.
Allah mencintai orang yang sabar. Istilah ”kesabaran” dalam Al Qur'an tidak hanya berarti sabar menghadapi musibah, melainkan juga berarti sabar di setiap saat dalam kehidupan. Kesabaran seseorang yang beriman tidak berubah karena orang lain atau suatu kejadian. Misalnya, orang yang tidak begitu takut kepada Allah mungkin akan berlaku baik pada seseorang yang bisa memberinya keuntungan, tetapi tidak bisa selalu menunjukkan sikap terpuji ini. Begitu ia merasa bahwa kepentingannya diganggu, dia mungkin saja tiba-tiba berubah. Namun, orang yang beriman dengan seksama menghindari melakukan perbuatan tercela. Dia menunjukkan sikap yang baik kepada setiap orang dan beriktikad baik untuk tetap melakukan itu, apa pun keadaannya atau bagaimanapun sikap orang lain kepadanya. Meskipun ia marah, ia berhasil mengendalikan dirinya dan menunjukkan kesabaran.
Dalam satu ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berlomba-lomba dalam kesabaran:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kalian, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap-siaga (di
perbatasan negerimu), dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian
beruntung. (QS Ali-Imran: 200)
Kesabaran orang-orang yang disebutkan dalam Al Qur'an
adalah teladan buat kita. Seperti yang kalian ketahui, penderitaan
Nabi Ayub AS berlangsung sangat lama. Tetapi hamba Allah yang mulia
ini menunjukkan kesabaran dan berdoa kepada Allah. Allah menjawab
doanya dan menunjukkan jalan keluar kepadanya.
Qarun adalah orang yang sangat kaya dan sombong. |
Nabi Nuh AS menunjukkan kesabarannya ketika orang-orang
menertawakannya karena bahtera yang dibangunnya. Ia tetap tenang
dan menasihati mereka. Semua ini adalah contoh yang luar biasa mengenai
kesabaran yang ditunjukkan oleh orang-orang mulia. Allah berfirman
dalam banyak ayat bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang sabar.
Sebaliknya, Allah tidak mencintai orang-orang sombong yang suka membanggakan diri. Tidak semua orang menikmati keberuntungan harta benda yang sama di dunia ini. Ada orang yang mempunyai rumah dan mobil yang indah, sedangkan orang lain tidak memiliki apa-apa. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa kita bisa berlaku benar. Misalnya, menganggap bahwa seseorang lebih baik dari orang lain karena ia punya paakaian yang lebih bagus merupakan sikap yang tidak disukai oleh Allah. Hal ini karena Allah memerintahkan kita untuk menilai manusia atas dasar keimanan mereka, bukan penampilan mereka.
Bagi Allah, yang menentukan kelebihan seseorang bukanlah kekayaan, kekuasaan, kecantikan, atau kekuatannya. Allah menilai manusia menurut takwa (rasa takut kepada Allah) mereka, cinta yang mereka rasakan terhadap-Nya, ketaatan mereka, dan keteguhan hati mereka untuk hidup berdasarkan nilai-nilai Al Qur'an. Inilah ukuran penilaian kelebihan seseorang dalam pandangan Allah.
Qarun adalah orang yang sangat kaya. Ia begitu kaya sehingga kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang. Orang-orang bodoh di sekelilingnya berkhayal ingin menjadi Qarun dan ingin memiliki apa yang dimiliki oleh Qarun. Tetapi Qarun adalah orang yang sombong dan sangat angkuh, yang tidak patuh kepada Allah. Ia mengingkari bahwa Allah telah memberinya seluruh kekayaannya itu. Karena itu, Allah menimpakan azab yang pedih untuk Qarun: Ia dan seluruh harta bendanya lenyap dalam satu malam saja. Melihat azab yang pedih itu, orang-orang yang pernah berkhayal ingin menjadi Qarun merasa bahagia tidak menjadi Qarun. Mereka semua mengakui bahwa ini adalah hukuman dari Allah.
Qarun dijadikan sebagai contoh dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Sebaliknya, Allah tidak mencintai orang-orang sombong yang suka membanggakan diri. Tidak semua orang menikmati keberuntungan harta benda yang sama di dunia ini. Ada orang yang mempunyai rumah dan mobil yang indah, sedangkan orang lain tidak memiliki apa-apa. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa kita bisa berlaku benar. Misalnya, menganggap bahwa seseorang lebih baik dari orang lain karena ia punya paakaian yang lebih bagus merupakan sikap yang tidak disukai oleh Allah. Hal ini karena Allah memerintahkan kita untuk menilai manusia atas dasar keimanan mereka, bukan penampilan mereka.
Bagi Allah, yang menentukan kelebihan seseorang bukanlah kekayaan, kekuasaan, kecantikan, atau kekuatannya. Allah menilai manusia menurut takwa (rasa takut kepada Allah) mereka, cinta yang mereka rasakan terhadap-Nya, ketaatan mereka, dan keteguhan hati mereka untuk hidup berdasarkan nilai-nilai Al Qur'an. Inilah ukuran penilaian kelebihan seseorang dalam pandangan Allah.
Qarun adalah orang yang sangat kaya. Ia begitu kaya sehingga kunci-kunci harta bendanya harus dipikul oleh beberapa orang. Orang-orang bodoh di sekelilingnya berkhayal ingin menjadi Qarun dan ingin memiliki apa yang dimiliki oleh Qarun. Tetapi Qarun adalah orang yang sombong dan sangat angkuh, yang tidak patuh kepada Allah. Ia mengingkari bahwa Allah telah memberinya seluruh kekayaannya itu. Karena itu, Allah menimpakan azab yang pedih untuk Qarun: Ia dan seluruh harta bendanya lenyap dalam satu malam saja. Melihat azab yang pedih itu, orang-orang yang pernah berkhayal ingin menjadi Qarun merasa bahagia tidak menjadi Qarun. Mereka semua mengakui bahwa ini adalah hukuman dari Allah.
Qarun dijadikan sebagai contoh dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Karena keingkarannya kepada Allah, bumi menelan Qarun sekaligus harta bendanya. |
Sesungguhnya Qarun termasuk
kaum Musa. Ia melakukan kezaliman terhadap mereka, dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. (Ingatlah)
ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah kamu terlalu
berbangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
terlalu membanggakan diri.” (QS Al-Qasas: 76)
Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, ”Semoga kita mempunyai (harta) seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, ”Kecelakaan besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan pahala itu tidak diperoleh, kecuali oleh-orang-orang yang sabar.
Maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang menolongnya dari azab Allah. Dan ia tidak dapat membela diri.
Dan orang-orang yang kemarin bercita-cita mendapat kedudukan Qarun pun berkata, ”Sungguh, memang benar Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, dan menyempitkannya. Seandainya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, tentu Dia telah membenamkan kita juga. Sungguh benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah.” (QS Al-Qashash: 79-82)
Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, ”Semoga kita mempunyai (harta) seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, ”Kecelakaan besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan pahala itu tidak diperoleh, kecuali oleh-orang-orang yang sabar.
Maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang menolongnya dari azab Allah. Dan ia tidak dapat membela diri.
Dan orang-orang yang kemarin bercita-cita mendapat kedudukan Qarun pun berkata, ”Sungguh, memang benar Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, dan menyempitkannya. Seandainya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, tentu Dia telah membenamkan kita juga. Sungguh benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah.” (QS Al-Qashash: 79-82)
Al Qur'an memberi tahu kita bahwa menyebarkan gosip
dan bergunjing termasuk perilaku yang juga tidak disukai oleh Allah.
Mencari-cari kesalahan seseorang, bergunjing, dan menjadikan orang
lain sasaran tertawaan adalah perilaku yang harus selalu dihindari
oleh orang-orang yang takut kepada Allah. Dalam Al Qur'an Allah
melarang menyebarkan gosip dan bergunjing. Ayat yang menyebutkan
ini berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak
berprasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan
janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah
kalian saling bergunjing satu sama lain. Adakah di antara kalian
yang suka memakan daging saudaraanya yang sudah mati? Tentulah kalian
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima tobat lagi Maha penyayang. (QS Al-Hujurat: 12)
Juga bisa dilihat dari ayat tersebut, Allah mengatakan
kepada kita dalam Al Qur'an bahwa bergunjing sama menjijikkan dengan
memakan daging saudara sendiri yang telah mati.
Allah menyuruh kita untuk berbuat baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kehidupan adalah kesempatan yang dikaruniakan oleh Allah untuk mengikuti jalan-Nya yang benar. Saat ini, sebagian besar manusia tidak sadar tentang hal ini. Bukannya mematuhi perintah dan anjuran Allah, mereka justru mencari petunjuk lain. Karena terpengaruh oleh film-film yang mereka tonton atau lagu-lagu yang mereka dengarkan, mereka menganut ajaran-ajaran yang salah. Misalnya, para pemuda yang menonton tokoh kejam dan tak kenal kasihan dalam sebuah film sering mencoba untuk menirunya, setelah mereka meninggalkan bioskop.
Allah menyuruh kita untuk berbuat baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kehidupan adalah kesempatan yang dikaruniakan oleh Allah untuk mengikuti jalan-Nya yang benar. Saat ini, sebagian besar manusia tidak sadar tentang hal ini. Bukannya mematuhi perintah dan anjuran Allah, mereka justru mencari petunjuk lain. Karena terpengaruh oleh film-film yang mereka tonton atau lagu-lagu yang mereka dengarkan, mereka menganut ajaran-ajaran yang salah. Misalnya, para pemuda yang menonton tokoh kejam dan tak kenal kasihan dalam sebuah film sering mencoba untuk menirunya, setelah mereka meninggalkan bioskop.
Akan
tetapi, seseorang yang bijaksana dan jujur selalu menunjukkan sifat
yang diridhai oleh Allah. Para nabi adalah manusia yang harus kita
teladani langkahnya. Sifat-sifat yang harus kita miliki adalah sifat-sifat
yang diridhai oleh Allah. Sifat ini meliputi pengasih, pemaaf, rendah
hati, sederhana, sabar, dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Seseorang
yang menjalankan ajaran mulia ini tidak terpengaruh untuk ikut-ikutan
dalam pertengkaran. Ia justru melerainya dan menunjukkan sikap tenggang
rasa. Al Qur'an memerintahkan kita untuk hormat dan patuh kepada
orang tua, bukan malah durhaka dan melawan mereka. Dalam Al Qur'an,
Allah menegaskan pentingnya hormat kepada kedua orang tua:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kalian berbuat
baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kalian mengatakan kepada
keduanya perkataan, ”Ah!” Dan janganlah kalian membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh rasa sayang,
dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana
mereka telah mendidik aku sewaktu kecil.”(QS Al-Israa: 23-24)
Patuh
kepada kedua orang tua, tidak menyakiti mereka walau sekecil apa
pun dengan mengatakan, “Ah,” dan selalu sayang dan lemah-lembut
terhadap mereka adalah sifat-sifat penting yang dituntut oleh Allah
dari kita. Menunjukkan sifat-sifat ini akan mendatangkan cinta Allah
kepada kita dan menjadikan kita lebih bahagia dan damai dalam hidup
sehari-hari.
Kita hanya bisa menunjukkan sifat yang terpuji dalam Al Qur'an bila kita hidup menurut Islam. Orang-orang yang tak beriman hampir tidak mampu menjalankan nilai-nilai mulia ini. Kamu harus menghindar dari menjadi orang seperti itu dan selalu mencamkan ayat yang berbunyi, “Apakah kalian mengira kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar?”(QS Ali-Imran: 142). Jangan pernah lupa bahwa Allah akan lebih mencintai kalian dan memberikan nikmat-Nya yang lebih banyak kepada kalian jika kalian sabar, rendah hati, rela berkorban, dermawan, dan jika kalian berlaku baik.
Kita hanya bisa menunjukkan sifat yang terpuji dalam Al Qur'an bila kita hidup menurut Islam. Orang-orang yang tak beriman hampir tidak mampu menjalankan nilai-nilai mulia ini. Kamu harus menghindar dari menjadi orang seperti itu dan selalu mencamkan ayat yang berbunyi, “Apakah kalian mengira kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar?”(QS Ali-Imran: 142). Jangan pernah lupa bahwa Allah akan lebih mencintai kalian dan memberikan nikmat-Nya yang lebih banyak kepada kalian jika kalian sabar, rendah hati, rela berkorban, dermawan, dan jika kalian berlaku baik.
BERIBADAH KEPADA ALLAH
Allah,
Pencipta segalanya dalam diri kalian dan di sekitar kalian, memiliki
kekuasaan yang tak terbatas. Allah menciptakan kita dan memerintahkan
kita untuk menghormati-Nya dan berlaku baik seperti yang dituntun
dalam Al Qur'an. Yang dituntut oleh Allah dari kita adalah ibadah.
Puasa, sholat, bersyukur kepada Allah, sabar, dan melakukan amal
saleh adalah beberapa bentuk ibadah.
Tetapi sebagian besar orang, meskipun sadar dengan tanggung jawab mereka, tidak mau menerimanya. Karena kesombongan mereka yang parah, mereka merasa sulit untuk tunduk kepada Allah. Mereka tidak mau mendengarkan perkataan Allah karena mereka menganggap diri mereka sangat penting. Karena tidak mau menerima bahwa Allah telah menciptakan mereka, mereka berani membangkang kepada Allah. Meskipun Allah-lah yang telah memberi mereka hati, telinga, kesehatan, dan pendeknya, segala hal di dunia ini, mereka tidak merasa bersyukur kepada-Nya untuk seluruh karunia ini.
Tetapi orang-orang ini akan merasa sangat menyesal. Tidak bersyukur dan sombong akan membuat mereka menjalani hidup yang sukar di dunia dan penyesalan yang dalam di akhirat. Tidak bersyukur (kufur) yang mereka tunjukkan di dunia ini akan membawa mereka pada api neraka.
Setiap orang yang tidak mau merasakan sesal di kemudian hari sehingga masuk neraka, pastilah bersyukur kepada Allah. Allah menginginkan agar kita bersyukur kepada-Nya dan berdoa serta beribadah kepada-Nya, sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya untuk kita. Oleh karena itu, jika kita melihat nikmat yang sempurna dan indah di sekitar kita (yang tidak akan pernah ada dengan sendirinya), kalian harus mengingat Allah dan merasa bersyukur kepada-Nya. Janganlah menjadi orang yang tidak mampu memperhatikan dan menghargai segala nikmat yang diberikan untuk kita.
Tetapi sebagian besar orang, meskipun sadar dengan tanggung jawab mereka, tidak mau menerimanya. Karena kesombongan mereka yang parah, mereka merasa sulit untuk tunduk kepada Allah. Mereka tidak mau mendengarkan perkataan Allah karena mereka menganggap diri mereka sangat penting. Karena tidak mau menerima bahwa Allah telah menciptakan mereka, mereka berani membangkang kepada Allah. Meskipun Allah-lah yang telah memberi mereka hati, telinga, kesehatan, dan pendeknya, segala hal di dunia ini, mereka tidak merasa bersyukur kepada-Nya untuk seluruh karunia ini.
Tetapi orang-orang ini akan merasa sangat menyesal. Tidak bersyukur dan sombong akan membuat mereka menjalani hidup yang sukar di dunia dan penyesalan yang dalam di akhirat. Tidak bersyukur (kufur) yang mereka tunjukkan di dunia ini akan membawa mereka pada api neraka.
Setiap orang yang tidak mau merasakan sesal di kemudian hari sehingga masuk neraka, pastilah bersyukur kepada Allah. Allah menginginkan agar kita bersyukur kepada-Nya dan berdoa serta beribadah kepada-Nya, sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya untuk kita. Oleh karena itu, jika kita melihat nikmat yang sempurna dan indah di sekitar kita (yang tidak akan pernah ada dengan sendirinya), kalian harus mengingat Allah dan merasa bersyukur kepada-Nya. Janganlah menjadi orang yang tidak mampu memperhatikan dan menghargai segala nikmat yang diberikan untuk kita.
Dalam Al Qur'an, Allah memerintahkan kita untuk melakukan
berbagai ibadah, selain bersyukur kepada Allah. Melakukan sholat
lima kali sehari, berpuasa pada bulan Ramadhan, membayar zakat,
dan menunaikan haji (sekali seumur hidup) jika mampu adalah bentuk
ibadah yang diwajibkan oleh Allah atas kita.
Sholat lima waktu sehari-semalam dan menjaga sholat tersebut sepanjang hidup kita, dalam keluarga maupun dalam masyarakat membantu kita untuk terus mengingat kelemahan kita sebagai hamba di depan Allah. Ini adalah bentuk ibadah yang ditunaikan pada waktu-waktu tertentu. Allah memberi tahu kita dalam Al Qur'an bahwa bentuk ibadah ini membantu kita untuk menjauhi perbuatan buruk yang tidak disukai oleh Allah.
Sholat lima waktu sehari-semalam dan menjaga sholat tersebut sepanjang hidup kita, dalam keluarga maupun dalam masyarakat membantu kita untuk terus mengingat kelemahan kita sebagai hamba di depan Allah. Ini adalah bentuk ibadah yang ditunaikan pada waktu-waktu tertentu. Allah memberi tahu kita dalam Al Qur'an bahwa bentuk ibadah ini membantu kita untuk menjauhi perbuatan buruk yang tidak disukai oleh Allah.
Berpuasa juga merupakan bentuk ibadah yang diperintahkan
dalam Al Qur'an. Selama bulan Ramadhan, Allah mewajibkan agar kita
tidak makan dan minum di siang hari. Dengan menunaikan ibadah ini,
kita akan menunjukkan kesabaran untuk tidak makan dan minum dalam
jangka waktu tertentu.
Membayar zakat, di lain pihak, merupakan pemberian sebagian harta kita kepada orang miskin dan yang membutuhkan serta orang lain yang boleh menerimanya. Seperti bentuk ibadah yang lain, menunaikan zakat sangatlah penting karena menghindari perbuatan jahat dan menunjukkan sikap rela berkorban adalah sifat yang diridhai oleh Allah. Di samping itu, membayar zakat memperbaiki hubungan antarmanusia dan menguatkan jiwa manusia.
Membayar zakat, di lain pihak, merupakan pemberian sebagian harta kita kepada orang miskin dan yang membutuhkan serta orang lain yang boleh menerimanya. Seperti bentuk ibadah yang lain, menunaikan zakat sangatlah penting karena menghindari perbuatan jahat dan menunjukkan sikap rela berkorban adalah sifat yang diridhai oleh Allah. Di samping itu, membayar zakat memperbaiki hubungan antarmanusia dan menguatkan jiwa manusia.
Doa adalah Cara Mendekatkan Diri kepada Allah
Allah mengaskan tentang sangat pentingnya berdoa.
Allah berfirman tentang pentingnya doa dalam ayat yang menyatakan
“… Tuhanku tidak mengindahkan kamu jika tidak ada ibadahmu…”
(QS Al-Furqan: 77). Seperti yang disebutkan oleh ayat ini, nilai
seseorang di hadapan Allah tergantung kepada doanya. Ini karena
seseorang yang berdoa hanya meminta apa yang dibutuhkannya dari
Allah saja. Allah adalah Pemilik segalanya.
Allah menciptakan segala hal yang kita butuhkan. Misalnya
saja, makanan itu penting bagi kehidupan manusia. Allah menciptakan
sayuran, buah, ayam, sapi, dan sebagainya. Allah menciptakan orang
tua kalian dan seluruh orang di sekitar kalian. Allah, Yang Mahakuasa,
mengaruniakan untuk manusia tubuh, kecerdasan, pengetahuan, kekuatan,
kesehatan, dan kesempatan yang mereka nikmati.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Allah menciptakan segala hal sebagai nikmat untuk kita. Kita ”berhutang” kepada Allah atas makanan yang kita makan. Demikian pula, kita juga ”berhutang” kepada Allah karena kemampuan kita untuk memakan makanan ini. Coba pikirkan hal ini sebentar! Bagaimana kalian bisa mengunyah makanan tanpa gigi? Bagaimana kalian mencerna makanan itu dalam perut kalian? Adakah gunanya makanan jika kita tidak punya sistem pencernaan?
Kalian mendapat makanan atas kehendak Allah. Karena Allah-lah Yang memberikan semua nikmat untuk kita, hanya kepada Allah-lah kita harus berdoa ketika kita menginginkan sesuatu terjadi atau ingin memperoleh sesuatu. Akibatnya, kita harus meminta segala hal dari Allah.
Sebuah contoh akan membuat kalian lebih memahami hal ini:
Kalian menekan sebuah tombol untuk menghidupkan lampu. Bisakah kalian mengatakan bahwa tombol itulah yang menciptakan cahaya lampu? Tentu saja tidak. Tombol hanyalah alat, seperti halnya juga kabel yang mengantarkan arus listrik. Di dunia ini, Allah menciptakan sebab untuk segala akibat. Allah menciptakan air. Dalam waduk, air mengalir melalui turbin-turbin besar, sehingga arus listrik pun tercipta. Kabel mengantarkan arus listrik, dan akhirnya bola lampu mengubah arus listrik menjadi cahaya. Tetapi, sebenarnya Allah-lah Yang menciptakan cahaya. Jika Allah menghendaki, Dia bisa menciptakan arus listrik tanpa sebab-sebab tadi. Tetapi Allah ingin agar kita menggunakan akal kita untuk berpikir, untuk merenungkan apa yang telah Allah ciptakan, dan dengan cara ini, agar kita beriman.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Allah menciptakan segala hal sebagai nikmat untuk kita. Kita ”berhutang” kepada Allah atas makanan yang kita makan. Demikian pula, kita juga ”berhutang” kepada Allah karena kemampuan kita untuk memakan makanan ini. Coba pikirkan hal ini sebentar! Bagaimana kalian bisa mengunyah makanan tanpa gigi? Bagaimana kalian mencerna makanan itu dalam perut kalian? Adakah gunanya makanan jika kita tidak punya sistem pencernaan?
Kalian mendapat makanan atas kehendak Allah. Karena Allah-lah Yang memberikan semua nikmat untuk kita, hanya kepada Allah-lah kita harus berdoa ketika kita menginginkan sesuatu terjadi atau ingin memperoleh sesuatu. Akibatnya, kita harus meminta segala hal dari Allah.
Sebuah contoh akan membuat kalian lebih memahami hal ini:
Kalian menekan sebuah tombol untuk menghidupkan lampu. Bisakah kalian mengatakan bahwa tombol itulah yang menciptakan cahaya lampu? Tentu saja tidak. Tombol hanyalah alat, seperti halnya juga kabel yang mengantarkan arus listrik. Di dunia ini, Allah menciptakan sebab untuk segala akibat. Allah menciptakan air. Dalam waduk, air mengalir melalui turbin-turbin besar, sehingga arus listrik pun tercipta. Kabel mengantarkan arus listrik, dan akhirnya bola lampu mengubah arus listrik menjadi cahaya. Tetapi, sebenarnya Allah-lah Yang menciptakan cahaya. Jika Allah menghendaki, Dia bisa menciptakan arus listrik tanpa sebab-sebab tadi. Tetapi Allah ingin agar kita menggunakan akal kita untuk berpikir, untuk merenungkan apa yang telah Allah ciptakan, dan dengan cara ini, agar kita beriman.
Kalian membuka keran ketika menginginkan air. Tetapi,
bisakah kalian berkata bahwa pipa-pipa atau keran itulah yang menyebabkan
air tercipta? Seperti halnya tombol tadi, keran hanyalah alat, bukan
sebab.
Inilah pemahaman yang harus kita miliki, dan ini juga menerangkan mengapa kita perlu berdoa kepada Allah. Sebabnya adalah karena Allah-lah Yang menciptakan segalanya.
Jika kita buat daftar sebab-sebab kita perlu bersyukur kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, daftar itu akan menghabiskan jutaan buku. Oleh karena itulah, orang-orang di sekitarmu yang tidak menganggap penting hal ini tidak akan pernah menggoyahkan kalian. Ketidakmampuan mereka untuk menggunakan akal dan pengabaian mereka untuk berpikir dan merenung menyebabkan mereka mengalami kekeliruan besar.
Allah memberi tahu kita tentang akibat akhir yang akan diterima oleh orang-orang ini. Pahala dan siksa di akhirat disebabkan oleh cara kita bertindak di dunia ini dan ada atau tidaknya perjuangan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan atas perbuatannya di akhirat.
Inilah pemahaman yang harus kita miliki, dan ini juga menerangkan mengapa kita perlu berdoa kepada Allah. Sebabnya adalah karena Allah-lah Yang menciptakan segalanya.
Jika kita buat daftar sebab-sebab kita perlu bersyukur kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, daftar itu akan menghabiskan jutaan buku. Oleh karena itulah, orang-orang di sekitarmu yang tidak menganggap penting hal ini tidak akan pernah menggoyahkan kalian. Ketidakmampuan mereka untuk menggunakan akal dan pengabaian mereka untuk berpikir dan merenung menyebabkan mereka mengalami kekeliruan besar.
Allah memberi tahu kita tentang akibat akhir yang akan diterima oleh orang-orang ini. Pahala dan siksa di akhirat disebabkan oleh cara kita bertindak di dunia ini dan ada atau tidaknya perjuangan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan atas perbuatannya di akhirat.
- Bagaimana Cara Kita Berdoa?
Memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah, merasa takut
kepada-Nya dan berdoa dengan rendah hati dan suara yang tidak terdengar
oleh orang lain, adalah syarat doa. Allah memberi tahu kita tentang
cara berdoa di dalam Al Qur'an:
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri
dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
melampaui batas. (QS Al-A’raaf: 55)
Berdoa tidaklah terbatas pada tempat atau waktu tertentu
saja. Kita bisa mengingat Allah dan berdoa kepada-Nya kapan pun.
Allah memerintahkan hal berikut ini dalam Al Qur'an:
Yaitu orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri, duduk dan ketika berbaring, dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci
Engkau,, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali-Imran:
191)
Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikankah sholat sebagi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS al-Baqarah: 152-153)
Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikankah sholat sebagi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS al-Baqarah: 152-153)
Allah memberi kita contoh doa-doa dalam Al Qur'an.
Beberapa di antara doa-doa para nabi dan orang beriman difirmankan
sebagai berikut:
Nuh
berkata, “Ya, Tuhanku. Sesungguhnya aku berlindung kepada
Engkau dari memohon tentang sesuatu yang tidak aku ketahui hakikatnya.
Dan seandainya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, niscaya aku
akan termasuk orang yang merugi. (QS Hud: 47)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal-amal kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya, Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk kepada Engkau, dan (jadikanlah) anak-anak cucu kami umat yang tunduk kepada Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 127-129)
[Yusuf berkata:] Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah mennganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan, dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi. Ya, Tuhanku, Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (QS Yusuf: 101)
[Sulaiman berkata:] “… Ya, Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu-bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. Dan masuklah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (QS an-Naml: 19)
Katakanlah, “Wahai Tuhan Yang mempunyai Kerajaan! Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran: 26)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal-amal kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya, Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk kepada Engkau, dan (jadikanlah) anak-anak cucu kami umat yang tunduk kepada Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 127-129)
[Yusuf berkata:] Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah mennganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan, dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi. Ya, Tuhanku, Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (QS Yusuf: 101)
[Sulaiman berkata:] “… Ya, Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu-bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. Dan masuklah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (QS an-Naml: 19)
Katakanlah, “Wahai Tuhan Yang mempunyai Kerajaan! Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran: 26)
Berkata
Musa, “Ya, Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah
untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya
mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu
dari keluargaku, yaitu Harun saurdaraku, teguhkanlah dengan dia
kekuatanku dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku supaya kami
banyak bertasbih kepada Engkau dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya
Engkau Maha Melihat keadaan kami. (QS Thaha: 25-35)
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya, Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ya, Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia. Dan bagi orang-orang yang zalim tidak ada seorang penolong pun.
Ya, Tuhan kami. Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji-Mu.”
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka dengan berfirman, ”Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kalian, laki-laki maupun perempuan, kalian adalah setara dalam hal ini...” (QS Al 'Imran: 191-195)
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya, Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ya, Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia. Dan bagi orang-orang yang zalim tidak ada seorang penolong pun.
Ya, Tuhan kami. Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji-Mu.”
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka dengan berfirman, ”Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kalian, laki-laki maupun perempuan, kalian adalah setara dalam hal ini...” (QS Al 'Imran: 191-195)
KEMATIAN DAN HIDUP SETELAH MATI
Ada
orang yang menganggap bahwa kematian adalah akhir segalanya. Padahal,
kematian hanyalah jembatan antara kehidupan di dunia dengan hidup
di akhirat. Kematian seolah pintu gerbang kehidupan setelah mati.
Di seberang pintu gerbang ini, yaitu kehidupan di akhirat, kita akan memasuki surga atau neraka tergantung pada iman kita yang murni pada keesaan Allah dan ridha Allah atas amal perbuatan kita di dunia ini.
Kematian hanyalah akhir dari suatu jangka waktu saja. Kematian sama dengan membunyikan bel di sekolah, yang menandai berakhirnya ujian. Allah memberi jangka waktu yang berbeda untuk menguji setiap manusia. Ada yang diberi waktu tiga puluh tahun, ada pula yang menikmati hidup selama seratus tahun. Seperti halnya Allah memutuskan tanggal lahir kita, yang merupakan awal ujian kita, Allah memutuskan pula waktu berakhirnya jangka waktu tersebut. Dengan kata lain, hanya Allah yang tahu pada umur berapa kalian akan meninggal.
Di seberang pintu gerbang ini, yaitu kehidupan di akhirat, kita akan memasuki surga atau neraka tergantung pada iman kita yang murni pada keesaan Allah dan ridha Allah atas amal perbuatan kita di dunia ini.
Kematian hanyalah akhir dari suatu jangka waktu saja. Kematian sama dengan membunyikan bel di sekolah, yang menandai berakhirnya ujian. Allah memberi jangka waktu yang berbeda untuk menguji setiap manusia. Ada yang diberi waktu tiga puluh tahun, ada pula yang menikmati hidup selama seratus tahun. Seperti halnya Allah memutuskan tanggal lahir kita, yang merupakan awal ujian kita, Allah memutuskan pula waktu berakhirnya jangka waktu tersebut. Dengan kata lain, hanya Allah yang tahu pada umur berapa kalian akan meninggal.
Bagaimana Seharusnya Kita Memikirkan Kematian?
Kematian, yaitu berakhirnya masa ujian kita di dunia
ini, adalah sumber kebahagiaan dan kenikmatan bagi orang beriman.
Kita hampir tidak pernah menyesali orang yang berhasil melalui ujian,
bukan? Merasa berduka karena seseorang meninggal sama saja lucunya.
Mungkin benar kalian kehilangan kerabat dekat atau seseorang yang
kalian cintai. Namun, orang yang beriman mengetahui bahwa kematian
pasti bukanlah perpisahan abadi, dan bahwa seseorang yang meninggal
hanya sekadar menyelesaikan masa ujian di dunia ini. Dia tahu bahwa
di akhirat, Allah akan mengumpulkan kaum Muslimin yang hidup menurut
perintah-Nya dan memberi mereka balasan surga. Dalam hal ini, mereka
akan merasakan kebahagiaan besar, bukan rasa penyesalan.
Allah bisa mengambil jiwa kita kapan pun. Oleh sebab itu, kita harus berjuang untuk memperoleh ridha Allah.
Kesimpulannya, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah gerbang yang mengantar kita menuju akhirat. Kehidupan di akhirat adalah kehidupan sesungguhnya yang akan abadi, dan kita perlu bersiap-siap untuk itu. Apakah kalian berpikir bahwa seseorang yang menjalani ujian ingin tetap dalam ujian itu selamanya? Tentu tidak. Dia hanya ingin menjawab pertanyaan dengan benar, lalu meninggalkan kelas.
Di dunia ini pun, seorang manusia harus berjuang untuk melalui ujiannya, mendapatkan ridha Allah, dan mencapai surga-Nya.
Dalam dunia ini, tujuan terpenting manusia haruslah untuk mencintai Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Hal ini karena Allah, Yang Maha Penyayang, mencintai kita dan melindungi kita di segala waktu. Salah satu ayat Al Qur'an, yang menyebutkan perkataan salah seorang nabi, berbunyi:
Allah bisa mengambil jiwa kita kapan pun. Oleh sebab itu, kita harus berjuang untuk memperoleh ridha Allah.
Kesimpulannya, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah gerbang yang mengantar kita menuju akhirat. Kehidupan di akhirat adalah kehidupan sesungguhnya yang akan abadi, dan kita perlu bersiap-siap untuk itu. Apakah kalian berpikir bahwa seseorang yang menjalani ujian ingin tetap dalam ujian itu selamanya? Tentu tidak. Dia hanya ingin menjawab pertanyaan dengan benar, lalu meninggalkan kelas.
Di dunia ini pun, seorang manusia harus berjuang untuk melalui ujiannya, mendapatkan ridha Allah, dan mencapai surga-Nya.
Dalam dunia ini, tujuan terpenting manusia haruslah untuk mencintai Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Hal ini karena Allah, Yang Maha Penyayang, mencintai kita dan melindungi kita di segala waktu. Salah satu ayat Al Qur'an, yang menyebutkan perkataan salah seorang nabi, berbunyi:
“…Tuhanku adalah Pelindung segalanya.”
(QS Hud: 57)
Akhirat
Allah menggambarkan sifat sementara dunia ini dalam
banyak ayat Al Qur'an dan menegaskan bahwa tempat tinggal manusia
yang sebenarnya adalah di akhirat. Manusia yang diuji di dunia ini
suatu hari akan diambil melalui kematian, sehingga memulai kehidupan
barunya di akhirat. Inilah hidup tanpa akhir. Di kehidupan yang
abadi, jiwa manusia tidak akan hilang. Allah menciptakan nikmat
yang tak terhingga di dunia ini. Dia menciptakan kehidupan di dunia
ini untuk melihat bagaimana kita berbuat untuk mensyukuri nikmat
yang kita peroleh. Sebagai pahala atau siksa, Allah juga menciptakan
surga dan neraka.
Allah memberi tahu kita bagaimana seseorang diberi balasan di akhirat, di hadapan Allah:
Allah memberi tahu kita bagaimana seseorang diberi balasan di akhirat, di hadapan Allah:
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya
pahala sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa yang membawa
perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan). (QS Al-An’am: 160)
Allah Maha Penyayang kepada manusia. Dia memberi mereka
pahala dengan berlimpah. Tetapi orang yang memperoleh siksa hanyalah
dibalas sesuai dengan kejahatan mereka. Allah tidak menzalimi siapa
pun. Manusialah yang mungkin memperlakukan orang lain dengan tidak
adil. Di dunia ini, seseorang yang berdosa bisa saja menipu atau
menyesatkan orang lain, tetapi di akhirat, jika dia tidak beriman
kepada Allah dan keesaan-Nya, Allah pasti akan menghukumnya, dan
jika dia adalah seorang Muslim, Allah mungkin akan menghukum atau
memaafkannya. Allah Maha Melihat dan Mendengar segalanya, sehingga
Dia membalas segala perbuatan.
Surga dan Neraka
Surga dan neraka adalah dua tempat terpisah. Di kedua
tempat ini manusia akan menghabiskan kehidupannya setelah mati.
Al Qur'an-lah yang memberi kita informasi yang benar tentang kedua
tempat ini.
Kamu mungkin pernah pergi ke daerah-daerah yang pemandangannya indah atau melihat adegan-adegan yang menegangkan dalam film. Mungkin ada tempat-tempat yang tidak ingin kalian tinggalkan. Surga tidak dapat dibandingkan keindahannya dengan tempat-tempat apa pun yang kalian sebutkan itu. Makanan yang dinikmati orang-orang beriman dalam surga jauh lebih lezat daripada makanan di dunia ini.
Allah, Pencipta segala keindahan di dunia, memberi tahu kita bahwa Dia menciptakan keindahan yang jauh lebih hebat di surga bagi orang-orang beriman yang ikhlas.
Kamu mungkin pernah pergi ke daerah-daerah yang pemandangannya indah atau melihat adegan-adegan yang menegangkan dalam film. Mungkin ada tempat-tempat yang tidak ingin kalian tinggalkan. Surga tidak dapat dibandingkan keindahannya dengan tempat-tempat apa pun yang kalian sebutkan itu. Makanan yang dinikmati orang-orang beriman dalam surga jauh lebih lezat daripada makanan di dunia ini.
Allah, Pencipta segala keindahan di dunia, memberi tahu kita bahwa Dia menciptakan keindahan yang jauh lebih hebat di surga bagi orang-orang beriman yang ikhlas.
Kesulitan di Dunia Ini Membuat Kita Lebih Memahami
Keindahan Surga
Kita mengalami berbagai kesulitan di dunia ini. Kita
sakit, kita mengalami patah tangan atau kaki, kita merasa sangat
dingin atau panas, perut kita lapar, atau kulit kita memar, dll.
Lihatlah foto orang tua kalian yang masih muda, dan pikirkanlah
tentang wajah mereka sekarang. Kalian akan melihat perbedaan.
Allah khusus menciptakan kelemahan seperti itu bagi manusia di dunia ini. Tak satu pun kelemahan itu ditemukan di akhirat. Begitu kelemahan di dunia ini direnungkan, kita bisa mengenal kehebatan surga dengan baik. Memasuki surga menghapus semua penderitaan. Pikirkanlah hal-hal yang tidak kalian sukai di dunia ini... Di akhirat, semua itu tidak akan ada lagi.
Surga dihias dengan nikmat-nikmat yang paling disukai oleh manusia. Segala hal terbaik dari yang kita makan dan minum di dunia ini ada di surga, dalam bentuk yang sempurna. Manusia tidak pernah merasakan dingin atau panas di surga. Mereka tidak pernah sakit, takut, berduka, atau menjadi tua. Kalian tidak akan menemukan orang jahat di sana. Ini karena orang jahat, yaitu orang yang tidak percaya pada Allah dan mengingkari-Nya, akan tinggal di neraka, tempat yang pantas buat mereka. Orang-orang di surga berbicara dengan lemah lembut satu sama lain. Mereka tidak pernah mengumpat, marah, berteriak, atau saling menyakiti. Seluruh orang baik yang mempunyai keimanan sejati atas keesaan Allah, dan orang yang beramal demi ridha Allah, sehingga pantas mendapat surga, akan berada di sana, berkumpul sebagai teman selamanya.
Dari Al Qur'an kita tahu bahwa hal-hal luar biasa terdapat dalam surga: kediaman yang luar biasa, taman-taman yang teduh, dan sungai yang mengalir menambah sukacita penghuni surga. Memang, apa yang telah kita gambarkan di atas belumlah cukup untuk melukiskan nikmatnya surga. Keindahan surga berada di luar khayalan kita.
Dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa dalam surga, manusia akan mendapatkan lebih dari yang mereka pikirkan. Pikirkanlah sesuatu yang kamu ingin miliki atau tempat yang ingin kalian kunjungi. Dengan kehendak Allah, kalian akan mendapatkan semua itu dalam sekejap. Dalam satu ayat, Allah menyatakan bahwa:
Allah khusus menciptakan kelemahan seperti itu bagi manusia di dunia ini. Tak satu pun kelemahan itu ditemukan di akhirat. Begitu kelemahan di dunia ini direnungkan, kita bisa mengenal kehebatan surga dengan baik. Memasuki surga menghapus semua penderitaan. Pikirkanlah hal-hal yang tidak kalian sukai di dunia ini... Di akhirat, semua itu tidak akan ada lagi.
Surga dihias dengan nikmat-nikmat yang paling disukai oleh manusia. Segala hal terbaik dari yang kita makan dan minum di dunia ini ada di surga, dalam bentuk yang sempurna. Manusia tidak pernah merasakan dingin atau panas di surga. Mereka tidak pernah sakit, takut, berduka, atau menjadi tua. Kalian tidak akan menemukan orang jahat di sana. Ini karena orang jahat, yaitu orang yang tidak percaya pada Allah dan mengingkari-Nya, akan tinggal di neraka, tempat yang pantas buat mereka. Orang-orang di surga berbicara dengan lemah lembut satu sama lain. Mereka tidak pernah mengumpat, marah, berteriak, atau saling menyakiti. Seluruh orang baik yang mempunyai keimanan sejati atas keesaan Allah, dan orang yang beramal demi ridha Allah, sehingga pantas mendapat surga, akan berada di sana, berkumpul sebagai teman selamanya.
Dari Al Qur'an kita tahu bahwa hal-hal luar biasa terdapat dalam surga: kediaman yang luar biasa, taman-taman yang teduh, dan sungai yang mengalir menambah sukacita penghuni surga. Memang, apa yang telah kita gambarkan di atas belumlah cukup untuk melukiskan nikmatnya surga. Keindahan surga berada di luar khayalan kita.
Dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa dalam surga, manusia akan mendapatkan lebih dari yang mereka pikirkan. Pikirkanlah sesuatu yang kamu ingin miliki atau tempat yang ingin kalian kunjungi. Dengan kehendak Allah, kalian akan mendapatkan semua itu dalam sekejap. Dalam satu ayat, Allah menyatakan bahwa:
…. Kalian akan memperoleh di dalamnya apa
yang kalian minta. (QS Fussilat: 31)
Beberapa ayat dalam Al Qur'an yang menceritakan keindahan
surga adalah sebagai berikut:
Perumpamaan surga yang dijanjikan
kepada orang-orang yang bertakwa: Di dalamnya ada sungai-sungai
dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari
air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai khamar arak
yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu
yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam
buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka… (QS Muhammad:
15)
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (QS Al-'Ankabut: 58)
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (QS Al-'Ankabut: 58)
(Bagi mereka) surga Adn, mereka
masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan
gelang-gelang emas, serta dengan mutiara, dan pakaian mereka di
dalamnya adalah sutera. (QS Fatir: 33)
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka minta. (QS Ya Sin: 55-57)
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka minta. (QS Ya Sin: 55-57)
Di antara pohon bidara yang
tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun (buahnya), dan naungan
yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang
banyak, yang tidak pernah berhenti (berbuah) dan tidak terlarang
mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. (QS Al-Waqi'ah:
28-34)
Allah juga memberi tahu kita bahwa orang-orang yang
pantas mendapatkan surga akan tinggal di dalamnya selamanya:
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
saleh, kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan
sekadar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka
kekal di dalamnya. (QS Al-A’raaf: 42)
Pada dasarnya, seorang yang beriman akan memperoleh
kesenangan karena mendapatkan ridha Allah. Mengetahui dan merasakan
hal ini adalah kesenangan terbesar yang kita rasakan di dunia.
Siksa Neraka Akan Abadi Selamanya
Orang yang durhaka kepada Allah dan menolak mengakui
adanya Allah juga akan diberi balasan karena apa yang mereka lakukan
itu. Mereka tidak mengakui Allah dan tidak percaya bahwa Allah-lah
Yang telah menciptakan segalanya, dan mereka bersikap sombong, tidak
mampu melakukan ibadah yang diperintahkan kepada mereka, sehingga
mereka membangkang di dunia ini. Karena semua ini, mereka akan disiksa
dalam neraka.
Beberapa orang melakukan berbagai kejahatan di dunia ini. Ketika tidak ada orang yang melihat mereka, mereka mungkin tidak akan dihukum. Tetapi orang-orang ini tidak tahu bahwa Allah melihat mereka setiap waktu, dan Allah bahkan mengetahui pikiran mereka.
Setiap orang akan diberi balasan atas perbuatan baik maupun jahat yang mereka lakukan. Allah memiliki keadilan tak terbatas, dan dalam ayat-ayat Al Qur'an, Allah memberikan kabar gembira, bahwa bahkan perbuatan sekecil apa pun akan diberi balasan yang berlipat ganda. Allah juga memberi tahu kita bahwa manusia akan diberi pahala jika mereka menyesal dan memohon ampun kepada-Nya. Akan tetapi, Allah mengancam orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya, tidak mau mematuhi perintah dalam Al Qur'an, dan berpikir bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian.
Neraka adalah ganjaran untuk orang-orang berdosa, dan orang-orang yang melakukan kesalahan karena durhaka kepada Allah. Allah menggambarkan keadaan orang-orang ini dalam Al Qur'an sebagai berikut:
Beberapa orang melakukan berbagai kejahatan di dunia ini. Ketika tidak ada orang yang melihat mereka, mereka mungkin tidak akan dihukum. Tetapi orang-orang ini tidak tahu bahwa Allah melihat mereka setiap waktu, dan Allah bahkan mengetahui pikiran mereka.
Setiap orang akan diberi balasan atas perbuatan baik maupun jahat yang mereka lakukan. Allah memiliki keadilan tak terbatas, dan dalam ayat-ayat Al Qur'an, Allah memberikan kabar gembira, bahwa bahkan perbuatan sekecil apa pun akan diberi balasan yang berlipat ganda. Allah juga memberi tahu kita bahwa manusia akan diberi pahala jika mereka menyesal dan memohon ampun kepada-Nya. Akan tetapi, Allah mengancam orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya, tidak mau mematuhi perintah dalam Al Qur'an, dan berpikir bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian.
Neraka adalah ganjaran untuk orang-orang berdosa, dan orang-orang yang melakukan kesalahan karena durhaka kepada Allah. Allah menggambarkan keadaan orang-orang ini dalam Al Qur'an sebagai berikut:
(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka
sebagai permainan dan olok-olok, dan kehidupan dunia telah menipu
mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana
mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana)
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS Al-A'raf: 51)
Di neraka, siksa yang mengerikan, yang tidak bisa
dibandingkan dengan rasa sakit seperti apa pun di dunia ini, telah
menunggu penghuni neraka. Neraka adalah tempat yang penuh dengan
api, rasa sakit, putus asa, dan ketidakbahagiaan. Penghuni neraka
berdoa kepada Allah dan memohon dikeluarkan dari neraka. Tetapi,
begitu telah berada di neraka, sudah terlambat untuk merasa sesal
atau sedih. Telah dibahas di depan tentang penyesalan yang dirasakan
oleh Firaun. Allah memberi manusia kesempatan hingga saat kematiannya.
Tetapi, begitu ia meninggal dan memulai kehidupan di akhirat, rasa
sesal tidak akan lagi berguna.
Penghuni neraka menjalani kehidupan yang jauh lebih buruk daripada kehidupan binatang. Satu-satunya makanan yang mereka temui hanyalah buah dari duri pahit dan pohon Zaqqum. Mereka meminum darah dan nanah. Dengan kulit mengelupas, daging terbakar, dan darah berceceran di mana-mana, mereka menjalani kehidupan yang menghinakan. Dengan tangan-tangan terikat pada leher mereka, mereka dimasukkan ke tengah-tengah api. Bahkan, kehidupan seperti ini akan tetap abadi.
Banyak orang yang percaya bahwa neraka hanyalah tempat sementara, dan bahwa ketika mereka telah disiksa karena kesalahan mereka, mereka akan memasuki surga. Benar atau tidaknya hal ini hanyalah diketahui oleh Allah, Yang memberi tahu kita tentang hal berikut ini dalam Al Qur'an:
Penghuni neraka menjalani kehidupan yang jauh lebih buruk daripada kehidupan binatang. Satu-satunya makanan yang mereka temui hanyalah buah dari duri pahit dan pohon Zaqqum. Mereka meminum darah dan nanah. Dengan kulit mengelupas, daging terbakar, dan darah berceceran di mana-mana, mereka menjalani kehidupan yang menghinakan. Dengan tangan-tangan terikat pada leher mereka, mereka dimasukkan ke tengah-tengah api. Bahkan, kehidupan seperti ini akan tetap abadi.
Banyak orang yang percaya bahwa neraka hanyalah tempat sementara, dan bahwa ketika mereka telah disiksa karena kesalahan mereka, mereka akan memasuki surga. Benar atau tidaknya hal ini hanyalah diketahui oleh Allah, Yang memberi tahu kita tentang hal berikut ini dalam Al Qur'an:
Mereka berada di dalam neraka
yang tertutup rapat. (QS Al-Balad: 20)
Hal itu adalah karena mereka mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari yang bisa dihitung.” Mereka teperdaya dalam agama mereka karena apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS Ali Imran: 24)
Hal itu adalah karena mereka mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari yang bisa dihitung.” Mereka teperdaya dalam agama mereka karena apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS Ali Imran: 24)
Akan tetapi, yang harus dilakukan oleh seorang Muslim
yang mengatahui kesalahannya dan perbuatannya yang keliru adalah
menyesali semua itu, berdoa, dan memohon pengampunan dari Allah.
Dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa Allah mengampuni
segala dosa asalkan kita bertobat. Ayat yang menyatakannya adalah
sebagai berikut:
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Penyayang. (QS Az-Zumar: 53)
Manusia perlu mengetahui kesalahannya dan meminta pengampunan
dari Allah untuk menghindari sesal yang tak berkesudahan di akhirat,
dan untuk menyelamatkan diri mereka dari siksa yang tak tertahankan
di neraka.
KESIMPULAN
Harapan kami, kalian akan memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini dengan seksama. Sekarang, kalian masih sangat muda, tetapi jangan lupa bahwa suatu hari kalian juga akan menjadi orang tua.
Mungkin ada orang di sekitar kalian yang memberi tahu kalian bahwa kalian terlalu muda untuk memikirkan kematian. Tetapi kalian harus mencamkan bahwa tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang pada kalian. Kalian mungkin akan meninggal satu hari atau sepuluh tahun lagi. Ketika kalian memikirkan semua ini, kalian akan segera mengetahui bahwa buang-buang waktu itu percuma.
Jangan lupa bahwa kalian selalu bisa memberi alasan untuk segala hal. Kalian bahkan bisa meyakinkan orang lain. Tetapi dalam kehidupan di akhirat yang segera dimulai setelah mati, kalian tidak akan bisa memberi alasan apa pun untuk kesalahan dan dosa yang kalian lakukan di hadapan Allah, Yang Maha Mengetahui dan Melihat segala sesuatu.
Oleh sebab itu, kalian harus memikirkan hal ini. Jangan buang waktu lagi, dan mulailah berusaha keras menjadi orang yang dicintai oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar