Sabtu, 12 September 2015

4 Fakta Uighur, Suku Tempat Lahirnya Para Wanita Paling Cantik di Dunia


Jika dihitung mungkin ada ribuan suku-suku yang tersebar di seluruh dunia. Indonesia sendiri mungkin punya puluhan di antaranya. Setiap suku punya ciri khas sendiri, entah itu adat istiadat atau juga bentuk fisiknya. Nah, membicarakan suku yang wanitanya sangat cantik, maka nama Uighur tak boleh dilewatkan. Yup, sudah cukup lama para wanita Uighur bikin pria seluruh dunia terkagum-kagum.


Mereka bagai bola mutiara yang tersembunyi di balik karang-karang, karena memang masih tidak banyak yang tahu tentang fakta cantiknya wanita Uighur. Meskipun demikian, hidup suku Uighur tak serta merta menyenangkan. Mereka ternyata menghadapi masalah yang cukup pelik dari yang terlihat. Penasaran dengan keunikan suku satu ini? Berikut ulasannya.

1. Wanitanya Super Cantik

Yup, seperti yang dikatakan dalam pembukaan tadi, Uighur memang terkenal dengan deretan wanita cantiknya. Meskipun mereka mereka mendiami wilayah China, namun orang-orang Uighur sama sekali tak mirip dengan penduduk China kebanyakan. Mereka berkulit putih namun ada sedikit corak Arab-nya.

Salah satu potret wanita cantik Uighur [Image Source]
Salah satu potret wanita cantik Uighur [Image Source]
Beberapa orang bahkan terlihat seperti blasteran Asia Timur dan Juga Eropa. Hal yang bikin kagum lagi, adalah mata mereka yang coklat agak kehijauan yang unik dan berbeda dari orang kebanyakan. Tak cukup dengan itu, kadang beberapa wanita Uighur juga lahir dengan rambut pirang. Ibaratnya, di sini adalah tempat berkumpulnya wanita-wanita cantik.


2. China Namun Bukan Chinese

Suku Uighur saat ini mendiami sebuah wilayah China bernama Xinjiang. Lokasi ini berada di daerah paling utara dan barat negeri tirai bambu tersebut. Xinjiang sendiri artinya adalah perbatasan baru. Secara administratif mereka masuk dalam wilayah cangkupan Republik China walaupun dari kulturnya sangat lain. Di Xinjiang suku Uighur menjadi mayoritas dan hidup berdampingan dengan suku-suku lain, misalnya Kazakh dan Han.



Suku Uighur memang masuk ke dalam wilayah China, tapi mereka bukan Chinese [Image Source]
Suku Uighur memang masuk ke dalam wilayah China, tapi mereka bukan Chinese [Image Source]
Suku Uighur mungkin memang ber-KTP China namun mereka sejatinya bukan orang Chinese. Dilihat dari fisik mereka sangat lain dan tidak identik sama sekali dengan orang China kebanyakan. Orang-orang Uighur juga tidak begitu dekat dengan budaya China, mereka punya perayaan sendiri yang tidak sama. Masalah agama juga demikian, suku Uighur mayoritas memeluk Islam berbeda dengan orang-orang China kebanyakan.

Sebelum resmi menjadi bagian dari China, suku Uighur dan Xinjiang berdiri sendiri. Namun pada tahun 1949 daerah mereka diklaim masuk ke dalam China. Hal ini pun membawa dampak munculnya protes besar-besaran. Namun akhirnya pada tahun 1955 Mao Zedong berhasil menyelesaikan ini, lalu Uighur dan Xinjiang akhirnya resmi berada dalam cakupan China.


3. Mayoritas Muslim dan Sikap Pemerintah yang Buruk

Beberapa waktu lalu Xinjiang sempat jadi perhatian dunia soal kebebasan beragama di tempat tersebut. Seperti yang diketahui, Uighur yang mendiami wilayah ini mayoritas beragama muslim dan perlakuan pemerintah China ternyata sangat buruk terhadap hal tersebut.


Muslim Uighur selalu mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan dari pemerintah China [Image Source]
Muslim Uighur selalu mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan dari pemerintah China [Image Source]
Ramadhan lalu, gencar diberitakan jika pemerintah melarang muslim Uighur untuk berpuasa. Hal ini pun menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Namun China berdalih jika hal tersebut hanya isu belaka yang dibesar-besarkan media barat. Tak hanya soal larangan berpuasa, di tahun 1990 lalu muslim Uighur dilarang mendirikan masjid dan juga madrasah. Hal ini berujung kepada konflik yang akhirnya menghasilkan kebijakan Strike Hand, yang mana pemerintah jadi punya hak untuk mengatur segala sesuatu tentang keagamaan di tempat ini.

Tak hanya hal-hal yang berkaitan dengan agama saja, suku Uighur juga dipersulit soal birokrasi. Misalnya saja membuat paspor untuk berhaji yang takkan berjalan mudah. Mereka juga sangat kesulitan mendapatkan pekerjaan. Perusahaan sekitar lebih mempertimbangkan menerima suku Han yang notabene hidup berdampingan Uighur. Tak salah jika akhirnya suku Uighur hingga saat ini masih terus berupaya lepas dari China.



4. Keterikatan Kuat Antara Uighur dan Turki

Jika dilihat dari sejarahnya, suku Uighur memang sangat erat kaitannya dengan bangsa Turki. Pasalnya, nenek moyang Uighur sendiri memang pecahan dari negara muslim tersebut yang akhirnya mendiami wilayah Xinjiang dan kemudian diklaim China. Jadi sangat tidak mengherankan jika dari fisik orang-orang Uighur memang agak identik dengan Turki.



Potret protes warga Turki soal perlakuan pemerintah China kepada muslim Uighur [Image Source]
Potret protes warga Turki soal perlakuan pemerintah China kepada muslim Uighur [Image Source]
Mengenai perlakukan China terhadap muslim Uighur, pemerintah Turki juga sangat proaktif. Para warganya pernah tercatat melakukan demonstrasi besar-besaran selama 10 karena merasa Pemerintah China telah berbuat tidak adil kepada saudara jauh mereka. Begitu pula dengan sikap pemerintah Turki yang secara tersirat mengatakan keberatannya terhadap aksi pemerintah China tersebut. Walaupun akhirnya juru bicara China dengan tegas menolak kabar tersebut.

Cukup miris melihat nasib suku Uighur sekarang. Dipaksa jadi bagian sebuah negara lalu diperlakukan seenaknya. Bahkan ada kabar yang mengatakan aksi tidak benar pemerintah China tersebut sudah berlangsung cukup lama. Kita doakan saja mudah-mudahan keadaan Uighur di Xinjiang bisa terus kondusif dan yang terpenting bisa melakukan aktivitas termasuk ibadah dengan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar