Senin, 23 November 2015
4 Hal yang Harus Kita Ketahui tentang Setan
PERTAMA, setan dalam bahasa Arab berasal dari kata syatona, yastunu, yasnan, syaiton yang berarti sesuatu yang menjauhkan diri kita dari kebenaran. Di dalam kamus Mujamal Wasith diterangkan setan itu pendurhaka yang merusak. Ruh yang sangat jahat.
Kemudian di dalam al-Quran kita juga disuruh mengambil sikap, dalam surat al-Baqoroh, surat Fathir, surat Yaasin diterangkan bahwa setan itu musuh yang nyata, karena itu ambillah dia sebagai musuh. Karena apa? Karena setan itu hanya nama sifat. Jadi tidak perlu ditakuti.
Kedua, tradisi kita mengajarkan begitu banyak orang supaya takut pada setan. Sejak anak-anak, kalau kita mau lari ke tempat yang sepi sedikit, o jangan ke sana, di sana banyak setan, nanti diapa-apain. Itu adalah cara-cara menakut-nakuti secara tradisi.
Dan akhirnya membekas ketika kita sudah dewasa. Kita berasumsi bahwa setan itu sesuatu yang wajahnya menakutkan, matanya melotot, rambutnya terurai, itu adalah asumsi-asumsi yang disebabkan ajaran sewaktu kecil.
Ketiga, dalam hadits dikatakan golongan jin akan datang sesuai asumsi kita maka setan akan menampakan diri sesuai dengan apa yang kita asumsikan.
Jadi makhluknya sendiri tidak ada. Hanya sifat saja. Dari prasangka kemudian timbul persepsi, setan berinfiltrasi terhadap apa yang kita asumsikan. Dia akan membentuk diri seperti yang kita bayangkan.
Keempat, kalau ada makhluk yang menakuti manusia dengan rupa yang buruk itu adalah bentuk dari sihir dari golongan jin. Jadi ada beberapa marga dalam golongan jin itu yang sering berinteraksi dan mampu menyihir bentuk tubuhnya sesuai dengan apa yang kita asumsikan. Misalnya kuntil tanak (kuntil anak), dia mampu menyerupai dirinya seperti manusia. Sehingga kalau ada orang yang habis meninggal kemudian menampakkan wajahnya yang sama mendatangi temannya.
Kemudian ada juga marga al-ghila’an, jin yang pandai menyihir. Dia bisa menampakan diri dalam bentuk yang besar, tangannya besar, matanya melotot, giginya besar, orang-orang Jawa sering menyebutnya gondoruwo. Menurut orang Barat, jin semacam ini dipersepsikan sebagai vampir. []
Sumber: Majalah SAKSI, Jakarta dari wawancara dengan Abu Aqila
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar