DALAM dekrit Majelis Timur Raya Perancis disebutkan bahwa Freemasonry sebagai jalan untuk mewujudkan sikap saling menolong di antara manusia dan memerintahkan pada perbuatan seperti itu, harus benar-benar terpisah dari segala aliran atau kelompok agama, tidak berhubungan dengan seseorang karena latar belakang keyakinan agamanya.
Dalam materi teks 93 juga disebutkan bahwa perkumpulan ‘Freemasonry mana pun tidak diperkenankan membantu suatu gerakan politik atau menghimpun dana untuk tujuan ini. Dalam materi teks 3 Undang-undang Dasar Majelis Freemasonry Mesir disebutkan bahwa di antara dasar-dasar kekerabatan ialah meniadakan fanatisme agama dan menghormati semua aliran.
Sebagaimana yang tertuang dalam materi 9 bahwa kekerabatan ini tidak boleh bertentangan dengan kajian-kajian agama dan tidak boleh melibatkan diri dalam kajian politis.
Dalam prinsip-prinsip Freemasonry Skotlandia Lama juga disebutkan: “Mengingat Freemasonry menghormati semua agama dan keyakinannya, maka dalam setiap pertemuan yang diadakan, ia juga menghormati diadakannya dialog agama, sebagaimana ia jugs memerintahkan semua anggota untuk memelihara keyakinan agamanya dan peraturan negaranya masing-masing sebagai layaknya warga negara.”
Dalam dekrit Freemasonry Umum menurut cara Jerusalem disebutkan: “Di dalam pertemuan Freemasonry tidak diperkenankan mengadakan kajian agama dan campur tangan dalam masalah politik kalau memang itu dinamakan politik.”
Chahin Mecarius berkata dalam bukunya: “Tuduhan yang dilemparkan kepada Freemasonry bahwa ia merupakan musuh agama jelas merupakan tuduhan bohong dan sumber pertentangan yang tak perlu dianggap serius. Sebab di antara undangundang dasarnya ialah percaya kepada Allah, kekekalan jiwa, kitab-kitab suci, rukun-rukun peribadatannya, ikut memperbaiki masyarakat dan membimbing anggota-anggotanya.”
Lebih lanjut ia berkata, “Hakikat paling mendasar dalam sejarah Freemasonry, bahwa tujuannya ialah meniadakan fanatisme dalam agama dan pendapat-pendapat yang menyuarakan nasionalisme, serta menyingkirkan kedengkian, agar dunia ini menjadi satu keluarga, tidak ada perbedaan antara anggotanya, tidak ada pengkotak-kotakan serta memperbaiki keyakinan agama yang rusak…”
Dalam buku Anzhamatul-Masuniyah Al-Umumiyah (Aturan-aturan Freemasonry Secara Umum) disebutkan: “Freemasonry adalah sebuah sekolahan yang mengajarkan rasa kasih sayang, melarang dalam pertemuan-pertemuannya semua bentuk pertentangan politik atau agama. Freemasonry tidak melarang siapa pun mengerjakan kewajiban agamanya. Karena pada dasarnya Freemasonry bermaksud menjadi penduduk dunia, dan setiap pengajarannya berkisar pada dasar ini, yaitu rasa kasih sayang antara sesama manusia. Ia juga menyeru orangorang yang merasa was-was akan terbawa dalam pertentangan politik dengan ucapan: Sesungguhnya dalam pertemuan ini aku dilarang dari setiap pertentangan dan perdebatan politik.”
Dalam majelis Takris, pemimpin majelis akan berkata kepada anggota baru, “Pada dasarnya Freemasonry menyeru pada keimanan kepada Allah dengan keimanan yang mutlak, tidak diberi batasan-batasan tertentu, tidak dihinakan, dan setiap anggota diwajibkan mencintai Allah dan gereja/masjid.”Dalam masalah politik, artikel-artikel dari kelompok Kontrak Kerajaan (Royal) menyatakan: “Kami menghormati setiap bentuk kekuasaan, baik dalam kelompok Freemasonry atau pun peradaban lain. ‘Ketetapan-ketetapan yang dibuat Freemasonry selalu menghindarkan diri dari pembicaraan tentang militer atau politik. Anggota yang melibatkan dalam dua masalah ini dapat dikeluarkan dari kekerabatan.
Dalam acara penerimaan, pimpinan majelis berkata, “Wahai murid, ketahuilah bahwa dalam Freemasonry tidak ada sesuatu bertentangan dengan ketentuan dan ajaran agama. Anggota yang bisa diterima adalah mereka yang memiliki rasa kasih sayang dan berhati tulus kepada negaranya serta berasal dari golongan tertentu yang mengakui eksistensi Allah dan melaksanakan perintah-perintahNya“.
Tetapi benarkah semua ini? Kalau tidak, apa yang dapat kita ungkap mengenai hal ini? []
Sumber: Al-ahdaf al-mu’linah wal-asrar a-khafiyah liandiyati ar-rotary wal-masoniyah/RAHASIA GERAKAN FREEMASONRY DAN ROTARY CLUB/Pustaka Al Kautsar, 1993/September 1993