Kamis, 07 Juli 2011

PENDIDIKAN SEJAK DALAM KANDUNGAN

PENDIDIKAN
SEJAK DALAM KANDUNGAN


Disusun oleh Kelompok I
Kelas : YF






PENDIDIKAN
SEJAK DALAM KANDUNGAN

Disusun oleh Kelompok I
Kelas : YF


ANGGOTA :

1. Nurahman (201014500618)
2. Siti sulastri (201014500637)
3. Kemi lisawati (201014500592)
4. Nurfaizah (201014500607)
5. Nasrullah (201014500625)
6. Siti sundari (201014500559)
7. Verny megawati (201014500560)







PENDIDIKAN
SEJAK DALAM KANDUNGAN




1. Menikah

Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, tetapi pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Demikian John Dewey seorang filfuf yang hidup antara tahun 1859-1952 mengatakan. Apa maknanya? Pendidikan memang telah terjadi kekita manusia sejak manusia itu mulai hidup. Bahkan ketika telah ditiupkannya roh oleh Yang Maha Pencipta kepada janin yang dikandung sang ibu pada usia kandungan sekitar empat bulan. Sejak itulah kehidupan dimulai.Ya, pendidikan yang sebenarnya memang harus dimulai sejak sang bayi masih dalam kandungan. Bahkan jauh sebelumnya, yaitu ketika calon pasangan suami istri memilih pasangan hidupnya untuk menjalin kasih dalam kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, wa rahmah..

1.1 Anjuran untuk menikah

“ Wahai generasi muda, barang siapa diantara kalian yang mampu berkeluarga hendaklah menikah, sebab ia dapat memejamkan mata dan menjaga kesucian farji. Barangsiapa tidak mampu hendaklah berpuasa, sebab ia dapat melemahkan syahwat “ sabda Nabi Muhamad SAW.

Menikah adalah pintu untuk memperoleh keturunan, disamping untuk menyalurkan kebutuhan biologis sebagai manusia. Menikah juga merupakan bentuk tanggung jawab terhadap calon anak-anak untuk memiliki hak silsilah (nasab) keturunan yang jelas (pasti) dan sah dari orang tuanya. Selain itu menikah juga dapat menghindarkan dari macam-macam penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas yang berganti-ganti pasangan, dengan catatan suami istri harus saling setia dengan pasangan masing-masing.

1.2 Memilih Pasangan hidup
Menikah mengandung tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat dan islami. Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.

A. Beberapa kriteria memilih calon istri

1. Beragama islam (muslimah). Ini adalah syarat yang utama dan pertama.
2. Memiliki akhlak yang baik. Wanita yang berakhlak baik insya Allah akan mampu menjadi ibu dan istri yang baik.
3. Memiliki dasar pendidikan Islam yang baik. Wanita yang memiliki dasar pendidikan Islam yang baik akan selalu berusaha untuk menjadi wanita sholihah yang akan selalu dijaga oleh Allah SWT. Wanita sholihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
4. Memiliki sifat penyayang. Wanita yang penuh rasa cinta akan memiliki banyak sifat kebaikan.
5. Sehat secara fisik. Wanita yang sehat akan mampu memikul beban rumah tangga dan menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik.
6. Dianjurkan memiliki kemampuan melahirkan anak. Anak adalah generasi penerus yang penting bagi masa depan umat. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar memilih wanita yang mampu melahirkan banyak anak.
7. Sebaiknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara keluarga yang baru terbentuk dari permasalahan lain.

B. Beberapa kriteria memilih calon suami

1. Beragama Islam (muslim). Suami adalah pembimbing istri dan keluarga untuk dapat selamat di dunia dan akhirat, sehingga syarat ini mutlak diharuskan.
2. Memiliki akhlak yang baik. Laki-laki yang berakhlak baik akan mampu membimbing keluarganya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
3. Sholih dan taat beribadah. Seorang suami adalah teladan dalam keluarga, sehingga tindak tanduknya akan ‘menular’ pada istri dan anak-anaknya.
4. Memiliki ilmu agama Islam yang baik. Seorang suami yang memiliki ilmu Islam yang baik akan menyadari tanggung jawabnya pada keluarga, mengetahui cara memperlakukan istri, mendidik anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara halal dan baik.
Sebagai catatan tambahan, dianjurkan memilih calon pasangan hidup yang jauh dari silsilah kekerabatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keturunan dari penyakit-penyakit menular atau cacat bawaan kekerabatannya. Selain itu juga dapat memperluas pertalian kekeluargaan dan ukhuwah islamiyah.

2. Keinginan untuk memperoleh keturunan

Ketika ayah dan ibu kita telah menikah, serta berikhtiar untuk memperoleh keturunan. Mereka berdo’a kepada Tuhan “ Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkan setan dari rezeki yang akan engkau berikan kepada kami ( doa berhubungan suami istri )”.


Lalu ketika ayah telah menyemaikan benih-benih cinta kasihnya ke ladang cinta ibu, maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuahan, yaitu saat bertemunya sel telur pada ibu oleh spermatozoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, ada 5 juta sel spermatozoa sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel spermatozoa ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Jadi kita yang telah terlahir kedunia dengan selamat ini adalah seorang pemenang, kita telah mengalahkan 4.9999.999 pesaing. Artinya dalam menjalani kehidupan ini seharusnya kita tidak perlu minder atau takut bersaing, karena sejak didalam kandungan ibu, kita sudah teruji untuk bersaing dan kita telah lolos sebagai pemenang.


2.1 Janin




Definisi janin adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim,1990).


2.2 Perkembangan janin dalam kandungan


Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya. Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.

A. Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.

1. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)


Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).

2. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )


Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar


3. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)


Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.


B. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm


C. Trimester ketiga (24 -40)



Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.


3. Pendidikan janin

Manusia adalah makhluk yang harus dididik. Seperti yang dikatakan Imanuel Kant, manusia hanya dapat menjadi manusia karena adanya pendidikan. Diperlukan usaha pendidikan untuk mengembangkan potensi-potensi pada manusia agar terarah hingga membentuk suatu kemampuan yang diperlukan baik yang bersifat kognitif, afektif ataupun yang bersifat psikomotor.

Islam telah memberikan konsep yang jelas berkenaan dengan pendidikan yang ditujukan kepada janin yang kesemuanya itu merupakan fondamen bagi pembentukan kepribadian anak selanjutnya. Pendidikan janin merupakan sebuah langkah pendidikan yang baik dan memberi hikmah bagi kelanjutan pertumbuhan janin yang dikandung seorang ibu.

Secara teoritis, menyitir keterangan dr. Karno Suprapti, seorang ahli obstetri dan ginaekologi, janin memiliki kemampuan menerima stimulan (rangsangan) dari luar. Menurutnya, pemberian rangsangan tersebut bisa dilakukan saat syaraf bayi sudah tumbuh yaitu sejak usia kandungan 12 minggu sebab pada usia ini otak janin telah mampu merekam segala hal yang dirangsangkan padanya, yang kemudian ketika ia lahir dan tumbuh, memori itu akan terbuka dan ia tidak akan merasa asing lagi. Karena itulah, di negara-negara maju, para pakar pendidikan dengan serius menyusun stimulus-stimulus yang mereka pandang baik untuk dirangsangkan kepada anak dalam kandungan.

Seorang profesor di Jepang yang bernama Suzuki yang memiliki keahlian dibidang musik pernah melakukan percobaan terhadap dua kelompok ibu hamil. Salah satu kelompok itu diperdengarkan musik klasik dan kelompok lainnya tidak. Ternyata kelompok ibu hamil yang diperdengarkan musik klasik tersebut menghasilkan anak-anak yang dapat lebih cepat belajar musik ketimbang anak-anak yang tidak diperdengarkan musik klasik ketika ia dalam kandungan.

Tidak mengherankan jika ada pendapat bahwa pada saat istri mengandung setiap kebiasaan yang terjadi dalam lingkungannya akan memberikan pengaruh kepada janin. Bahkan ada pula pendapat yang mengatakan pendengaran dan makanan ibunya akan menurun pada anak yang dikandungnya. Karena itulah, ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk menjaga dirinya mengerjakan hal-hal yang baik dan bertakarruf, mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang kesemuanya itu untuk kebaikan anaknya dan ibu sendiri dalam menambah amal ibadahnya. Maka, secara ideal, seorang calon ibu haruslah mempersiapkan dirinya secara psikologis maupun fisiologis secara matang. Tentu saja, proses "kematangan seorang ibu" memerlukan waktu yang panjang dan tidak bisa dicapai dalam waktu sekejap, seperti halnya sebuah kota yang tidak dibangun dalam sehari.

Mendidik anak dalam kandungan dapat dilakukan dengan ucapan dan perbuatan. Bagi wanita yang hamil biasanya disuruh untuk "menjahit bibirnya", artinya mereka dilarang mengucapkan hal-hal yang tidak baik, disuruh menjaga perkataannya dan dianjurkan untuk banyak membaca shalawat, dzikir dan Al Qur’an. Ada anjuran untuk membaca Surah Yusuf, Maryam atau Surah Waq’iah yang kesemuanya itu untuk kebaikan ibu dan anak. Dengan tadarrus Al Qur’an nii diharapkan sejak dini anak mendengarkan seruan-seruan-Nya.

Pendidikan janin dapat pula dilakukan dengan melakukan ibadah-ibadah misalnya sholat malam dan sholat sunnat atau doa-doa untuk menanamkan harapan atas janin yang dikandungnya. Tak kalah pentingnya, usapan yang lembut disertai salam yang diucapkan pagi, siang atau malam serta kalimat-kalimat thayyibah lainnya, tentunya dapat memberi arti yang besar bagi perkembangan psikologi anak sebab sebagaimana pendapat sebagian psikolog, 75 % anak yang berada dalam kandungan akan terpengaruh oleh tekanan psikologi ibunya. Karena itu, kemampuan ibu mengendalikan emosi dan sabar pada saat mengandung merupakan tarbiyah tersendiri yang berpengaruh positif pada janin.

Prof Dr H Baihaqi A.K. dalam bukunya Mendidik Anak Dalam Kandungan mengemukan banyak metode yang mudah, menarik dan praktis untuk mendidik anak atau janin yang ada dalam kandungan. Metode tersebut misalnya dengan penghargaan melalui ucapan, misalnya jika bayi bergerak, ibu berkata, "alhamdulillah bayiku sehat dan aktif."

Dengan penghargaan semacam itu ibu dan ayah merasa senang dan bahagia sehingga dengan sendirinya merangsang bayi mereka untuk gembira dan senang hati pula. Bisa pula dengan pemberian hadiah, misalnya susu atau baju untuk istri yang hamil, juga dengan menceritakan sesuatu yang baik kepada istri atau berdiskusi atau menyanyikan lagu-lagu religius dengan niat ibadah dan mendidik anak dalam kandungan. Metode-meteode seperti itu dapat menjadi rangsangan edukatif yang positif bagi bayi yang dikandung sekaligus membina lingkungan Islami bagi mereka.

Metode yang cukup praktis adalah dengan mengikutsertakan anak melalui ucapan dalam segala perbuatan baik yang dilakukan ibu, misalnya ketika akan sholat, ibu berkata, "Nak, ayo kita sama-sama sholat." Ketika akan mengunjungi orang sakit, ibu dapat berkata, "Nak, ayo kita mengunjungi orang sakit," dan seterusnya. Ucapan-ucapan atau ajakan-ajakan yang edukatif itu tentunya akan direspon oleh anak dalam kandungan, yang kadang-kadang ibu malah kurang menyadarinya. Demikian beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua, terutama ibu yang diharapkan dapat menurun kepada janin.



4. Penutup

Sebagai penutup kami ingin memberikan beberapa patah kata sebagai kesimpulan dan harapan.

4.1 Kesimpulan

Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur). Proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester

Manusia adalah makhluk yang harus dididik. Seperti yang dikatakan Imanuel Kant, manusia hanya dapat menjadi manusia karena adanya pendidikan. Jadi pendidikan memang harus dimulai sejak sang bayi masih dalam kandungan. Bahkan jauh sebelumnya, yaitu ketika calon pasangan suami memilih pasangan hidupnya untuk menjalin kasih dalam kehidupan rumah tangga

4.2 Harapan

Harapan kami, tulisan kami yang masih banyak kekurangan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran buat generasi muda khususnya bagi mereka yang sudah ingin menikah dan nantinya ingin mempunyai keturunan dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi mereka yang membacanya.







Daftar Pustaka :


http://arieslailiyah.blogspot.com/2010/04/psikologi-perkembangan-peserta-didik.html
http://perkembanganjanin.blogspot.com/2008_11_01_archive.html
http://tipsoke.com/tips-oke-memilih-pasangan-hidup-menurut-islam.html
http://salsabila83.blogspot.com/2006/10/pendidikan-janin-membentuk-generasi.html
http://www.voa-islam.com/muslimah/pendidikan/2010/04/20/5273/cara-berkomunikasi-dan-mendidik-janin-%28bacaan-wajib-ibu-hamil/
http://www.namaislami.com/200751-apakah-anak-dalam-kandungan-benar-benar-dapat-belajar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar