Rabu, 10 April 2013




Komunikasi Dalam Organisasi

Dosen : Drs. Mudakir Ilyas, M.M
Makalah  Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perilaku Organisasi



 KELOMPOK I
Di susun oleh :
Nama                                                      NPM
Mulyanto                                            201014500577
Harry Pramono                                 201014500621
Beja                                                    201014500601
Ocik                                                    201014500567
Nurahman                                         201014500618



                                         Fakultas            : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
                                                   Program Studi :  Pendidikan Ekonomi
Universitas Indra Prasta PGRI
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat ( TB Simatupang )
Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530
Tlp. ( 021 ) 7818718

 






BAB I
PEDAHULUAN


A.   Latar Belakang Penelitian

                  Sebagai makhluk social setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi , misi, dan tujuan kelompok/organisasi . Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktifitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern , manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertibpan, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “ The Organisation Man “.

                  Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat system yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinereja orang-orang yang terlibat didalam organisasi tersebut. Efektifitas Organisasi terletak pada efektifitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk membagun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas organisasi.


B.   Pembatasan Masalah

Agar tidak melebar kemana-mana Makalah ini dibatasi hanya membahas tentang Komunikasi dalam  Organisasi.

C.   Pokok Masalah
Kemugian kami jabarkan pokok masalahnya menjadi :
1.      Apakah Komunikasi itu ?
2.      Apakah Organisasi itu ?
3.      Apa Hubungan Antara Komunikasi dalam Organisasi ?
4.      Bagaimana Model Komunikasi dalam Organisasi ?
5.      Apa saja Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi ?
6.      Bagaimana Pedoman komunikasi yang baik ?

D.   Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
a)      Pembaca dapat memahami definisi komunikasi dan organisasi
b)      Pembaca dapat mengetahui hubungan antara komunikasi dan organisasi
c)      Pembaca dapat mengetahui hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi


    1. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a)      Makalah ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi mereka yang ingin berorganisasi
b)      Makalah ini diharapkan bisa memberikan solusi bagi mereka yang sedang mengalami hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasinya






BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN


A.   Kajian Pustaka

1.      Teori Komunikasi

a.       Teori Model Lasswell

Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).

b.      Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.

2.       Teori Organisasi
Teori Organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.

Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

  1. Teori Organisasi Klasik

            Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
1)      Teori birokrasi
     dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
2)      Teori administrasi
     dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
3)      Manajemen ilmiah
     dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

  1. Teori Organisai Neo Klasik

            Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
1)      Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2)      Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3)      Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

  1. Teori Organisasi Modern

Teori modern ditandai  dengan  ahirnya  gerakan contingency yang
dipelopori Herbert Simon, yang  menyatakan  bahwa teori organisasi  perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan  keunggulan-keunggulan  perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan  lingkungannya,  dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan

Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan an saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.


B.   Kerangka Berfikir

  1. Terdapat Hubungan Antara Komunikasi dan Organisasi
  2. Ada Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
  3. Terdapat berbagai Model Komunikasi dalam Organisasi







BAB III
METODE PENELITIAN



A.   Cara/tekhnik Pengumpulan Data

Mengambil data-data dari Internet tentang hal-hal yang berhubungan dengan teori Komunikasi dan Organisasi

B.   Cara/tekhnik Pengolahan Data

Data diolah dengan menggunakan Microsoft Office Word dan ditulis dalam bentuk Makalah.

C.   Analisa Data
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
  1. Variabel Terikat ( Y )
Yaitu, Pengaruh penerapan variable X terhadap Komunikasi dan Organisasi yang baik
  1. Variabel Bebas ( X )
Yaitu, Komunikasi, Organisasi, Model Komunikasi, dan Pedoman Komunikasi yang baik





BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN



A.   Deskripsi Obyek Penelitian
            Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa komunikasi menunjukkan korelasi dengan pelaksanaan organisasi secara keseluruhan. Penelitian Fred T. Allen mengungkapkan bahwa karyawan atau anggota organisasi yang memiliki informasi yang lebih baik akan menjadi karyawan atau anggota yang baik pula.

            Organisasi merupakan suatu kesatuan atau perkumpulan yang terdiri atas orang-orang/bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasakan pola dan aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama. Bila organisasi dikaitkan atau diterapkan terhadap kelompok manusia, maka dapat disimpulkan bahwa 
  1. Kelompok secara keseluruhan, mempunyai tujuan primer 
  2. Anggota kelompok bekerja sebagai suatu unit untuk mencapai sasaran primer mereka
  3. Setiap individu mempunyai fungsi yang didesain yang memberikan    kontribusi    melalui pencapaian tujuan atau sasaran 
  4. Pekerjaan setiap orang akan tidak mungkin atau tidak terlepas dari usaha-usaha orang lain
  5. Setiap anggota berhubungan dengan anggota-anggota lain dari kelompok ini dengan cara khusus (Gerald, 19).

            Komunikasi penting bagi organisasi dan informasi penting bagi komunikasi yang efektif. Seseorang yang mengendalikan informasi akan mengendalikan kekuatan organisasi. Struktur organisasi ditentukan oleh keefektifan komunikasi. Ketika organisasi diharuskan mencapai tujuan, maka anggota-anggota yang berada dalam strukturnya akan bekerja sesuai dengan jabatan dan fungsinya untuk mencapai tujuan dimaksud. Setiap struktur saling melengkapi dan mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Konsekuensinya, angggota-anggota di dalamnya akan saling berhubungan melalui metode-metode pencapaian tujuan. Dengan demikian, anggota-anggota organisasi tersusun ke dalam sistem yang saling berhubungan yang mampu menginterpretasikan pesan, baik yang datang dari anggota kelompok/organisai itu sendiri maupun yang datang dari luar, atau mampu mengkomunikasikan sesuatu kepada siapa dan dengan cara apa.

            Komunikasi dalam organisasi dapat terjadi dalam bentuk kata-kata yang ditulis atau diucapkan, gesture, atau simbol visual, yang menghasilkan perubahan tingkah laku di dalam organisasi, baik antara manajer-manajer, karyawan-karyawan, dan asosiasi yang terlibat dalam pemberian ataupun mentransfer komunikasi. Hasil akhirnya adalah pertukaran informasi dan pengiriman makna atau proses aktivitas komunikasi dalam organisasi.

B.   Analisis

Y = X1 + X2 + X3 + X4

Y   =  Pengaruh penerapan variable X terhadap Komunikasi dan Organisasi yang baik
X1 =  Komunikasi
X2 =  Organisasi
X3 =  Model Komunikasi
X4 =  Pedoman Komunikasi yang baik

Setelah dianalisa,  kami menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Komunikasi, Organisasi, Model Komunikasi, dan Pedoman Komunikasi yang baik dengan Komunikasi dalam Organisasi. Organuisasi tidak bisa berjalan tanpa adanya komunikasi, komunikasi juga harus diterapkan sesuai situasi dan kondisi yang semua itu ada dalam  Model Komunikasi, Serta Pemimpin dan yang dipimpin harus mengerti Pedoman Komunikasi yang baik kalo tidak ingin terjadi kesalah pahaman dalam berkomunikasi.

C.   Pembahasan
1.      Apakah Komunikasi itu ?
      Komunikasi berasal dari kata “Communicare” (bahasa latin) yang artinya memberitahukan. Sedangkan menurut bahasa inggris disebut Communication yang artinya pertukaran informasi konsep, ide, perasaan antara dua atau lebih. Menurut Oxford Dictionary, komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar informasi, ide, dan sebagainya. Menurut Ensiklopedia, komunikasi adalah penyelenggaraan tata hubungan kegiatan menyampaikan warta dari satu pihak dalam suatu organisasi. Jadi sebenarnya komunikasi itu adalah proses pernyataan antar manusia, pernyataan manusia disini dinamakan pesan (message), dan orang yg menyampaikan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yg menerima pernyataan pesan (message) disebut komunikan (communicator). Adapun isi pesan yang disampaikan komunikator itu adalah pikiran atau perasaan, serta lambang dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan.

      Komunikasi sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di perusahaan atau organisasi saja, di rumah maupun dimana pun kita berada pasti kita melakukan komunikasi. setiap orang dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tentunya menggunakan komunikasi, misalnya, seseorang yg membeli barang akan melakukan proses komunikasi, pembeli menyampaikan keinginan kepada penjual, dan penjual memahami maksud/keinginan pembeli, sehingga terjadi transaksi jualbeli. Dalam hal seperti ini telah terjadi proses komunikasi. komunikasi hanya dapat terjadi bila ada orang yang menyampaikan pesan/disebut dengan komunikator dan yang menerima pesan, serta adanya isi pesan yang hendak di sampaikan.
2.      Apakah Organisasi itu ?
            Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
            Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.        

3.      Apa Hubungan Komunikasi Dalam Organisasi ?
            Korelasi atau hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
            Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
            Komunikasi dalam organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanco, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
 Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) rnengidentifikasikan tiga komunikasi dalam organisasi sebagai berikut: fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen ambigu.
  1. Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
  2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antar-personal yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika Anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak Anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya.
  3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
4.        Bagaimana Model Komunikasi dalam Organisasi ?
      Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima seperti gambar berikut ini :
                         Pengirim ------> Pesan ------> Penerima

      Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
Pengirim Pesan Penerima.
a.       Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima. Penerima menangkap symbol-simbol dan diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
b.      Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, berakan dsb.
c.       Sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi lisan. Manfaat komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali diproleh. Sedangkan komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo, surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang. Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam mememilih media yang tepat. Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan. Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan organisasi.

5.      Apa saja Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi ?


a.       Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi. Tingkat khirarkhi bila suatu organisasi tumbuh, dan strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu sampai. Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang ada dalam organisasi tersebut. Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah-istilah dalam pekerjaan mereka masing dapat menghambat, dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul salah pengertian dan sebagainya.

b.      Hambatan-hambatan Antar Pribadi Manajer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan menyimpang dari maksud pertama. Manejer haruslah memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti : Persepsi selektif, status atau kedudukan komunikator (Sumber), Keadaaan membela diri, Pendengaran lemah, dan ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Persepsi selektif adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seorang menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing. Untuk itu diharapkan seorang manejer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka piker, keinginan, kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif.

Status Komunikator artinya hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan untuk menilai terutama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa komunikator dapat dipercayai. Keadaan membela diri. Perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi. Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.

6.       Bagaimana Pedoman komunikasi yang baik ?

a.       Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap berkomunikasi
b.      Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis orang lain dalam berkomunikasi
c.       Konsultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai dari merencanakan sampai evaluasi.
d.      Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai dengan isi pesan yang disampaikan.
e.       Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi
f.        Jadilah pendengar yang baik dalam berkomunikasi




BAB V
PENUTUP


A.   Kesimpulan

1.      Komunikasi berasal dari kata “Communicare” (bahasa latin) yang artinya memberitahukan. Sedangkan menurut bahasa inggris disebut Communication yang artinya pertukaran informasi konsep, ide, perasaan antara dua atau lebih. Komunikasi sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di perusahaan atau organisasi saja, di rumah maupun dimana pun kita berada pasti kita melakukan komunikasi. setiap orang dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tentunya menggunakan komunikasi.

2.      Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

3.      Korelasi atau hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi dalam organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanco, 2005).


B.   Saran

1.      Apabila antara komunikator dan komonikan atau sebaliknya tidak terdapat kesamaan makna karena salah satunya tidak mengerti apa maksud isi pesan yang disampaikan, kondisi demikian dinyatakan suasana komunikasi yang belum efektif. Untuk itu terlebih dahulu kita harus memahami pengertian komunikasi baik secara etimologis maupun pengertian atau definisi komunikasi itu sendiri, tujuan , fungsi, serta juga unsur-unsur komunikasi dan hal-hal dalam berkomunikasi.

2.      Keadaan yang perlu dicermati dalam proses komunikasi adalah pengalaman. Jika pengalaman yang dimiliki komunikator sama dengan bidang pengalaman yang dimiliki komonikan, maka komunikasi akan berjalan lancar. Namun ketika pengalaman komunikator berbeda dari pengalaman komonikan biasanya muncul perbedaan persepsi diantara keduanya karena tidak muncul kesamaan makna, sehingga membuat komunikasi tidak efektif.

3.      Seorang Pemimpin atau Manajer dalam suatu organisai hendaknya  mampu menghilangkan hambatan organisasional dan hambatan-hambatan Antar Pribadi.




















Daftar Pustaka

Rujukan Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing Company, Columbus, Ohio. Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung. Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, BPFE,Jogyakarta Muhammad, Arni, 1995, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta. Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Organisasi, Citra Aditya Bakti, Bandung. Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, JakartaKomunikasi Organisasi Lengkap, Penulis: Prof. Dr Khomsahrial Romli, M. SI,
Fisher, B. Aubrey, 1986, Teori-teori Komunikasi. Penyunting: Jalaluddin Rakhmat, Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Dedy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Buku, jurnal, dan sumber dari internet yang relevan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar