Komunikasi Dalam Organisasi
Dosen
: Drs. Mudakir Ilyas, M.M
Makalah Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perilaku Organisasi
KELOMPOK I
Di
susun oleh :
Nama
NPM
Mulyanto
201014500577
Harry
Pramono 201014500621
Beja
201014500601
Ocik
201014500567
Nurahman
201014500618
Fakultas : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan
Sosial
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Universitas
Indra Prasta PGRI
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat ( TB
Simatupang )
Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530
Tlp. ( 021 ) 7818718
Jaga karsa – Jakarta Selatan 12530
Tlp. ( 021 ) 7818718
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sebagai makhluk social setiap
manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup
berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin
dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang
dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut organisasi. Interaksi atau
hubungan antar individu-individu dan kelompok dalam setiap organisasi akan
memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan
peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk
mewujudkan visi , misi, dan tujuan kelompok/organisasi . Sebuah organisasi
memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan
serangkaian aktifitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang
telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern , manusia
merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur
lingkungannya, memelihara ketertibpan, mengelola dan mengontrolnya lewat
serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi. William
(1956) menyebutnya dengan istilah “ The
Organisation Man “.
Dalam
setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan
sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan.
Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi.
Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral
dari organisasi. Komunikasi ibarat system yang menghubungkan antar orang, antar
bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinereja
orang-orang yang terlibat didalam organisasi tersebut. Efektifitas Organisasi
terletak pada efektifitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk
menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima
informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi
juga berperan untuk membagun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktifitas organisasi.
B. Pembatasan Masalah
Agar tidak melebar kemana-mana Makalah
ini dibatasi hanya membahas tentang Komunikasi dalam Organisasi.
C. Pokok Masalah
Kemugian kami jabarkan pokok masalahnya
menjadi :
1.
Apakah Komunikasi itu ?
2.
Apakah Organisasi itu ?
3.
Apa Hubungan Antara Komunikasi dalam
Organisasi ?
4.
Bagaimana Model Komunikasi dalam Organisasi ?
5.
Apa saja Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam
Organisasi ?
6.
Bagaimana Pedoman komunikasi yang baik ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak
dicapai adalah sebagai berikut :
a)
Pembaca dapat memahami definisi
komunikasi dan organisasi
b)
Pembaca dapat mengetahui hubungan antara
komunikasi dan organisasi
c)
Pembaca dapat mengetahui
hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi
- Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a)
Makalah ini diharapkan bisa menjadi
referensi bagi mereka yang ingin berorganisasi
b)
Makalah ini diharapkan bisa memberikan
solusi bagi mereka yang sedang mengalami hambatan-hambatan komunikasi dalam
organisasinya
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
A. Kajian Pustaka
1.
Teori
Komunikasi
a. Teori
Model Lasswell
Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).
Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).
b. Teori
Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi
Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.
Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.
2. Teori Organisasi
Teori Organisasi adalah teori yang
mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori
organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi
menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut.
Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Menurut
Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu
pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi
merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
Dalam
pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi
yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga
sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik
dan teori organisasi modern.
- Teori Organisasi Klasik
Teori
klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang
berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan
ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
1)
Teori birokrasi :
dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of
Capitalism.
2)
Teori administrasi :
dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari
Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
3)
Manajemen ilmiah :
dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
- Teori Organisai Neo Klasik
Teori
neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The
human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik.
Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan
social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas
dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi”
sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik
dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan
dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori
neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
1)
Partiipasi,
yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2)
Perluasan
kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3)
Manajemen
bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
- Teori Organisasi Modern
Teori
modern ditandai dengan ahirnya gerakan contingency yang
dipelopori Herbert Simon, yang
menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip
yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai
kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.
Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology
of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu
sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan
perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah
organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap
bertahan
Teori
modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi
merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori
modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan an saling
ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu
system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi
organisasi merupakan system terbuka.
B. Kerangka Berfikir
- Terdapat Hubungan Antara Komunikasi dan Organisasi
- Ada Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
- Terdapat berbagai Model Komunikasi dalam Organisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Cara/tekhnik Pengumpulan Data
Mengambil data-data dari Internet tentang hal-hal
yang berhubungan dengan teori Komunikasi dan Organisasi
B. Cara/tekhnik Pengolahan Data
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Office Word
dan ditulis dalam bentuk Makalah.
C. Analisa Data
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Variabel Terikat ( Y )
Yaitu, Pengaruh penerapan variable X
terhadap Komunikasi dan Organisasi yang baik
- Variabel Bebas ( X )
Yaitu,
Komunikasi, Organisasi, Model Komunikasi, dan Pedoman Komunikasi yang baik
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa komunikasi menunjukkan korelasi dengan
pelaksanaan organisasi secara keseluruhan. Penelitian Fred T. Allen mengungkapkan
bahwa karyawan atau anggota organisasi yang memiliki informasi yang lebih baik
akan menjadi karyawan atau anggota yang baik pula.
Organisasi
merupakan suatu kesatuan atau perkumpulan yang terdiri atas
orang-orang/bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama
berdasakan pola dan aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama. Bila
organisasi dikaitkan atau diterapkan terhadap kelompok manusia, maka dapat
disimpulkan bahwa
- Kelompok secara keseluruhan, mempunyai tujuan primer
- Anggota kelompok bekerja sebagai suatu unit untuk mencapai sasaran primer mereka
- Setiap individu mempunyai fungsi yang didesain yang memberikan kontribusi melalui pencapaian tujuan atau sasaran
- Pekerjaan setiap orang akan tidak mungkin atau tidak terlepas dari usaha-usaha orang lain
- Setiap anggota berhubungan dengan anggota-anggota lain dari kelompok ini dengan cara khusus (Gerald, 19).
Komunikasi penting bagi organisasi dan informasi penting bagi komunikasi yang efektif. Seseorang yang mengendalikan informasi akan mengendalikan kekuatan organisasi. Struktur organisasi ditentukan oleh keefektifan komunikasi. Ketika organisasi diharuskan mencapai tujuan, maka anggota-anggota yang berada dalam strukturnya akan bekerja sesuai dengan jabatan dan fungsinya untuk mencapai tujuan dimaksud. Setiap struktur saling melengkapi dan mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Konsekuensinya, angggota-anggota di dalamnya akan saling berhubungan melalui metode-metode pencapaian tujuan. Dengan demikian, anggota-anggota organisasi tersusun ke dalam sistem yang saling berhubungan yang mampu menginterpretasikan pesan, baik yang datang dari anggota kelompok/organisai itu sendiri maupun yang datang dari luar, atau mampu mengkomunikasikan sesuatu kepada siapa dan dengan cara apa.
Komunikasi dalam organisasi dapat terjadi dalam bentuk kata-kata yang ditulis atau diucapkan, gesture, atau simbol visual, yang menghasilkan perubahan tingkah laku di dalam organisasi, baik antara manajer-manajer, karyawan-karyawan, dan asosiasi yang terlibat dalam pemberian ataupun mentransfer komunikasi. Hasil akhirnya adalah pertukaran informasi dan pengiriman makna atau proses aktivitas komunikasi dalam organisasi.
B. Analisis
Y
= X1 + X2 + X3 + X4
Y =
Pengaruh penerapan variable X terhadap Komunikasi dan Organisasi yang
baik
X1
= Komunikasi
X2
= Organisasi
X3
= Model Komunikasi
X4
= Pedoman Komunikasi yang baik
Setelah
dianalisa, kami menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara Komunikasi, Organisasi, Model Komunikasi, dan Pedoman
Komunikasi yang baik dengan Komunikasi dalam Organisasi. Organuisasi tidak bisa
berjalan tanpa adanya komunikasi, komunikasi juga harus diterapkan sesuai
situasi dan kondisi yang semua itu ada dalam
Model Komunikasi, Serta Pemimpin dan yang dipimpin harus mengerti Pedoman
Komunikasi yang baik kalo tidak ingin terjadi kesalah pahaman dalam
berkomunikasi.
C. Pembahasan
1.
Apakah Komunikasi itu ?
Komunikasi
berasal dari kata “Communicare” (bahasa latin) yang artinya memberitahukan.
Sedangkan menurut bahasa inggris disebut Communication yang artinya pertukaran
informasi konsep, ide, perasaan antara dua atau lebih. Menurut Oxford
Dictionary, komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar informasi, ide, dan
sebagainya. Menurut Ensiklopedia, komunikasi adalah penyelenggaraan tata hubungan
kegiatan menyampaikan warta dari satu pihak dalam suatu organisasi. Jadi
sebenarnya komunikasi itu adalah proses pernyataan antar manusia, pernyataan
manusia disini dinamakan pesan (message), dan orang yg menyampaikan disebut
komunikator (communicator), sedangkan orang yg menerima pernyataan pesan
(message) disebut komunikan (communicator). Adapun isi pesan yang disampaikan
komunikator itu adalah pikiran atau perasaan, serta lambang dengan menggunakan
bahasa lisan maupun tulisan.
Komunikasi sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di perusahaan atau organisasi saja, di rumah maupun dimana pun kita berada pasti kita melakukan komunikasi. setiap orang dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tentunya menggunakan komunikasi, misalnya, seseorang yg membeli barang akan melakukan proses komunikasi, pembeli menyampaikan keinginan kepada penjual, dan penjual memahami maksud/keinginan pembeli, sehingga terjadi transaksi jualbeli. Dalam hal seperti ini telah terjadi proses komunikasi. komunikasi hanya dapat terjadi bila ada orang yang menyampaikan pesan/disebut dengan komunikator dan yang menerima pesan, serta adanya isi pesan yang hendak di sampaikan.
2.
Apakah Organisasi itu ?
Istilah
organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di
antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana.
Everet
M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan
organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
3.
Apa Hubungan Komunikasi Dalam
Organisasi ?
Korelasi
atau hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa
yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan,
media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban
bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya
menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan
jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi
dalam organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanco, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005)
rnengidentifikasikan tiga komunikasi dalam organisasi sebagai berikut: fungsi
perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen ambigu.
- Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
- Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antar-personal yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika Anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak Anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya.
- Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
4.
Bagaimana
Model Komunikasi dalam Organisasi ?
Model
komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan
penerima seperti gambar berikut ini :
Pengirim ------> Pesan
------> Penerima
Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
Pengirim Pesan Penerima.
a.
Sumber
mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang diterjemahkan atau disandikan ke
dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian disampaikan atau dikirimkan sebagai
pesan kepada penerima. Penerima menangkap symbol-simbol dan diterjemahkan
kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan mengirimkan berbagai
bentuk umpan balik kepada pengirim.
b.
Sumber
(source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang
digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut.
Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang
mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka,
berakan dsb.
c.
Sumber
mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi lisan. Manfaat komunikasi
lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan
penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll)
disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali diproleh.
Sedangkan komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo,
surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan
mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa
mendatang. Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada
umumnya penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan
penting yang tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan
karena kesalahan dalam mememilih media yang tepat. Langkah kelima adalah
decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol yang dipergunakan oleh
pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan,
pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua
arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam
berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide,
gagasan yang ia sampaikan. Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan
diterima dan diterjemahkan, penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah
proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut
bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula
dalam melaksanakan tujuan organisasi.
5. Apa saja Hambatan-Hambatan
Komunikasi Dalam Organisasi ?
a. Hambatan
Organisasional
yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi. Tingkat khirarkhi
bila suatu organisasi tumbuh, dan strukturnya berkembang, akan menimbulkan
berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan (jenjang)
tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu sampai.
Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada
jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang ada
dalam organisasi tersebut. Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi,
tetapi juga menimbulkan masalah-masalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda
keahlian bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi dan kepentingan dan
istilah-istilah dalam pekerjaan mereka masing dapat menghambat, dan membuat
kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul salah pengertian dan sebagainya.
b. Hambatan-hambatan
Antar Pribadi
Manajer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan
menyimpang dari maksud pertama. Manejer haruslah memperhatikan
hambatan-hambatan antar pribadi seperti : Persepsi selektif, status atau
kedudukan komunikator (Sumber), Keadaaan membela diri, Pendengaran lemah, dan
ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Persepsi selektif adalah suatu proses
yang menyeluruh dengan mana seorang menseleksi, mengorganisasikan, dan
mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi seseorang akan dipengaruhi
oleh pengalaman masing-masing. Untuk itu diharapkan seorang manejer memahami
sebanyak mungkin tentang kerangka piker, keinginan, kebutuhan, motif, tujuan
dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi dalam organisasi
yang ia pimpin menjadi efektif.
Status
Komunikator artinya hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan untuk menilai
terutama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang dalam
bidang yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa
komunikator dapat dipercayai. Keadaan membela diri. Perasaan membela diri baik
pada pengirim, maupun penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses
komunikasi. Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara
efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Ketidaktepatan dalam penggunaan
bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang terjadi dalam proses komunikasi
adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai contoh, perintah manajer untuk
mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu.
Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak konsisten seperti nada suara,
ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.
6. Bagaimana Pedoman komunikasi yang baik ?
a. Teliti tujuan sebenarnya dalam
setiap berkomunikasi
b. Pertimbangkan keadaan fisik dan
fisikhis orang lain dalam berkomunikasi
c. Konsultasikan dengan berbagai pihak
setiap proses manejemen mulai dari merencanakan sampai evaluasi.
d. Perhatikan tekanan nada dan
eksperesi wajah sesuai dengan isi pesan yang disampaikan.
e. Perhatikan konsistensi dalam
berkomunikasi
f. Jadilah pendengar yang baik dalam
berkomunikasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi berasal dari kata
“Communicare” (bahasa latin) yang artinya memberitahukan. Sedangkan menurut
bahasa inggris disebut Communication yang artinya pertukaran informasi konsep,
ide, perasaan antara dua atau lebih. Komunikasi sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya di perusahaan atau organisasi saja, di rumah
maupun dimana pun kita berada pasti kita melakukan komunikasi. setiap orang dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari tentunya menggunakan komunikasi.
2. Istilah organisasi berasal dari
bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari
bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada
yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
3. Korelasi atau hubungan antara ilmu
komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada
manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi
dalam organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanco, 2005).
B. Saran
1. Apabila
antara komunikator dan komonikan atau sebaliknya tidak terdapat kesamaan makna
karena salah satunya tidak mengerti apa maksud isi pesan yang disampaikan,
kondisi demikian dinyatakan suasana komunikasi yang belum efektif. Untuk itu
terlebih dahulu kita harus memahami pengertian komunikasi baik secara
etimologis maupun pengertian atau definisi komunikasi itu sendiri, tujuan ,
fungsi, serta juga unsur-unsur komunikasi dan hal-hal dalam berkomunikasi.
2. Keadaan
yang perlu dicermati dalam proses komunikasi adalah pengalaman. Jika pengalaman yang dimiliki komunikator sama dengan
bidang pengalaman yang dimiliki komonikan, maka komunikasi akan berjalan
lancar. Namun ketika pengalaman komunikator berbeda dari pengalaman komonikan
biasanya muncul perbedaan persepsi diantara keduanya karena tidak muncul
kesamaan makna, sehingga membuat komunikasi tidak efektif.
3. Seorang
Pemimpin atau Manajer dalam suatu organisai hendaknya mampu menghilangkan hambatan organisasional dan hambatan-hambatan
Antar Pribadi.
Daftar
Pustaka
Rujukan Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for
Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.
Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung. Handoko, T. Hani, 2003,
Manajemen, BPFE,Jogyakarta Muhammad, Arni, 1995, Komunikasi Organisasi, Bumi
Aksara, Jakarta. Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Organisasi, Citra Aditya Bakti,
Bandung. Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, JakartaKomunikasi Organisasi Lengkap,
Penulis: Prof. Dr Khomsahrial Romli, M. SI,
Fisher, B. Aubrey, 1986, Teori-teori Komunikasi.
Penyunting: Jalaluddin Rakhmat, Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Dedy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Buku, jurnal, dan sumber dari internet yang relevan.
Mulyana, Dedy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Buku, jurnal, dan sumber dari internet yang relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar