BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Penelitian
Peranan
manajer/pemimpin dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena keberadaan
manajer menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari
keberhasilan dalam berorganisasi. Salah satu tugas atau peran majaner yaitu
harus bisa mengelola konflik dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap
konflik itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Bagai
panglima perang di era global yang sarat kompetisi, seorang manajer mengemban
tugas menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi
serta pengaturan organisasi yang baik serta yang dibutuhkan oleh organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi
di tengah-tengah lingkungannya. Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan
manajer mempunyai kemampuan multidisiplin. Dalam perspektif yang lebih
sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin/manajer
yang disebutnya dengan “3A”, yakni alighting
(menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya), aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi
sehingga setiap orang menuju kearah yang sama), serta allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara mereka bekerja).
B.
Pembatasan
Masalah
Pembatasan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
- Untuk mengetahui peranan manajer terhadap pengelolaan konflik organisasi
- Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan dan kebijakan manajer terhadap pengelolaan konflik organisasi.
C.
Pokok
Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka pokok masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi “Bagaimana Peranan Manajer Dalam
Megelola Konflik Organisasi atau Perusahaan”.
D.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
sikap dan tindakan serta untuk mengetahui bagaimana kebijakan serta proses
pengambilan keputusan dari Manajer. Sehingga dapat menjadi ilmu dan pengetahuan
lebih dari apa yang sudah kami didapat.
- Manfaat Penelitian
Makalah ini
diharapkan bisa member manfaat dan
referensi bagi kita semua khususnya para pemimpin pemula agar tahu cara mengelola konflik Organisasi.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
A.
Kajian
Pustaka
1. Pengertian Manajer
Manajer
adalah seorang yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian pada suatu
perusahaan atau organisasi. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu
orang manajer umum yang juga merangkap sebagai pemilik perusahaan, sedangkan
pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki
beberapa orang manajer yang bertanggung-jawab pada area tugas yang
berbeda-beda.
2. Etika manajerial
Etika
manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori
klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
- Perilaku terhadap karyawan
- Perilaku terhadap organisasi
- Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
3.
Peran Manajer
Henry
Mintzberg, seorang ahli
riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh
manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke
dalam tiga kelompok, yaitu:
- Peran antar pribadi
Merupakan
peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan
simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan
penghubung.
- Peran informasional
Meliputi
peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru
bicara.
- Peran pengambilan keputusan
Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah
masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan
bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah
berinteraksi dengan orang lain.
4. Keterampilan Manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an
mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.
Ketiga keterampilan tersebut adalah:
- Keterampilan konseptual (conceptional skill). Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
- Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill). Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
- Keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
5. Pengertian Konflik Organisasi
Menurut Baden Eunson (Conflict
Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
- Konflik vertical, yaitu konflik yang terjadi antara atasan dan bawahan. Antara pemimpin dengan yang di pimpinnya.
- Konflik Horisontal, yaitu konflik yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
- Konflik di antara staf lini, yaitu konflik yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi perbelanjaan dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi perbelanjaan hanya mampu menyediakan produk yang jumlahnya terbatas.
- Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antar karyawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.
6. Penyebab Konflik
Konflik
dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:
- Batasan pekerjaan yang tidak jelas
- Hambatan komunikasi
- Tekanan waktu
- Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
- Pertikaian antar pribadi
- Perbedaan status
- Harapan yang tidak terwujud
B.
Kerangka
Berfikir
1. Terdapat
hubungan antara perbedaan individu, perbedaan latar belakang, perbedaan
kepentingan, dan perbedaan status dengan konflik dalam organisasi.
2. Konflik bisa terjadi antar karyawan, antara karyawan dengan atasan,
dan antara karyawan dengan konsumen
3. Terdapat berbagai macam cara kebijakan
manajer dalam mengelola/menangani konflik di dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Cara/tekhnik
Pengumpulan Data
Cara/tekhnik
pengumpulan data dalam makalah ini menggunakan pendekatan pola penelitian
berupa pengumpulan data dan berupa teori yang di ambil dari internet, serta
hasil observasi dilapangan yang ada tentang peranan manajer dalam pengelolaan
konflik dalam suatu organisasi atau Perusahaan.
B.
Cara/tekhnik
Pengolahan Data
Data diolah dengan menggunakan
Microsoft Office Word dan ditulis dalam bentuk Makalah.
C.
Tempat Penelitian
Tempat
penelitian ini berada di perusahaan Gallery Ponsel yang beralamat di Jl. Haji
Ung dalam Utan panjang Kemayoran
Jakarta Pusat.
D. Populasi dan Sampel
1.
Populasi Penelitian
Keseluruhan
subjek penelitian. Dalam hal ini seluruh keluarga besar Galery Ponsel, dari
Manajer, Staf, dan seluruh Karyawan
2.
Sampel Penelitian
Sampel
penelitian diambil dengan tekhnik wawancara kepada Manajer dan sebagian karyawan
sebagai wakil populasi obyek yang diteliti. Dalam hal ini kami meminta
pandangan karyawan terhadap kepemipinan
sang manajer dalam mengelola konflik di Galery Ponsel
E.
Analisis
Data
Dari
hasil penelitian yaitu berupa pengumpulan data yang ada baik yang dari internet,
data yang dari wawancara dan pengamatan peneliti serta data pendukung lainya
maka metode analisis datanya berupa semua hal yang ada berupa analisis
berdasarkan kualitatifnya. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis
deskriptif yang menggambarkan keadaan yang ada.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Obyek Penelitian
Obyek yang kami teliti adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang jual-beli telepon seluler atau ponsel
yang sudah mempunyai cabang di banyak tempat, khususnya di Jakarta. Dalam perusahaan tersebut pemilik
merangkap sebagai Manajer Perbelanjaan dan Manajer Pemasaran, di kantor
terdapat beberapa karyawan yang bekerja sebagai
staf administrasi, dan sebagai ujung tombak di lapangan terdapat banyak
karyawan yang tentu saja bertugas sebagai penjual. Latar belakang mereka sangat
berbeda-beda, ada yang berasal dari Lampung, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa
Barat. Latar belakang pendidikan merekapun berbeda-beda. Ada yang lulusan SLTP, SMU, bahkan hanya
lulusan SD.
Dengan latar belakang yang demikian
beragam, tentu saja konflik sering terjadi. Baik dikarenakan intonasi suara
yang menurut pembicaranya sudah sopan tapi dinilai pihak lain kasar. Demikian
juga kalo ada yang berbicara dengan bahasa daerah, ada karyawan lain yang merasa tersinggung di kira sedang
membicarakan dirinya. Belum lagi hubungan mereka dalam melayani konsumen, terkadang mereka akan terlibat
konflik baik dengan konsumen langsung maupun dengan rekan sendiri yang
maksudnya mungkin mau mengingatkan tapi ditanggapi berbeda.
B.
Analisis
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya,
setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompok atau rekan
kerjanya. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam
waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan
yang berbeda-beda.
Dalam
hal ini menjadi tugas seorang Manajerlah agar bisa membantu mengelola konflik
untuk memecahkan persoalan-persolan mereka, disamping persoalan-persoalan yang
ada hubungannya dengan perusahaan tentunya. Berbagai kemampuan tersebut memang
harus dimiliki oleh seorang manajer. Apalagi, tantangan sebagai manajer
tidaklah ringan. Pertama, implemetansi organisasi memerlukan proses
transformasi baik proses perkembangan suatu organisasi. Di sini informasi
adalah hasil pengolahan data yang relevansinya sangat tergantung kepada waktu.
Kedua, kesiapan SDM untuk dapat memanfaatkan peluang yang memerlukan
pengembangan kompetensi baru dan disiplin. Ketiga, pengelolaan perubahan
(change management) baik yang sifatnya sistemik maupun tidak sistemik.
C.
Pembahasan
1.
Peran
Manajer Dalam
Manajemen Konflik
Dalam
upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan, hal ini disebabkan karena
setiap jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik.
Perubahan institusional yang terjadi, baik direncanakan atau tidak, tidak hanya
berdampak pada perubahan struktur dan personalia, tetapi juga berdampak pada
terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan
konflik. Di samping itu, jika konflik tidak ditangani secara baik dan tuntas,
maka akan mengganggu keseimbangan sumberdaya, dan menegangkan hubungan antara
orang-orang yang terlibat.
2.
Pandangan
Manajer Mengenai Konflik
Terdapat
tiga pandangan mengenai konflik. Hal ini disebabkan karena adanya pandangan
yang berbeda mengenai apakah konflik merugikan, hal yang wajar atau justru
harus diciptakan untuk memberikan stimulus bagi pihak-pihak yang terlibat untuk
saling berkompetisi dan menemukan solusi yang terbaik. Pandangan itu adalah
sebagai berikut :
- Pandangan Tradisional Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah destruction, dan irrationality.
- Pandangan Hubungan Manusia. Pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.
- Pandangan Interaksionis.. Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.
3. Pengelolaan Konflik
Konflik
dapat dicegah atau dikelola dengan :
- Disiplin : Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
- Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan : Konflik dapat dikelola dengan mendukung pegawai/anak buah untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya : pegawai junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan, kursus dansebagainya untuk bisa menapak ke kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi pegawai senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
- Komunikasi : Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
- Mendengarkan secara aktif : Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
4. Teknik Atau Keahlian Untuk Mengelola
Konflik
Ada beberapa pendekatan dalam resolusi
konflik yaitu tergantung pada :
- Konflik itu sendiri
- Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya
- Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
- Pentingnya isu yang menimbulkan konflik
- Ketersediaan waktu dan tenaga
5. Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik
Ada beberapa pendekatan situasi
konflik, diantaranya :
- Diawali melalui penilaian diri sendiri
- Analisa isu-isu seputar konflik
- Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.
- Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik
- Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
- Mengembangkan dan menguraikan solusi
- Memilih solusi dan melakukan tindakan
- Merencanakan pelaksanaannya
6.
Strategi
Dalam Menyiasati Konflik
- Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer yang terlibat didalam
konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil
waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
- Mengakomodasi
Memberi
kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Pegawai/anak buah yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
- Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
- Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
- Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
1) Pemecahan sama-sama menang dimana
individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
2) Perlu adanya satu komitmen dari
semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu
sama lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam mengelola konflik
dalam suatu organisasi itu sangan penting diantaranya:
- Manajer sebagai mediator dalam memecahkan masalah
- Manajer sebagai konsultan terhadap bawahan
- Manajer sebagai motivator terhadap organisasinya
- Manajer mempunyai peran penting dalam pengambil keputusan
- Seorang manajer diharuskan bisa menguasai semua permasalahan dan dapat diselesaikan dengan musyawarah dan pemikiran yang baik sebelum memutuskannya.
Selain
itu seorang manajer juga diharapkan bisa menjadi teman sekaligus sebagai orang
tua dalam organisasi sehingga dengan keadaan seperti itu perkembangan
organisasi bisa diciptakan dengan baik dan dapat mewujudkan apa yang menjadi visi
dan misi dalam organisasinya.
B. Saran
Selama
penelitian yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa saran yang bisa menjadi
masukan yaitu:
- Manajer seharusnya bisa mengontrol apa saja yang dilakukan oleh anggota lainnya sehingga dengan begitu manajer secara langsung dapat mengetahui perkembangan yang terjadi dan tidak dilepas begitu saja.
- Manajer seharusnya bisa membimbing dan mengarahkan dengan baik sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa berkembang dan menjadi lebih baik sesuai yang diharapkan.
- Jika salah seorang dalam organisasi melakukan kesalahan maka segera ditindak dan diarahkan untuk tidak melakukannya sampai terulang kembali.
- Manajer bisa memberikan solusi yang terbaik untuk organisasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
ü Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition.
NJ: Prentice Hall.
ü Robbins, Stephen dan Mary coulter.
2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
ü M. Herujito, Yayat. 2006. Dasar-dasar
Manajemen, Jakarta:
PT. Grasindo.
ü K. Rampersad. Hubert, 2006. Total
Performance Scorecard. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
ü A. Judge. Timothy dan Stephen P.
Robbins. 2008. Prilaku Organisasi, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat..
ü Peran manajer from: www.wikipedia.org
ü Tugas dan wewenang manajer from: www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar