Rabu, 31 Agustus 2011
Jejak 4 Tokoh yang Sedikit Bicara dan Banyak Bekerja, Siapakah Mereka Itu?
Pemirsa dan pengunjung yang budiman dan semoga dirahmati Allah Swt, negeri ini dahulu pernah punya orang-orang yang sedikit bicara tetapi PUNYA ANDIL DALAM BERBAGAI HAL-HAL BESAR. Siapa mereka itu? Sebut saja pejuang-pejuang atau pahlawan-pahlawan Indonesia pada masa kemerdekaan, maupun pada masa dimana kebebasan menjadi hal yang mesti diperjuangkan. Panglima Besar Jenderal Sudirman, merupakan sosok pahlawan dan pejuan yang tidak pernah mengenal rasa takut dan tanpa mengenal lelah yang selalu memberikan spirit dan motivasi kepada para prajurit yang berada dibawah komandonya, bukan hanya melalui kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan. Sang Panglima pernah mengatakan : “…….jangan biarkan dunia berkata bahwa kemerdekaan kita dihadiahkan dari dalam tas seorang diplomat, Perlihatkan kepada dunia bahwa kita membeli kemerdekaan itu dengan mahal, dengan darah, keringat dan tekad yang tak kunjung padam………….”.
Semangat yang selalu dikobarkan oleh panglima saat itu, mampu MENGGETARKAN HATI PARA PRAJURIT KEMERDEKAAN untuk terus berjuang hingga tetes darah penghabisan. Padahal waktu itu, hanya satu paru-paru yang berfungsi dalam tubuh Sang Panglima karena sakit yang dideritanya. Setelah memberikan SUNTIKAN ENERGI KATA-KATA kepada para prajurit, Sang Jenderal memimpin langsung pasukannya untuk melawan tentara-tentara penjajah. Ditandu keluar masuk hutan, naik turun gunung, tak membuat semangatnya surut. Ketika BICARA dibuktikan dengan PERBUATAN, maka akan melahirkan KEKUATAN BERUBAHAN yang DAKSYAT dan LUAR BIASA.
Seruan untuk selalu SHALAT SUBUH BERJAMAAH di masjid pernah digaungkan oleh Buya Prof. Dr. Hamka. Diantara rutinitas Hamka ketika sedang dirumah, ialah selalu menghadiri shalat Subuh berjamaah di masjid. Beberapa saat sebelum masuk waktu Subuh Hamka berjalan menuju masjid dengan ditemani tongkatnya. BUNYI KETUKAN TONGKAT Hamka pada masyarakat sekitar masjid dijadikan suatu pertanda, bahwa waktu shalat Subuh sudah dekat, sehingga merekapun segera bersiap-siap untuk bangun dan menuju masjid. Hamka hendak mengajak masyarakat untuk gemar melakukan shalat Subuh di masjid bukan lewat lisannya, melainkan langsung dengan tindakan nyata yang ia lakukan sendiri.
Sementara Mohammad Natsir, hidupnya yang sederhana, tidak mempengaruhi sikapnya untuk TETAP TEGAR DI JALAN YANG BENAR, meskipun pada waktu itu beliau menjabat sebagai Menteri Penerangan RI pada masa pemerintahan Soekarna. Kediamannya tampak sangat sederhana, bahkan terlalu sederhana untuk ukuran seorang menteri. Kursi yang diduduki adalah kursi tua, ruang tamu yang jauh dari kesan modern. Ruang tamu itu hanya dihiasi sebuah lampu baca di pojok ruangan. Begitulah kesahajaan sang Menteri, ia adalah Natsir yang yakin dengan jalan hidupnya : MENGAMALKAN DARI APA YANG DIUCAPKAN. Ketika Natsir dibebaskan dari tahanan Orde Lama, ada aparat penyidik yang datang kepadaya. Aparat tersebut hendak meminta wejangan dari Natsir, karena ketika menginterogasi Natsir, dia menjadi gugup. Dengan santun Natsir berkata : “ Berlakulah ikhlas dalam beramal, jangan membohongi hati nurani dan apa yang kita ucapkan kita sudah mengamalkannya.
"Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta pun juga dikenal sebagai seorang yang pendiam dan lugu. Hatta yang punya julukan Bapak Koperasi inipun juga dikenal sebagai orang yang sangat ketat memanfaatkan waktu serta menepati janji. Ketika dirinya menjadi Wakil Presiden Hatta diminta untuk memimpin rapat. Waktu itu sesuai jadwal, rapat akan dimulai jam 7 pagi. Hatta hadir 15 menit sebelum rapat dimulai, namun sampai waktu yang ditentukan HANYA BEBERAPA ORANG MENETRI SAJA yang datang. Karena Hatta orang yang konsisten terhadap waktu, rapatpun dimulai, mesti peserta rapat hanya beberapa menteri. Sejak saat itu, bila ada rapat yang dipimpin oleh Hatta, menteri-menteri hadir tepat waktunya. KONSISTEN DENGAN WAKTU yang dianut Hatta tidak ia ucapkan dengan KATA-KATA, tetapi dengan KERJA NYATA. Rasanya saat ini, negeri ini sangat kekurangan begitu banyak ORANG-ORANG BESAR, yang SEDIKIT BICARA tapi banyak KARYA. Kita rindu mereka yang PERBUATAN BESARNYA mendahului BICARANNYA.
Bila kita dapat menyimpuLkan kenapa ke empat tokoh (yang kebetulan semua muslim) itu begitu konsistennya dalam menempuh jalan hidupnya?, barangkali ada spirit jiwa yang melatarbelakangi komitmen mereka adalah beranjak dari sebuah firman Allah Swt. ‘‘Orang-orang yang beriman dan berHIJRAH serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.’ (QS. At-Taubah : 9 : 20).
Hari ini memang kita sangat butuh orang-orang besar yang rela berjuang untuk membesarkan bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan bermartabat, bangkitkan kembali spirit perjuangan hidup untuk kemajuan bersama, Insya Allah kita bisa. (Ibnu S/ Red & Admin/19/01/10), data divalidasi dan diolah dari berbagai sumber.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar