JIN, Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.
Sedangkan Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk hati terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.
Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana Firman Allah: “Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka bersyukur (taat).”
Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul kejadiannya dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis. Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:
1. Dalam Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh.
2. Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3. Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
2. Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3. Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
– Khadam
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila diminta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila diminta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:
1. Khadam Asal.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syarak.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syarak.
2. Khadam Bersyarat.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
A. Dampingan Luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
A. Dampingan Luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
B. Dampingan Internal.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan keajaiban dan hal-hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal sebelumnya orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut. [edy witanto]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar