Senin, 29 Juni 2015

Kerajaan Champa

Sumber foto: asiamelayu.blogspot.com

Kerajaan Champa adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di sebuah wilayah, yang sekarang adalah Vietnam tengah dan selatan, pada tahun 192 M hingga 1832 M. Selama beberapa abad menguasai wilayah tersebut, akhirnya kerajaan Champa diokupasi oleh orang-orang Vietnam. Jadi, orang-orang Vietnam yang sekarang bukanlah penduduk asli wilayah tersebut. Melainkan pendatang dari wilayah lain.




A.      Profil Kerajaan
Menurut catatan sejarah Cina, Kerajaan Champa mulai berdiri pada tahun 192 M, yang kerajaannya disebutkan dengan nama Lin Yi. Kerajaan ini merupakan gabungan dari kota-kota yang mempunyai kekuasaan di wilayahnya masing-masing atau untuk itu dikenal dengan istilah konfederasi kota. Kota-kota tersebut bernama:
1.  Inderapura (wilayah yang sekarang bernama Dong Duong);
2.  Amaravati (wilayah yang sekarang bernama Quang Nam);
3.  Vijaya (wilayah yang sekarang bernama Cha Ban);
4.  Kauthara (wilayah yang sekarang bernama Nha Trang);
5.  Panduranga (wilayah yang sekarang bernama Phan Rang);


Pada awalnya, ibu kota kerajaan Champa terletak di Inderapura (875 M – 1000 M), kemudian dipindahkan ke Vijaya (1000 M – 1471 M), lalu berpindah di Panduranga (1471 M).  Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Champa pada setelah abad ke-7 meliputi wilayah-wilayah yang sekarang bernama: Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh, Phu Yen, Khanh Hoa, Ninh Thuan, dan Binh Thuan.


Masyarakat Champa (masyarakat yang juga dikenal dengan nama Urang Champa) adalah masyarakat yang mata pencahariannya berdagang. Berdasarkan penelitian, asal-usul masyarakat ini adalah Melayu-Polinesia yang menduduki nusantara pada abad sebelum masehi. Masyarakat ini pada awalnya menganut agama Hindu Siwa sebagai agama resminya. Setelahnya, pada masa pemerintahan raja Inderawarman II, beralih ke Buddha Mahayana. Kemudian, pada abad ke-13 barulah menganut agama Islam. Ciri dari masyarakat Champ ini juga adalah menganut budaya Matrilineal. Masyarakat ini bermusuhan dengan orang-orang Khmer (Kamboja) dan Dai Viet (Vietnam) yang masih berlangsung hingga sekarang. Bukti dari permusuhan orang-orang Dai Viet terhadap Urang Champ adalah pemerintah Vietnam membiarkan bangunan kuno Urang Cham di Vietnam, yaitu Kompleks percandian My Son dan Po Klong Garai, tidak diurus/ dilestarikan.


Gambar Kompleks Candi My Son (atas) dan Po Klong Garai (bawah)

Saat ini, Urang Champ tersebar di delapan negara, yaitu: Vietnam, Kamboja, Indonesia, USA, Thailand, Laos, dan Perancis.

B.      Latar Belakang Berdirinya
Kerajaan Lin Yi (nama kerajaan Champa sebelumnya) diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-Lien yang memberontak terhadap Kekaisaran Han pada tahun 192 M.



C.      Evolusi Kerajaan Champa
       Konsep evolusi yang dibahasakan di sini adalah perkembangan dan keruntuhan kerajaan Champa.
                Pada awalnya, ibu kota kerajaan ini terletak di Inderapura pada tahun 875 M. Pada tahun 982  M, kerajaan Dai Viet menyerang kerajaan Champa, sehingga menyebabkan kerajaan Champa beralih ke Vijaya, yang kemudian menjadi ibu kotanya pada tahun 1000 M. Setelahnya, kerajaan Dai Viet menyerang kerajaan Champa lagi di Vijaya pada tahun 1021, 1026, dan 1044 M. Kemudian pada tahun 1069, mereka menyerang lagi, dan menghancurkan kota Vijaya.


               Pada tahun 1080, kota Vijaya diserang oleh kerajaan Khmer. Pada tahun 1145 M, kerajaan Khmer menyerang lagi. Pada tahun 1177 M, masyarakat Champa melakukan serangan balasan ke ibu kota Khmer, dan membunuh rajanya. Akhirnya, pada tahun 1471, kerajaan Dai Viet, pada zaman dinasti Le, yang diperintah oleh Le Thanh Ton (1460 – 1479 M), berhasil merampas Vijaya. Kemenangan kerajaan Dai Viet tersebut membuat raja Dai Viet menjadikan Amaravati dan Vijaya sebagai bagian dari kerajaannya. Dengan kekalahan kerajaan Champ di Vijaya itu, kerajaan tersebut tidak berbentuk konfederasi kota lagi. Dengan kekalahan di Vijaya tersebut, Urang Champ bermigrasi ke Panduranga, dan menjadikannya sebagai ibu kotanya.


              Perpindahan ibu kota Champ di Panduranga, membawa corak baru bagi kebudayaannya. Di sini, Islam mulai berkembang di masyarakat Champ secara luas. Bahasa Sanskrit yang digunakan sebagai bahasa resmi, kini tidak digunakan lagi. Pada masa itu, bahasa Melayu yang digunakan secara luas.


              Kerajaan Champa juga mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan di nusantara, yaitu: kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, Kertawijaya, Raja Majapahit ke tujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Champa dapat ditemukan di Trowulan, situs ibukota Kerajaan Majapahit. Selain itu, dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa bahwa Raja Brawijaya V memiliki istri bernama Amarawti (atau Dwarawati), seorang puteri dari Kerajaan Champa yang beragama Islam. Beberapa Walisongo juga dikatakan pernah bermukim di Kerajaan Champa sebelum menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.


              Pada tahun 1695 M, penguasa Champa di Pandurangan melakukan perlawanan kepada Vietnam. Namun akhirnya kerajaan Champa kalah, sehingga kerajaan Champa menjadi negara bawahan oleh Kaisar Gia Long dari Dinasti Nguyen. Pada tahun 1832 M, akhirnya kerajaan champa dibubarkan oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar Minh Mang.



Berikut adalah peta yang memperlihatkan wilayah kerajaan Champa, pada tahun 1300 M: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar