Minggu, 26 Desember 2010

Beberapa persepsi jawaban atas kebingungan para ilmuan

Beberapa waktu yang lalu saya membaca di artikel http://takunik.blogspot.com/2010/08/7-soal-yang-sulit-dipecahkan-oleh.html
mengenai beberapa hal yang membingungkan oleh para ilmuan. Ada beberapa persepsi yang menurut saya sangat menjawab beberapa kebingungan tersebut.
Saat masih sekolah, teman-teman saya sering bercerita mengenai betapa menyenangkannya bermain game di komputer mereka. Berbekal CD game yang mereka pinjami saya mencoba menginstallnya kedalam komputer saya. Setelah sekian lama melakukan installasi, saya bingung dan kecewa mengapa komputer saya tidak bisa digunakan untuk bermain game-game canggih tersebut.
Ternyata komputer saya memang spec-nya terlalu rendah untuk game tersebut. Komputer saya Pentium 166 MMX, sedangkan game tersebut butuh paling tidak pentium III. Tentunya, dipaksa seperti apa sampai kapanpun komputer saya tidak akan mampu.
Apa hubungannya dengan kebingungan para ilmuan? Tanpa bermaksud merendahkan kepintaran para ilmuan, mungkin kita perlu menyadari bahwa terkadang ada sesuatu yang diluar kendali kita. Sesuatu yang oleh beberapa orang dianggap sebagai benda yang kita anggap paling powerfull di alam semesta yakni ”otak” tidak mampu dijangkau.
Thereis some limit where the science end, and faith begin. Terdapat sebuah batas dimana sains berakhir (tidak bisa diterapkan) dan keimanan dimulai.
Kebingungan mengenai asal muasal kehidupan yang dicari oleh para ilmuan yang sampai sekarang tidak ketemu-ketemu, seolah-olah seperti parodi seseorang yang ingin melihat matahari terbit tapi mencarinya dengan menghadap ke barat. Mungkin karena selalu berasumsi bahwa sebuah kehidupan ”harus” berasal dari sel tunggal dan menolak kehidupan bermula dari proses penciptaan. Kun Fa Yakun. Jadilah maka terjadi. Sesuatu yang tadinya tidak ada, menjadi ada, bahkan mungkin tanpa melalui proses yang dapat dicerna oleh akal.
Apakah saya yang dulu sama dengan saya yang sekarang? Sangat memacu rasa ingin tahu, karena setiap detik ribuan bahkan sel tubuh kita mati dan setiap detik pula sel tubuh kita yang baru menggantikan. Perhatikan ketika kita tidak mandi selama 3 hari, apa yang terjadi ketika kita menggaruk kulit kita. Betul. DAKI. Dari berbagai informasi yang saya dapatkan, daki adalah sel-sel kulit mati dari tubuh kita. Jadi, sjka ditinjau dari struktur sel atau semacamnya, tubuh kita adalah tubuh yang relatif baru dibandingkan dengan tubuh kita yang sebelumnya, karena sel penyusun tubuh kita telah berganti. [Saya yakin sel apapun dalam tubuh kita berganti. Kalau tidak berganti, atau ada sel yang ngeyel untuk tetap hidup, jadinya kanker bukan?] Tapi, saya percaya, ada sesuatu yang tidak berganti dalam diri kita.
Apa itu? Ruh.
Ruh yang tidak dapat dirusak oleh materi, ruh yang tidak dapat diindra oleh materi [mata kita juga meteri bukan?] dan ruh yang mungkin kelak akan ditanya oleh Sang Pencipta; ngapain aja kamu didunia? Kamu gunakan untuk apa saja tubuhmu di dunia? MenyembahKu atau menyembah otakmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar