Minggu, 26 Desember 2010

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Contoh penulisan daftar pustaka yang akan kita bahas di sini adalah mengenai sistematika dari penulisan daftar pustaka itu sendiri. Begitu memahami cara penulisan daftar pustaka, kita akan lebih fleksibel dalam menulis daftar pustaka. Dan untuk lebih valid lagi, kita akan menggunakan rujukan berupa kamus besar bahasa indonesia (KBBI). Mengapa KBBI? Karena KBBI boleh dikatakan sebagai rujukan utama dalam segala penulisan karya tulis berbahasa Indonesia. Di sebagian besar karya tulis yang pernah kangmoes baca, penulis karya tulis biasanya mengawali tulisannya dengan definisi. Jika tulisan tersebut berbahasa Indonesia, dari mana lagi kita mendapatkan definisi yang dapat dipertanggungjawabkan selain dari KBBI. Dengan asumsi seperti itu, segala bentuk tulisan yang terdapat di dalam KBBI tentunya sudah ditulis berdasarkan sistematika yang cermat dan hati-hati. Dan sesuai dengan bahasan kita saat ini, kita bisa belajar mengenai sistematika daftar pustaka dan cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.
Kita bisa ”pergi” ke halaman belakang untuk menemukan daftar pustaka ini. Di sana mungkin tidak tertulis daftar pustaka, bisa Pustaka Rujukan, Pustaka Acuan, bahkan versi bahasa inggrisnya, yakni Bibliografi. Menurut kangmoes, semua ini sama saja.
Dari situs, kita bisa menemukan sebuah pola penulisan daftar pustaka yang kurang lebih seperti ini:
penulisan daftar pustaka
Pada bagian pertama dari penulisan daftar pustaka adalah nama pengarang.
Aturan penulisan nama pengarang ini (walaupun kadang kurang relevan) adalah nama belakang penulis ditulis didepan nama depan yang kemudian dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh nama pengarang Slamet Raharjo ditulis:
Raharjo, Slamet
Nama pengarang Bagoes Rupamu ditulis:
Rupamu, Bagoes
Kangmoes berasumsi bahwa penulisan ini karena meniru gaya penulisan daftar pustaka ala eropa. Di negri ”Walanda”, nama belakang adalah nama yang menunjukkan nama keluarga yang biasanya digunakan untuk menghormati atau memanggil orang yang belum akrab. Sedangkan nama depan digunakan untuk orang orang yang sudah sangat akrab misalnya adik kepada kakak dan sebaliknya. Paling tidak itu kesimpulan yang kangmoes dapatkan dari film-film asing yang kangmoes lihat (wah kemakan film nih kangmoes :) ). Masih ingat presiden AS saat ini? Siapa? Ya, orang lebih hafal dengan ”Obama”. Bukan ”Barrack” yang nama depannya.
Nah mengapa diawal tadi kangmoes menyebut aturan penulisan nama pengarang ini ”kurang relefan”? Karena setahu kangmoes, jumlah orang yang menggunakan nama keluarga sebagai nama belakang tidak sebanyak jumlah orang yang tidak menggunakan nama belakang sebagai nama keluarga di Indonesia.
Bagian kedua adalah tahun penerbitan karya tulis. Ini tidak perlu diterangkan lebih lanjut. Sebua orang juga tahu kalau ditanya ”tahun berapa sekarang?” pasti menulis seperti ini:
2010
bukan seperti ini:
dua ribu sepuluh
Bagian ketiga adalah judul karya tulis. Judul karya tulis ini ditulis miring. Bukan miring nulisnya. Atau orangnya. Tapi tulisannya. Sebutan yang paling cocok adalah italic. Ketika kangmoes masih SMP (kalau tidak salah) kangmoes pernah diajarkan untuk menulis judul karya tulis dalam daftar pustaka ini dengan digaris bawahi. Belakangan kangmoes berpikir. Kenapa harus digaris bawahi? Kangmoes menganalisis: karena pada waktu itu komputer masih belum se-umum mesin ketik. Dan seperti yang kita ketahui mesin ketik tidak bisa digunakan untuk menulis miring ehm masudnya italic. Apalagi kalau pas lagi ujian (yang tentunya peserta ujian hanya menggunakan tulisan tangan). Tentunya akan sulit dibedakan mana tulisan yang italic atau yang bukan. Terutama bagi para siswa yang tulisan tangannya memang italic secara default :)
Bagian keempat dan kelima adalah nama kota dan nama penerbit. Tidak ada yang aturan spesial di sini. Selain penulisan kedua nama ini dipisahkan dengan tanda titik dua.
Ingat titik dua itu seperti ini lho ya :
Bukan seperti ini ..
Aturan tambahan yang perlu diingat adalah kesemua ”entry” atau ”masukan” diatas dipisahkan dengan tanda titik, kecuali nama kota dan penerbit seperti yang disebutkan diatas. Jadi jika ditulis, contoh daftar pustaka berdasarkan sistematika diatas menjadi semacam ini:
Rahajo, Slamet. 2010. Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar. Yogyakarta: Pustaka Senang Bahagia.
Artikel Contoh Penulisan Daftar Pustaka ini dipersembahkan oleh Kumpulan Artikel, Tips, Trik kangmoes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar